Wednesday, October 30, 2013

Dani Pedrosa vs Marc Marquez vs Jorge Lorenzo


Ingat dengan insiden di tikungan terakhir lap terakhir Jerez musim ini? Atau mungkin ini yang lebih baru, insiden menyebalkan yang menimpa Dani di Aragon persis di hari ulang tahunnya yang ke 28? Kejadian yang berbeda dampaknya, but with the same culprit, Marc Marquez.

Di Jerez, Marquez menyalip Lorenzo yang saat itu di posisi 2 dari dalam tikungan, Lorenzo sama sekali nggak mengantisipasi kedatangan Marquez dan mereka bersenggolan. Lorenzo melebar dan Marquez mengambil alih posisi 2 di belakang Dani, dan Lorenzo terpaksa finish ketiga.

Di Aragon, Dani yang sedang ada di posisi 2 dan bersiap menunggu momen untuk mengovertake Lorenzo, tiba-tiba terpelanting dari motornya saat Marquez yang ada di belakangnya melebar keluar lintasan, dan terpaksa gagal finish untuk pertama kalinya saat race musim ini. Setelah race baru diketahui kalau sebelum melebar, Marquez sedikit menyenggol motor Dani karena late breaking, dan membuat kabel traction control di RCV milik Dani putus. Jadi tanpa tau apapun, saat Dani menggas motornya, Dani justru terlempar. Very very weird accident because of that damn TC cable and that unresponsible rider. Memang bukan salah Marquez sepenuhnya, dia nggak tau kalau sentuhan minimal akan berakibat buruk pada rekan setimnya, tapi tetap saja Marquez penyebab semua petaka ini.

Dampak dua insiden ini berbeda. Lorenzo nggak jatuh karena senggolan Marquez dan tetap bisa finish meski harus merelakan posisi kedua direbut Marquez. Lorenzo tetap mendapatkan 16 poin yang berharga. Sementara Dani harus gagal finish, merelakan 16, atau 20, atau bahkan 25 poin yang berharga melayang, membuat hari ulang tahunnya terasa seperti mimpi buruk, dan memang bukan cedera berat *untunglah*, tapi cukup membuat Dani 3 hari nggak bisa bangun dari tempat tidur, dan terus menerus menahan nyeri, bahkan sampai race Phillip Island minggu kemarin. Dan yang terburuk, Dani harus merelakan kesempatan untuk menjadi juara dunia kembali lenyap.

Tapi mari kita lihat gimana kedua rider yang jadi korban itu menyikapi ini. Sesaat setelah finish, Lorenzo tampak sangat marah dan bahkan jelas menolak uluran tangan Marquez di parc ferme. Meskipun lama kelamaan akhirnya bisa biasa aja, kelihatannya. Dan Dani, dia jelas kesal dan mempertanyakan standar keamanan membalap di MotoGP, tapi setelah itu ya udah, dia maafin Marquez dan nggak menyalahkan Repsol Honda timnya. Tapi kejadian di Aragon dianggap serius oleh Race Direction dan menjadwalkan agenda hearing sebelum race Sepang di Malaysia. Setelah mendengar pendapat kedua belah pihak, Race Direction memutuskan Marquez mendapat 1 poin penalti, yang sejujurnya nggak berarti apapun. Sebelum hearing pun Dani udah pasrah, apapun keputusannya toh dia tetap nggak mendapat poin *hiks*. Tapi, Lorenzo dengan sinisnya berkomentar hukuman 1 poin penalti terlalu berat untuk Marquez, seharusnya Marquez mendapatkan tambahan poin di championship setelah apa yang ia lakukan sepanjang musim ini, seperti kejadian di Jerez, membuat marshal berlarian seperti ayam-ayam di Silverstone, dan menyalip Rossi di luar tikungan di Laguna Seca itu tontonan yang seru bukan? Haha, Lorenzo sadis amiiir..

Di luar lintasan, Dani tentu saja masih bersikap baik sama team matenya itu, sementara Lorenzo juga kembali biasa-biasa saja dengan Marquez, meski jelas mereka bukan teman baik. Di permukaan, semua tampak kembali baik-baik saja, tapi kita nggak pernah bisa menilai sesuatu hanya dari luarnya saja bukan?

Perbedaan besar sesungguhnya tampak di lintasan balap. Marquez yang meskipun sudah mendapat peringatan dari banyak pihak, termasuk Casey Stoner, bersikeras mempertahankan gaya membalapnya. Dan Lorenzo merespons ini dengan menurunkan level balapnya saat berduel dengan Marquez. Maksudnya, Marquez balapnya sembarangan, dia juga akan membalap sembarangan. Ini keliatan jelas di race Sepang kemarin, waktu Lorenzo – Marquez berkali-kali saling mengovertake, di salah satu aksinya, Lorenzo menyenggol Marquez. Aku yang liat langsung bisa menyimpulkan, ah kayaknya Lorenzo balas dendam senggolan Marquez di Jerez dulu deh, hahaa, bener nggaknya nggak tau deh. Next, di race geje Phillip Island, senggolan mengerikan kembali terjadi antara Lorenzo – Marquez, Marquez keluar dari pit saat Lorenzo datang dan masuk tikungan pertama dengan kecepaatan tinggi dan akhirnya bersenggolan cukup keras, untung nggak ada yang celaka. Salah dua-duanya menurutku, dan jelas kalo nggak ada yang mau ngalah.

Lalu apa yang dilakukan Dani saat di trek dan berduel dengan Marquez? Dani tetap Dani yang membalap pada level biasanya, dan tentu saja nggak berusaha membahayakan rider lain. Setiap mengovertake pun, Dani selalu melakukan clean pass. Saat persis berada di belakang rider lain pun ada attitude aman yang selalu dipatuhi Dani.

Sudah bisa melihat perbedaannya? Lorenzo menghadapi Marquez yang nggak dewasa, dengan cara yang juga nggak dewasa. Sementara Dani, sama sekali nggak mau menurunkan levelnya untuk membalas dendam. Truly gentleman, right?


Well, no offense for Marquez or Lorenzo’s fans ya. Ini sekedar pengamatan, dan kesimpulan yang mungkin amat sangat dangkal. Dan sejujurnya, MotoGP musim ini sangat amat membosankan, cuma 3 orang yang bisa merebutkan tempat terdepan. Penampilan Dani musim ini pun agak mengecewakan. Entahlah Dani di paruh musim kedua tahun lalu menghilang kemana, bahkan sejak race pertama di Qatar, Dani sudah berbeda. Siapapun yang akan jadi juara dunia nanti, aku nggak terlalu peduli. Kalaupun Marquez, berarti itu buah dari konsistensinya sepanjang musim yang selalu finish di podium, meskipun kadang membahayakan rider lain. Atau kalaupun Lorenzo, berarti itu buah dari kerja kerasnya mengejar ketertinggalan setelah cedera collarbone di Assen lalu, meskipun aku nggak suka omong besarnya. Dan semoga saja musim depan Dani kembali ke best formnya and get his best luck. Dani jelas pembalap hebat, tapi seandainya dia punya passion sebesar Vettel, mungkin kita akan lebih sering melihat Dani yang tersenyum lebar.

Thursday, October 24, 2013

Sebastian Vettel: A Fourth-world-champion-to-be


Peluang Vettel untuk jadi juara dunia keempat kalinya berturut-turut semakin besar menyusul kemenangan Vettel di Suzuka 2 minggu lalu. Sebenernya Vettel punya kans untuk mengunci gelar juara dunia di Jepang, tapi dengan syarat Vettel finish pertama dan Alonso finish nggak lebih baik dari posisi 8. Honestly, aku berfikir kalo Jepang bukan tempatnya. Dan bener aja, Vettel memang menang, tapi Alonso finish di posisi 4, belum memenuhi persyaratan. Meski selisih poin mereka sudah 90 dan hampir mustahil bagi Alonso untuk mendekat sekalipun.

Feelingku Vettel akan mengunci gelar di GP selanjutnya, di Buddh International Circuit, India. Meskipun aku nggak tau hitung-hitungannya, peluang Vettel untuk jadi juara di India katanya 91%, wow! Keunggulan poin Vettel saat ini 90 poin dari Alonso dan perlu 75 selisih poin untuk memenangkan titel di India. Syaratnya:
·         Alonso DNF atau finish ketiga atau lebih rendah, Vettel juara nggak peduli hasil yang didapatnya di race.
·         Alonso finish kedua dan Vettel finish kedelapan atau lebih tinggi, Vettel juara.
·         Vettel finish kelima atau lebih tinggi, Vettel juara tanpa peduli Alonso finish keberapa.

Honestly, aku beneran nggak ngerti itu itung-itungannya gimana, huhuu, am i that bad at math? Tapi banyak sumber menyebutkan kalo kemungkinannya seperti itu, jadi mari kita percaya saja :p *malas mikir.com*. I really can’t wait for Indian GP this weekend!

Tahun ini sepertinya jadi tahun yang menyenangkan untuk Vettel, “Hungry Heidi”nya sulit terkejar terutama setelah summer break. Vettel memenangi 5 race setelah summer break berturut-turut, Spa Belgia, Monza Italia, Marina Bay Singapura, Yeongam Korea, dan terakhir Suzuka Jepang. Di paro musim pertama pun Vettel sudah mengoleksi 4 kemenangan di Sepang Malaysia (very controversial one, Multi 21 mode :p), Sakhir Bahrain, Montreal Kanada, dan Hungaroring Jerman. Jadi 9 kemenangan di musim ini sudah di tangan Vettel dan masih sangat mungkin nambah lagi di 4 race tersisa.

Dengan 9 kemenangan dari 15 race yang sudah berlangsung, tampak kalau Vettel dan Red Bull tentunya, sangat-sangat dominan musim ini. Dan seperti sesuatu yang tak tertulis di angkasa raya ini, semakin tinggi pohon akan semakin kencang angin yang menerpa. Ya, dominasi Vettel dan Red Bull mulai mendapat tanggapan miring dari buanyak pihak. Banyak sekali yang berkomentar kalau mereka seperti kembali ke era Shumacher, F1 jadi membosankan karena pemenangnya sudah ketauan. Banyak juga yang meragukan kemampuan Vettel dan merasa kalau ini berkat Red Bullnya yang superior, dan berandai-andai kalau Vettel ditempatkan di posisi Alonso, Hamilton, atau Raikkonen apa Vettel akan sesukses ini. Well, aku sih ngakak-ngakak aja baca perdebatan orang-orang itu, karena sedari awal aku sudah menyimpulkan kalo Vettel dan Red Bull is a great driver in a great car. Vettel sesukses ini berkat Red Bull dan Red Bull sesukses ini berkat Vettel. Sebelum Vettel join di Red Bull tahun 2009, Red Bull belum pernah mengoleksi kemenangan sekalipun. Dan Adrian Newey yang diagung-agungkan sebagai jenius di balik kesuksesan Red Bull saat ini, sudah join sejak 2006, tapi ya itu Red Bull nyatanya baru bisa menang setelah Vettel masuk. So, i think they grow together, and achieved the tittle together. Driver and constructor’s championship for 2010, 2011, 2012, and 2013-to-be are the result for their hardwork.

As a person, i’m adoring his passion, his desire to win, his natural talent, his hardwork, his maturity to takes easy all the negatives. He’s not always be a protagonist, but yeah nobody’s perfect. I remember clearly how i were started liking him, semua gara-gara berita di kolom olahraga di koran Jawa Pos, tulisan Azrul Ananda. Di berita itu ditulis betapa berbakatnya Vettel, saat itu Vettel belum jadi juara dunia kayaknya, bakat alami dimana Vettel bahkan bisa mengamati bulir keringatnya yang ada di visor helmya saat race. Saat race lhoo! Keren amat yak ini orang, pikirku saat itu. Dan belum lama ini, race di Korea kalo nggak salah, setelah melintasi finish pertama kalinya Vettel malah komplain tentang selang minumnya yang nggak bekerja pas race, Christian Horner sampe terheran-heran. So i’m not liking him because he’s a triple world champion or a fourth-world-champion-to-be. He deserves it because his very hardwork.

Dear Vettel, biarin aja haters ngomong sesuka mereka, you know what you have to do. Let’s grab the fourth, fifth, sixth and many mooore titles and record breaking. Stay on fire, Seb! Really can't wait for Indian GP! 


Monday, October 21, 2013

MotoGP Phillip Island 2013: An Atypical Race


Banyak kata yang bisa dipilih untuk menggambarkan race MotoGP Phillip Island kemarin. Eventful. Chaotic. Thrilling. Weird. Disaster. Nightmare. Dangerous. Dumb. Silly. Semuanya senada, not in a good way. Atypical race kalo kata Dani, yah benar-benar nggak umum.

Mari kita urutkan kejadiannya. Pertama, Phillip Island baru aja diaspal ulang, pasti akan ada perubahan efek trek pada ban. Bridgestone selaku supplier tunggal MotoGP masih memakai data lama, tanpa melakukan tes sama sekali sebelumnya, dan menyediakan 2 macam ban yang biasa dipake di Phillip Island sebelumnya. Saat sesi latihan, pembalap merasa kalau grip lebih baik, tapi baru diketahui kalo trek bikin buoros ban. Semakin banyak sesi latihan, ketahanan ban benar-benar diragukan. Sampai akhirnya hari Sabtu setelah sesi kualifikasi ada perubahan jumlah lap yang semula 27 lap dipangkas jadi 26 lap dan pembalap diwajibkan untuk pitstop dengan ban baru (bike swap) satu kali atau flag to flag race. Entrance dan exit line pitlane juga diperpanjang. Race Moto2 yang beda supplier ban, Dunlop, malah dipangkas jadi cuma 13 lap. Oke, ini mulai geje.

Hari Minggu atau race day, saat warm up para pembalap sibuk melakukan simulasi bike swap, yang agak rempong juga ternyata, kudu lompat dari motor 1 ke motor satunya secepat mungkin *beresiko keseleo >.<*.

Nah, pas race Moto3 ada perubahan lagi. Jumlah lap kembali dipangkas jadi 19 lap dan pembalap diwajibkan untuk pitstop dengan ketentuan maksimal 10 lap dengan motor pertama dan menjalani lap sisanya dengan motor kedua. Perubahan yang cuma beberapa jam sebelum race ini karena Bridgestone benar-benar nggak bisa menjamin kalo ban mereka mampu bertahan lebih dari 10 lap. Yak, semakin geje.

Epic battle trio Spaniard
Puncak kegejean akhirnya berlangsung waktu race. Posisi grid terdepan dipegang Lorenzo, Marquez, dan Rossi, sementara Dani start di grid kedua di posisi 5. Race start, Lorenzo mampu mempertahankan posisi terdepannya, diikuti Marquez dan Dani yang langsung menyodok ke posisi 3. Segalanya masih berjalan normal di lap-lap awal, rombongan pertama seperti biasa trio Spaniard, Lorenzo – Marquez – Dani bersaing memperebutkan posisi terdepan. Dan rombongan kedua, juga seperti biasa Rossi – Crutchlow – Bautista, minus Stefan Bradl yang harus absen race karena cidera. Semua masih berjalan seperti race-race MotoGP yang selalu mudah ditebak, sampai akhirnya drama dimulai saat masuk ke lap 9. Dani Pedrosa jadi pembalap pertama yang masuk pit di akhir lap 9, bike swap berjalan mulus. 


Dani memilih mengikuti instingnya dibanding strategi untuk masuk pit lebih awal saat pembalap di depannya masih stay on track, jadi no traffic at pitlane. Oho, my Dani is so smart! Beberapa pembalap ikut masuk pit di lap 9 di belakang Dani dan beberapa sisanya masuk pit di akhir lap 10, termasuk Lorenzo. Tapi waktu Lorenzo melipir masuk pit, Marquez yang tepat di belakangnya memilih tetap di track. O ow! Komentator TV langsung ribut dan bingung karena Marquez nggak masuk pit di lap yang udah ditentukan race director, tim Marquez juga katanya bingung. Oke, jadi yang error siapa ni?? Marquez baru masuk pit di akhir lap 11. Ini drama pertama.

Drama kedua. Marquez keluar pitlane tepat saat Lorenzo dan Dani masuk tikungan pertama dengan kecepatan tinggi. Marquez dan Lorenzo sampe senggolan, mengerikan! Untung nggak ada satupun yang celaka. Formasi setelah itu, Lorenzo – Dani – Marquez.

Drama ketiga. Di 7 lap terakhir Dani dapat hukuman penalti 1 posisi, awalnya katanya karena speeding in the pitlane, tapi setelah ditelusuri lagi karena Dani melintasi garis putih di akhir exit line. Dani yang sedang di P2 melambat dan memberikan posisinya ke Marquez yang tepat di belakangnya. Dani jadi ke P3 dan sudah melakukan hukumannya.

Drama keempat. Satu lap setelah Dani memberikan posisinya ke Marquez, tiba-tiba muncul black flag dan no.93, big o ow! Marquez didiskualifikasi dari race karena mengabaikan perintah race direction dan masuk pit 1 lap lebih lambat dari yang diwajibkan. Haha, this is a funny show! Aku sudah memprediksi kalo Marquez belum akan mengunci gelar di Phillip Island, tapi nggak dengan cara aneh semacam ini. Dan ternyata nggak cuma Marquez yang dapet black flag, Staring dan Cudlin juga, dengan alasan yang sama.

Sisa race akhirnya berlanjut dengan Lorenzo yang perlahan menjauh dari Dani dan posisi ketiga yang lowong karena 1 dari trio Spaniard out, diperebutkan oleh Rossi, Crutchlow, dan Bautista. Checquered flag, Lorenzo finish pertama, diikuti Dani dan Rossi yang akhirnya berhasil memenangi duel dengan Crutchlow dan Bautista yang akhirnya finish berturut-turut di belakangnya.

Phew, what a weird race! Jarak Marquez – Lorenzo di klasemen pembalap yang tadinya 43 poin sekarang jadi tinggal selisih 18 poin gara-gara Lorenzo menang dan Marquez didiskualifikasi. Championship is still alive, in a very weird way! Entah siapa yang harus disalahkan di race yang rasanya kacau sekali ini, Bridgestone? Dorna? Race direction? Why is Dani not dropped his position to Rossi? And who’s the culprit for Marquez’s DQ, Marquez himself? Or his team? Belum lagi soal senggolan Marquez – Lorenzo. Semua berdebat soal ini, wow, baru ini race MotoGP dramanya ngalah-ngalahin F1.

Baca postingan @motomatters soal ini, penyebab semua kekacauan ini tak lain dan tak bukan adalah Bridgestone, entah itu Bridgestone sendiri atau dengan Dorna selaku penyelenggara MotoGP. Kalau Bridgestone sudah melakukan tes dan bisa menyediakan ban yang sesuai, maka kita akan menikmati normal MotoGP race. Gara-gara ternyata ban yang mereka sediakan sama sekali nggak bisa bertahan dengan kondisi trek sekarang, muncullah skenario flag to flag dari race direction. Masalahnya, aturan yang race direction buat berubah setiap 5 menit, tapi rider dan tim nggak dikumpulkan untuk diberi kejelasan peraturan dan konsekuensi penalti yang mungkin terjadi, cuma dikasih pengumuman di selembar kertas. It’s confusing, right?

Hasilnya beginilah, disaster kalo kata Stoner! Drama yang melibatkan Dani sepertinya karena Dani terlalu bingung dengan race yang geje ini. Di press conference after the race malah Dani bilang kalau dia hanya mengingat sedikit yang terjadi di race, “Everything happened so quickly and it was new, but it was a lot of stress from Saturday to know which tyres and how many laps, with the rules changing every five minutes”. Soal penaltinya, Dani berpikir kalo dia masuk pit pertama kali maka dia akan jadi yang terakhir saat keluar pitlane, jadi Dani merasa nggak perlu noleh ke belakang dan Dani menyentuh garis putih sedikit. That was all, jelas Dani. Saat race, Dani sudah melakukan penaltinya dan turun 1 posisi dari P2 ke P3, a.k.a membiarkan Marquez lewat, dan itu sebelum Marquez didiskualifikasi. Jadi, Dani udah bener dan posisi akhir di podium 2, bukan dropped 1 position on podium after the race di belakang Rossi.

Drama senggolan Marquez – Lorenzo bener-bener mengerikan! Marquez noleh 2x di pitlane exit, pertama track kosong, tapi waktu noleh kedua kali udah keliatan Lorenzo sama Dani ngebut menuju first corner. Lorenzo bener-bener tampak menuju Marquez, dan Marquez menuju racing line dengan kecepatan yang jauh lebih rendah. Yak, bener aja mereka senggolan! Mereka bertiga beruntung nggak terjadi insiden serius gara-gara ini. Race direction juga beruntung lolos dari masalah kalau hal buruk terjadi, safety rider benar-benar dipertanyakan karena exit pitlane yang malah diperpanjang, yang berarti batas kecepatan 60 km/jam diperpanjang mendekati racing line. Kalo di F1, pembalap nggak bisa sembarangan keluar dari pit, harus seaman mungkin dari pembalap lain yang melewati track. Menurutku Marquez – Lorenzo sama-sama salah karena nggak mereka nggak memilih the safest way.

Dan drama terbesar soal black flag Marquez, aku nggak tau siapa yang dudul disini. Tapi Marquez dan HRC tampak so silly di kejadian ini. Entah kenapa akhir-akhir ini HRC sering sekali bikin error dan malah memperkecil kesempatan pembalapnya di championship. Big example di Aragon lalu, gara-gara kabel kontrol traksi yang sama sekali tak terlindungi, Dani terlempar dari motornya, DNF, terlempar dari persaingan posisi pertama di championship, dan harus melewati sepanjang minggu menahan nyeri *untung nggak cedera*, termasuk pas race Sepang. Dan masih minggu lalu di free practicePhillip Island, mounting bolt di RCV Dani tiba-tiba lepas karena dipasangnya kurang kenceng, untung Dani cepet nyadar dan melipir ke pinggir track sebelum something bad happen. Why oh why, HRC, oh i mean Repsol Honda Team?

But somehow sepertinya ini hukuman sesungguhnya buat Marquez gara-gara selalu membahayakan rider lain, Marquez didiskualifikasi lagi aja di Motegi sama Valencia, race direction? :p   


And what will happen only in a few days at Motegi?? We’ll see. Semoga Dani bisa mengakhiri musim di posisi kedua klasemen..  :) 


Sunday, October 20, 2013

An Observation: Dani Pedrosa

Bosan dengan fakta soal Dani Pedrosa yang ditemukan waktu googling? I’ll give you an additional info, based on my observation and opinion tapi loh ya ini. Jadi ya kalo nggak valid dan subyektif harap dimaklumi, haha.. *ditimpuk samurai*

·         Dani Pedrosa adalah pembalap terganteng di MotoGP sepanjang masa. Really? Yeah, because i only see him in my eyes. Love is blind, right? :p

Jangan gitu ah, Dif! Jadi malu..
·         Dani Pedrosa adalah orang yang setia. Buktinya setiap race Dani selalu pakai helm dengan desain yang sama. Arai dengan warna biru di atasnya dan logo samurai kebanggaan Dani di bagian belakang. Vettel aja hampir tiap race desain helmnya ganti terus. Dan soal ehm, pacar *tadinya mau denial*, Dani juga setiaaaa banget. Sudah beberapa tahun *kabarnya dari 2004*, Dani menjalin hubungan dengan Yvette Amescua, atau yang akrab dipanggil mpok Ipet (yang ini jangan dipercaya). Pernah waktu Dani ketemu fans setianya yang masih anak-anak, namanya Dylon, Dani ditanya punya pacar berapa? Dani sambil senyum jawab, only one, sementara Dylon menyombongkan diri dan bilang kalo pacarnya banyak, haha. Meskipun untuk sekarang masih nggaknya cuma Dani yang tau, soalnya sampe sekarang nggak pernah liat ada di paddock pas race sih. Ada yang penasaran Yvette itu cantik atau nggak? Liat aja di youtube yang “Dani Pedrosa life away from track”, ada Yvette di rumahnya Dani di Swiss, omo omo!

Itu helmnya Dani, cakep yak?
·         Dani Pedrosa adalah satu-satunya pembalap di grid saat ini yang sama sekali nggak mau pake UG (umbrella girl). Dani lebih memilih selalu dipayungi sama mekanik timnya, Emanuel Buchner, yang bertangan kekar dan berbulu, jauh dari kata seksi. Meskipun tampaknya si om Buchner nggak menikmati tugasnya, habis ekspresinya serem mulu, beda jauh sama mbak-mbak UG yang selalu tersenyum, hahaa. Awalnya semua berpikir kalo Dani takut konsentrasinya terganggu, tapi dari salah satu interview baru-baru ini di motogp Australia, baru terungkap kalau sebenernya jaman dahulu kala, UG butuh akses ke grid yang berarti special pass dan Dani harus memilih diantara memberikannya ke mekanik yang bisa membantu kalo ada sesuatu yang salah, atau seorang gadis. Jadi, Dani dan timnya berpikir lebih penting seorang mekanik. Sekarang peraturannya sudah berubah, tapi Dani nggak tau, dia baru tau di beberapa race yang lalu *lha kok isoo??*. Haha, dan Dani lagi nyari UG loh. Posisi bergengsi, kata Dani “You know I haven’t had one for so many years, the first one has to be perfect!”. Waaa, mau ngelaamar jadi UGnya Dani aaah! *Dif, bangun Dif!*. Jadi penasaran kalo akhirnya Dani pake UG gimanaa ya? Pasti kita nggak akan ketemu muka masam om Buchner lagi di grid :p

Dani dan Om Buchner yang setia setiap saat
·         Dani Pedrosa punya BFF alias best friend forever yang sama-sama ganteng, namanya Raul Jara. Sahabat yang juga jadi kru timnya. Dan sekarang, om Raul-lah yang bertugas sebagai manajer Dani menggantikan om Alberto Puig yang sekarang disibukkan dengan Asia Talent Cup.


·         Dani Pedrosa belum lama ini join twitter, akunnya @26_DaniPedrosa. Sudah follow? Kalo belum buruan gih follow. Sebenernya Dani sama sekali nggak suka sosial media, ini juga doi terpaksa kayaknya. Demi kita fansnya, muahahaa, jadi nggak enak. Jadi awalnya ada akun yang ngaku-ngaku akun resminya Dani dan repsol honda memutuskan bikin akun twitter buat Dani biar fans nggak bingung, kalo sewaktu-waktu Dani berminat bisa langsung dipake. Dan untunglah Dani mau make itu akun twitter. Akhirnya Dani twitteran juga, yay! Tapi ya gitu, Dani updatenya jarang-jarang. Jadi tiap nemu twitnya Dani di timeline bawaannya yang excited banget. Tapi sih Dani nggak pernah ngetwit soal kehidupan pribadinya, pasti yang berhubungan sama MotoGP, padahal sini kan kepo Dani lagi ngapain aja, hohoo. :p
·         Dani Pedrosa selalu mengupdate blognya setiap Senin sore waktu Eropa. Kadang molor, apalagi kalo Dani dalam perjalanan ke race berikutnya, tapi dalam seminggu selalu ada 1x update. Dani absen ngeblog kalo lagi summer break, atau winter break (a.k.a selang antara musim selesai sampai musim tahun berikutnya). Belum pernah baca blognya Dani? Kesini aja http://blogs.repsol.com/competition/dani_pedrosa/, jangan lupa comment dan semangatin Dani yaa! J
·         Dani Pedrosa selalu make jam tangan di tangan kanannya dan menghadap atas. Jam merek CVSTOS yng didesain sendiri oleh Dani, warna hitam dengan garis orange di sisi kanan kirinya. Keren ih, bikin pengen punya juga. Jam kesayangan yang kayaknya nggak pernah lepas dari tangan Dani. FYI, jam Dani ini mahal banget lho, yah seharga CRV gitu deh.
·         Dani hobi banget main sepeda. Atau kalau nggak nonton balap sepeda. Dani sering cerita soal balap sepeda yang lagi diikuti di blognya, yang mana aku tak mengerti satupun. Maklum lah, tontonanku kalo nggak MotoGP ya F1.
·         Dani Pedrosa is a very kind hearted man. Baik banget. Nggak pendendam. Kalo dia dirugikan, dia akan kesal, tapi ya udah, dia akan memaafkan.
·         Dani Pedrosa kalo pas dishoot kamera di paddocknya lebih sering cuek dan cool dibandingkan liat ke arah kamera dan senyum. Rasanya jadi pengen njawil dan manggil, “Dani, Dani, noleh dan senyum ke kita doong?”

Tuh kan, doi cuek aja
·         Dani Pedrosa jarang pake celana pendek, seringnya pake jeans biru panjang dan bajunya *selalu baju dengan buanyak logo sponsor* lebih sering pake kaos repsol warna putih yang berkerah di area sirkuit, untuk press conference misalnya. Atau kalo untuk yang lebih santai,  Dani suka pake kaos Alpinestars warna hitam semacam ini. *Well, ini kayaknya tergantung suasana deh, macam di Sepang yang panas banget, Dani pake celana pendek juga ding*

Foto yang diupload Dani pertama kali di twitternya
·         Dani Pedrosa kalo lagi nggak pake baju sponsor, tampaknya lebih nyaman dengan style baju-baju berwarna gelap.

·         Dani Pedrosa adalah rider yang nggak suka bikin selebrasi aneh-aneh kalo menang. He’s a simple man. Paling ngangkat motor, ngepalkan tangan, sama senyum super lebar di parc ferme dan podium.

His super happy face is priceless
·         Dani Pedrosa itu pemalu, sama kayak aku. Tapi sih katanya sekarang udah mendingan dibandingkan dia waktu umur 20an awal. Dan semakin lama semakin tampak mendingan, he's getting funnier day by day. Aslinya, Dani itu lucu lho, cuma imagenya aja tampak serius. Jurnalis yang bertahun-tahun ngeliput MotoGP pun bisa merasakan perbedaan kalo Dani tampak lebih santai dan less serious. Dulu, Dani paling males diinterview dan jawab pertanyaan pun seadanya, tapi sekarang Dani malah jadi salah satu orang paling menyenangkan di paddock MotoGP. Fans pun bisa kok lihat kalo Dani emang beneran berubah, makin lucu dan nggemesin, uwuwuu..

Abaang, bannya jangan dicolong please! :p

So far sepertinya ini dulu, nanti kalo ada ide ditambah lagi. Salam manis dari abang ganteng Dani Pedrosa! J


Wednesday, October 16, 2013

Very Happy Weekend: Dani Pedrosa and Sebastian Vettel Win!


Hari Minggu kemarin bener-bener jadi salah satu hari paling menyenangkan. Kenapa? Soalnya my very favorite rider and driver, Dani Pedrosa dan Sebastian Vettel menaang! Dani menang di motogp Sepang, Vettel menang di F1 Suzuka, di hari yang sama, hoho. I’m full of joy, tidurku bahkan jadi nyenyaak banget.

Karena F1 tayang lebih dulu, aku bahas F1 Suzuka dulu yaa? Sepanjang minggu mungkin Vettel nggak terlalu tampak mendominasi. Vettel cuma tercepat di free practice 2. Pas FP3 dan kualifikasi Vettel lumayan terganggu dengan masalah KERS di mobilnya. KERS sempat kembali di QP2 dan Vettel jadi yang tercepat, tapi di saat krusial QP3, KERSnya kembali bermasalah. Jadilah Vettel menjalani penentu kualifikasi tanpa KERS, tapi tanpa KERS pun Vettel dapet posisi 2, cuma selisih sedikit dari rekan setimnya, Webber, yang menjalani kualifikasi nyaris tanpa gangguan. He’s really fast! Tapi ini untuk pertama kalinya dalam musim ini Webber meng-outqualified Vettel. Vettel sendiri nggak terlalu mempermasalahkan posisi startnya, dan aku suka kata-katanya setelah kualifikasi, ”We had an issue in qualifying, but i’m not a big fan of thinking that without this, with this, if this, you know... it’s always unknown.” Yeah, bener juga! Kadang kita terlalu sering berandai-andai.

Race dimulai jam 15.00 waktu Jepang atau 14.00 WITA. Posisi grid terdepan Webber,Vettel, Hamilton. Start Vettel agak kurang oke, jadi doi turun ke posisi 3 di belakang Grosjean dan Webber. Vettel malah sempat nyenggol ban depan Hamilton. Sempat khawatir ada masalah sama front wingnya Vettel, tapi ternyata aman-aman aja. Yang nggak aman Hamilton, senggolan sama Vettel menyebabkan tire puncture dan terpaksa Hamilton harus retire di lap ke 6. Di awal race aku nggak berpikir kalo Vettel bakalan menang, soalnya pacenya Webber tampak lebih bagus. Tapi perbedaan strategi pit stop menguntungkan Vettel, jadi Vettel dengan 2 pit stop dan Webber 3 pit stop. Nah, strategi ini yang kemudian jadi drama dan diperbincangkan buanyak orang. Ada yang bilang ini sengaja biar Vettel menang, ada yang bilang kalo ini strategi briliant dan bikin RedBull finish 1-2. Christian Horner sendiri mengklarifikasi kalo pemakaian ban Webber terutama di lap2 awal lebih boros dari Vettel, jadilah Webber dengan 3 pit stop. Sementara Vettel lebih jago menghemat ban, jadi cukup dengan 2 pit stop.

Tapi ya bukan F1 kalo tanpa drama. Race 53 lap berakhir dengan Vettel yang melintasi garis finish pertama, diikuti Webber dan Grosjean. Kemenangan Vettel di GP Suzuka ini merupakan kemenangan kelima Vettel berturut-turut dan kemenangan keempat Vettel dari 5 race yang sudah digelar di Suzuka. Vettel memang belom mengunci gelar juara dunia di Jepang, tapi selisih poinnya dengan Alonso sudah sampai 90 poin. Dan race berikutnya Vettel cukup finish kelima untuk memastikan gelar juara dunianya. Ditanya soal ini, komentar Vettel, “Why is it that people always underestimate races? Nothing is easy – not even P5 – and nothing comes for free. There is always a huge amount of work involved. And it is never our style to say, “well, let’s focus on finishing fifth”. We always attack as such as we can – it is in the DNA of the team”. Oke, harus diakui kalo Vettel ini keren, pembalap yang selalu kerja keras.

And Vettel, congrats and thanks for bring me the first happiness on my Sunday!

Nggak lama setelah race dan selebrasi F1 Suzuka beres, aku lanjut ke tontonan berikutnya.. jeng jeng, MotoGP Sepang! Dani start dari posisi 5. Meskipun sepanjang minggu Dani tampak very strong dengan menguasai 3 sesi free practice, tapi pas kualifikasi Dani agak terkendala sama kondisi sirkuit yang sedikit basah karena hujan yang sebelumnya turun. Grid terdepan jadi milik Marquez, Rossi, dan Crutchlow. Tapi sih aku nggak khawatir meskipun Dani harus start dari grid kedua, because he’s a great starter.

Race start. Sesuai dugaan Dani langsung menyodok ke depan, berebut posisi pertama sama Lorenzo, tapi Lorenzo yang menang *harus diakui dua orang ini paling jago startnya di motogp*. Posisi lap-lap awal Lorenzo, Dani, Marquez, Rossi, Crutchlow. Dani sabar membuntuti Lorenzo, sampai akhirnya di trek lurus akhir lap ke 5, Dani berhasil menyalip Lorenzo untuk posisi pertama. Begitu Dani berhasil, Marquez ikut langsung melancarkan serangannya dan nyalip Lorenzo juga. Tapi Lorenzo nggak mau kalah, disalipnya balik itu anak. Dan selanjutnya kita disuguhi adegan salip-salipan Lorenzo Marquez, nggak cuma sekali dua kali, tapi banyak kali, meskipun akhirnya Marquez yang menang. Perebutan posisi kedua yang sengit ini membuat Dani bisa perlahan-lahan membuat gap dan mengamankan posisi pertamanya. Marquez sendiri sadar terlalu beresiko untuk mengejar Dani, dan dia cukup puas dengan posisi kedua. Sementara Lorenzo dan Rossi tampak kepayahan untuk mengejar duo Honda, dan memilih puas dengan posisi 3 – 4.

Dan akhirnya, chequered flag! Dan Dani melintasi garis finish pertama kali. Omo omo, akhirnyaaa Dani menang lagi setelah terakhir menang pertengahan Mei lalu! Sepanjang minggu aku berusaha menekan ekspektasiku, takut sedih berkepanjangan lagi, pas race juga yang harapannya yang penting Dani finish. Tapi ternyata saat kita nggak terlalu berharap, kita dikasih kejutan! Aaakk, ini benar-benar pengobat yang sempurna setelah heartbreaking di Aragon lalu. Dani looks very very happy! Makes me super duper happy!

And Dani, congrats and thanks for bring me the most happiness on my Sunday!
Ichiban Vettel! Flacco Dani!
Semoga minggu-minggu berikutnya semenyenangkan ini! :')

Note: Pict menyusul! Mau upload gambar tapi susaahnya minta ampun, sinyal internetnya ngek ngok nii..

Tuesday, October 1, 2013

Happy Birthday, Dani Pedrosa!


29 September 2013, ulang tahun ke 28, pembalap MotoGP no 26 kesayanganku, Dani Pedrosa. Seharusnya banyak hal menyenangkan terjadi di hari ulang tahun seseorang. Tapi entah kenapa rasanya semesta begitu kejam justru di hari spesial Dani. Bukan Dani kalau dia akan berlama-lama larut. Dia kesal, kecewa, tapi kemudian memaafkan. He has the biggest heart, bagaimana bisa aku berhenti mendukung Dani? So universe, pleasee be nice to that super kind hearted man, semoga gelar juara dunia MotoGP akhirnya bisa diraihnya, he deserves it. It's his biggest hope, my biggest hope, and our biggest hope. Amin.

Feliz cumpleanos, Dani! I love you more and more, champeon!