Sunday, January 12, 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 9 Part 1


Kediaman PM sedang sibuk menyiapkan konferensi pers tahun baru, In Ho mengecek semua persiapan dengan wajah suram, ia mengingat pengakuannya pada Da Jung semalam. Hye Joo datang dan bertanya apa persiapannya belum selesai? In Ho berkata sudah hampir siap, tapi dimana Jongri-nim dan Da Jung?


Da Jung yang dicari ternyata masih tertidur pulas. Yul yang sudah siap memandangi Da Jung yang tampak mau muntah dalam tidurnya dan membangunkannya. Da Jung membuka mata dan bangun, tapi tak sanggup, kepalanya sakit sekali. Yul: “Ckck, pantas saja kau seperti ini, kau meminum semua botolnya, akan aneh kalau tidak sakit kepala.” Da Jung beneran tak kuat bangun dan tanya apa boleh dia tidak ikut? Yul tentu langsung menjawab, tidak! Cepat bangun!


Da Jung mencoba bangun lagi, tapi baru duduk sedetik langsung baring lagi. Yul kesal dan menarik selimut Da Jung, “Kau tak mau bangun? Bersiaplah dalam 5 menit.” 

Yul keluar kamar, tapi belum ada semenit, Yul yang cemas membuka pintu sedikit dan bertanya-tanya apa Da Jung baik-baik saja?


Reporter mulai berdatangan ke kediaman PM, termasuk reporter Byun yang membawa selembar amplop, yang berisi foto-foto Da Jung dan In Ho. Reporter Byun ngomong sendiri, jangan terlalu membenciku, seharusnya kau tidak melakukan hal buruk, sambil ketawa-ketawa sendiri. Bos Go memanggil reporter Byun dan bertanya amplop apa yang dipegangnya. Reporter Byun hanya bilang kau akan tau nanti, hari ini aku akan menunjukkan seperti apa reporter sejati itu. Hee Chul punya perasaan tak enak, tapi Bos Go malah mempersiapkan sesuatu untuk pelajaran bagi Da Jung.


Da Jung yang belum hilang mabuknya jalan sempoyongan sambil bersandar di dinding, kepalanya masih sakit. Da Jung minta dirinya sendiri bertahan, demi Jongri-nim aku akan menahannya. Da Jung minum air putih banyak-banyak untuk mengurangi mabuknya.


In Ho datang, Da Jung tampak ingin menghindar tapi tak bisa. In Ho: “Tampaknya kau minum banyak semalam, apa kau baik-baik saja?” Da Jung mengiyakan, tanpa menatap In Ho. In Ho berpesan dalam konferensi pers nanti pasti akan banyak pertanyaan pribadi, apalagi kalian berdua sedang banyak dibicarakan, jawablah dengan santai dan jika ada pertanyaan yang kurang enak cukup beri sinyal pada Sekretaris Seo, dan untuk masalah kemarin... Da Jung enggan membahasnya, sebentar lagi acaranya dimulai kalau aku telat pasti aku akan dimarahi Jongri-nim, sebaiknya aku pergi dulu dan Da Jung buru-buru pergi.


Di halaman, Da Jung bertemu Yul yang langsung bertanya apa Da Jung masih tak enak badan? Da Jung berkata ia tak apa-apa. Yul mendekat dan menyentuh dahi Da Jung, “Kalau masih merasa tak enak badan, kau tak perlu ikut.” Da Jung hanya menatap Yul. Yul heran, Nam Da Jung-ssi? Da Jung tersenyum ceria, “Jangan khawatir Jongri-nim, bukankah kembang acara ini adalah aku, kalau aku tidak ikut nanti malah tidak enak.”


Bos Go dan Hee Chul mengambil banyak makanan. Bos Go menunjukkan sebuah obat yang kalau kau meminumnya, selama dua hari berturut-turut kau akan terkena diare, aku akan menaruhnya ke gelas ini. Hee Chul kaget, mau kau berikan pada siapa? Jangan-jangan untuk Da Jung noona? Bos Go masih kesal dengan Da Jung yang tak menghiraukan mereka, bukankah status mereka sama. Kalau Da Jung mencoba mengabaikannya lagi, ia tak akan tinggal diam.


Hye Joo membuka acara, Yul dan Da Jung masuk sambil berpegangan tangan. Bos Go dan Hee Chul bangkit dan mengajak Da Jung bersalaman, tapi Da Jung tak melihatnya. Bos Go menuang isi obatnya ke gelas sampanye dan menyuruh Hee Chul memegangnya. Da Jung mendekat dan berterimakasih karena mereka telah datang dan bertanya apa Bos Go masih marah karena ia menolaknya kemarin? Bos Go menyangkal, ia bukan orang seperti itu, aku mengerti perasaanmu. Bos Go mengajak Da Jung minum dan memberi isyarat Hee Chul untuk memberikan gelasnya ke Da Jung. Hee Chul enggan, jadi Bos Go mengambil gelasnya dan mengulurkannya ke Da Jung. 


Da Jung sebenernya nggak mau, tapi gelas itu terpaksa diterima dan Da Jung hampir muntah. Bos Go heran, apa kau minum semalam? Hee Chul setuju, kau tampak tak enak badan. Bos Go berkomentar, “Aigoo, seorang istri PM minum alkohol? Buruk sekali.”


Yul mendekat, “Tampaknya begitu, Nam Da Jung kita memang tidak bisa banyak minum alkohol.” Yul mengambil gelasnya dari tangan Da Jung, tak perlu kau paksakan, biar aku yang akan meminumnya. Dan Yul menghabiskan isi gelas diikuti pandangan shock Bos Go dan Hee Chul. Yul kemudian mengajak Da Jung pergi. Bos Go heboh, kenapa dia yang meminumnya, apa yang harus kita lakukan?


Konferensi pers sudah dimulai, Yul sedang berbicara. Bos Go berbisik-bisik, bukankah seharusnya PM sudah merasakannya? Hee Chul malah merasa kalau Da Jung yang kelihatan buruk keadaannya. Seorang reporter bertanya pada Da Jung, tahun lalu kau dikenal sebagau pembuat masalah paling besar (semua tertawa), sebagai seorang suami sebenarnya PM Kwon Yul itu orang seperti apa?


Da Jung menoleh ke Yul sebelum menjawab, “Seperti yang kalian tau, dia kuat, dingin, pemilih dan sangat sulit untuk didekati, tapi bagiku dia adalah suami yang terbaik.” Yul tampak kaget dan menatap Da Jung.


Reporter Byun mengangkat tangannya dan bangkit untuk bertanya, “kalian berdua tampaknya memiliki hubungan yang sangat baik, aku bisa melihat pertunjukan ini akan sempurna seperti yang kukira. Nama pertunjukan ini adalah kebohongan pada semua masyarakat Korea.” Semua langsung heboh. Reporter Byun melanjutkan, “Kalian berdua, apakah ini memang pernikahan yang sesungguhnya? Ataukah hanya nikah kontrak?” Yul tenang dan meminta bukti.


Reporter Byun maju dan menunjukkan foto-foto Da Jung dan In Ho. Yul menatap marah Da Jung dan In Ho. Reporter  Byun menunjukkan bukti lain, rekaman dari ayah Da Jung dan laporan kantor polisi, 100% ini adalah nikah kontrak. Semua semakin heboh. Reporter Byun membentak Yul, apa kau akan terus berbohong seperti ini?


Yul tampak akan marah, tapi malah berlutut memegang kaki reporter Byun, mengaku salah dan menangis, “Aku salah dan pantas mati reporter Byun.” Yul melihat Da Jung yang masih bengong, menyuruhnya segera memohon ampun. Da Jung buru-buru ikut berlutut, “tampaknya memang sangat tidak mungkin membohongi penglihatanmu, sekali ini saja. Maafkan kami sekali saja.” Reporter Byun tertawa-tawa dan semua bersorak menyebut namanya.


Wait, sampe sini ada yang merasa aneh? Tentu saja itu hanya terjadi di khayalan reporter Byun yang tertawa sendiri dengan hebohnya, sampe teman disebelahnya heran, hahahaa. Reporter Byun dengan yakin mengangkat tangannya ingin bertanya. Yul mempersilahkan. Reporter Byun bangkit berdiri, broot broot, sesuatu yang aneh terdengar dan muka reporter Byun mendadak aneh. Yul mempersilahkan lagi. “Pertanyaanku adalah... (broot). Pertanyaanku adalah...”, reporter Byun setengah mati menahan perutnya yang bergejolak. Bos Go heran, ada apa dengannya? Hee Chul berkata ia memberikan sampanye tadi pada reporter Poop (maksudnya reporter Byun). Bos Go dan Hee Chul tertawa-tawa melihat obatnya sudah berefek pada reporter Byun, hahaa..


“Kontr.. pertanyaanku adalah...”, reporter Byun benar-benar tak tahan lagi dan berteriak dimana kamar mandinya dan buru-buru keluar sambil terkentut-kentut dan setengah mati menahan kebeletnya. Muahahaa, sumpah adegan ini bikin ngakak banget!


Bos Go memikirkan kata yang akan diucapkan reporter Byun tadi, “Kontr..? Kontrak?” Bos Go berdiri dan langsung bertanya, “Apakah pernikahan ini adalah pernikahan kontrak?” Semua terkejut. “Benar kan? dari awal ini semua adalah kebohongan kan?”, kejar Bos Go.


Yul menjawab tenang, “Ini memang pernikahan kontrak, sebuah kontrak yang kami berdua harus patuhi dan berjanji satu sama lain untuk tak pernah melanggar aturan itu. Kami bersumpah, karena kami menikah. Sebagai seorang istri dan seorang suami, kami akan saling melakukan yang terbaik.”


Yul menatap Da Jung, “Dan wanita ini... aku berjanji tidak akan melepaskan wanita ini.” Da Jung terkejut, begitu juga dengan In Ho dan Hye Joo. “Karena penikahan kami adalah kontrak yang sah”, lanjut Yul.


Semua diam mendengar jawaban Yul, Hee Chul pun menyuruh Bos Go untuk segera duduk. Da Jung semakin tak bisa menahan keinginannya untuk muntah. Yul tanya apa Da Jung baik-baik saja. Semua kasak kusuk, apa istri PM sedang hamil? Yul buru-buru menyangkal, tapi Da Jung tampak tak tahan dengan morning sicknessnya. Hahaa, we wish! :p


Konferensi pers berakhir, Yul kembali keruang kerjanya diikuti Hye Joo. Yul merasa akan gila karena Da Jung dan memastikan Hye Joo sudah menjelaskan kepada media kan. Hye Joo mengiyakan, ia sudah menjelaskan kalau Da Jung sedang tidak enak badan, dan juga Jongri-nim, tadi kau mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dikatakan, tampaknya kau sudah sedikit berubah saat kau bilang tak akan melepaskan Nam Da Jung-ssi. Hye Joo tau Yul tak bermaksud untuk mengatakannya, tapi itu adalah jawaban yang pantas, jawaban itu sama bagusnya saat kau berpolitik. Hye Joo lalu membungkuk dan pergi.


Da Jung di toilet dan mengingat perkataan Yul yang tak akan pernah melepaskannya, dan tampak sangat senang.


Da Jung bertemu In Ho di luar dan langsung berbalik. In Ho mendekat, dan Da Jung berbalik lagi sambil tertawa canggung menyapa In Ho. Da Jung akan pergi, tapi In Ho menahan tangannya dan minta Da Jung melihatnya, “Aku tak bisa tidur semalaman, aku seharusnya bersikap baik dan membuatmu nyaman sebagai malaikat pelindungmu, pasti hal itu sudah tak pantas saat aku sudah mengakui perasaanku? Tapi, aku tak pernah menyesal mengakuinya karena aku benar-benar menyukaimu.” Da Jung tak tau harus berkata apa. In Ho merasa kehadirannya membuat Da Jung tak nyaman, ia hanya ingin menjadi orang yang nyaman bagi Da Jung. In Ho melepaskan tangan Da Jung dan pergi, sementara Da Jung hanya bisa menghela napas panjang. Dear Kang In Ho-ssi, lepaskan Da Jung, there’s a girl that fit to you, she’s called Go Dok Mi, eh itu beda drama ya? Hahaha :p


Reporter Byun kembali ke ruangan yang sudah kosong dan memeriksa tasnya, fotonya sudah tak ada. Reporter Byun panik, tapi perutnya kembali bertingkah, haha. Tapi kemana foto-foto itu? Ternyata sudah berpindah tangan ke Hee Chul yang heran kapan foto-foto ini diambil? Hee Chul segera menyembunyikan fotonya saat Bos Go datang dan berkomentar kalau nama reporter Poop benar-benar cocok untuknya, dia satu-satunya reporter yang buang air di kediaman PM.


Malam harinya, Yul ke ruang makan dan mengingat Da Jung yang tertidur karena mabuk semalam. Yul duduk termenung menatap kursi kosong di hadapannya. Da Jung datang dan tersenyum pada Yul.


Yul duduk bertopang dagu dengan malas, “Tidak! Kenapa aku harus ada di sini?” Da Jung di dapur sedang memasak ramen berkata ia merasa kesepian kalau makan sendiri, lebih bagus kalau kau menemaniku. “Ah, setelah selesai makan ramen, haruskah aku membacakan buku untukmu?”, tawar Da Jung.

Yul: “Buku? Baru saja tenang sebentar, kenapa tiba-tiba saja kau..?”

Da Jung merasa kalau Yul tidak tidur lagi, apa kau sedang memikirkan sesuatu? Yul menjawab kalau bukan masalah negara, tapi aku sedang memikirkan masalah PRku. Da Jung penasaran, PR apa? Yul tak mau memberi tau.

“Meskipun aku tak tau PRmu seperti apa, aku yakin satu hal, kau harus melupakan PRmu sejenak karena kau akan mengerjakannya nanti” (karena ramennya sudah matang, maksud Da Jung makan dulu gitu) “tidakkah kau merasa malu menyerah begitu saja pada kebahagiaan yang tak bisa kau dapatkan sewaktu-waktu? Iya kan?” Yul cuma senyum.

Da Jung menyuruh Yul segera makan, ia sudah membuat 3 bungkus, kau harus makan yang banyak. Yul melongo, 3? Nggak lama Yul protes, kenapa tak ada telurnya? Da Jung komentar kalau Yul tak tau caranya makan ramen, kau harus merasakan rasa asli kaldunya. Yul mencicipinya lebih dulu. Da Jung tanya, enak kan? Yul cuma bilang kalau itu bisa dimakan.


Keduanya langsung makan ramen dari wadah yang sama, eh tapi ada mi yang ujung satunya di mulut Yul, satunya di Da Jung. Tak ada yang mau mengalah awalnya, tapi Yul menyerah dan Da Jung menarik mi dengan happy ke mulutnya. Yul berdecak dan menyuruh Da Jung menghapus bekas kuah mi di dagunya. Da Jung tanya dimana, dan terus mengelap tempat yang salah. Yul gerigitan dan menghapusnya dengan tangannya, wajah mereka berdekatan. Na Ra dan Man Se tiba-tiba datang dan tanya apa yang mereka lakukan? Na Ra menebak, kalian berdua mau berciuman kan?



Da Jung kaget, “Apa? Ci.. ciuman?” Yul langsung ngomel dan tanya apa maksudmu, Kwon Na Ra? Na Ra percaya kalau mereka benar-benar mau berciuman, benar kan Man Se? 


Man Se mengiyakan dan langsung nyanyi menggoda mereka, “Appa-rang, Ahjumma-rang, popo iseyo.. popo iseyo.” Yul dan Da Jung menyangkal, tanpa hasil. Btw tanpa sadar aku suka nyanyiin lagu ciptaan Man Se ini deh, habis lucu banget, haha..


Karena paginya, Man Se sudah nyebar gosip kalau ayahnya dan ahjumma berciuman pada bibi pengurus rumah dan 2 pengawal. Pengawal gendut tak percaya. Man Se membenarkan, aku melihat mereka kemarin! Tapi ini rahasia ya, kau tak boleh beritahu siapa-siapa. Man Se berkata akan memberitahu supir Shim dan pergi. Pengawal berterimakasih pada Man Se. haha, Man Se ya, katanya rahasia?


Yul dan Da Jung melihat dari jendela dengan kesal. Pengawal gendut merasa kalau Yul dan Da Jung semakin hangat saja. Bibi memperpanas suasana dengan berkata, “kenapa harus pusing kalau hanya sekedar ciuman? Aku justru melihat sesuatu yang lebih dari itu.” Kedua pengawal langsung penasaran. Tapi bibi tak berani mengatakannya, berguling guling, kau taulah maksudnya? Bibi kemudian pergi diikuti pengawal yang masih penasaran.

Da Jung kesal pada Man Se. Yul merasa ini sangat memalukan, kenapa aku bisa disalahpahami seperti ini karena perbuatan seseorang?


“Siapa yang menyuruhmu menghapus kuah ramen dari mulutku? Aku bahkan tidak memintamu, kau sendiri yang melakukannya. Siapa yang kau maksud?”, Da Jung tak terima dan mendesak Yul ke pembatas ruangan. Yul jengah dan minta Da Jung jauh-jauh darinya. Da Jung malah makin mendekat dan minta Yul katakan saja, apa semua kesalahpahaman ini adalah salahku?

“Karena kau selalu seperti ini dan membuat kita disalahpahami”, omel Yul tak tahan dan mendorong Da Jung menjauh dengan telunjuknya dan memperingatkan Da Jung untuk jaga jarak 2 meter mulai sekarang, akses dibatasi! Ini perintah!


Yul pergi ke kamar dan menghela napas lega, “Benar-benar, aku harus menjauh dari wanita itu mulai sekarang. Jantungku hampir pecah karena kesalahpahaman ini.”


Da Jung di ruang keluarga dengan boneka-boneka kodoknya dan mengingat kata-kata Yul, apa? Membatasi akses? Apa yang kulakukan sampai harus membatasi? Bibi datang dan tanya apa Da Jung tak ikut mereka? Baru saja PM dan anak-anak pergi ke arena skating. Da Jung kaget sekaligus kesal karena mereka meninggalkannya.


Joon Ki sedang bermain golf dan ada reporter Byun disitu. Reporter Byun minta maaf, kalau saja aku tidak sakit perut hari itu. Joon Ki tak mempermasalahkannya, ia mau melakukannya karena ia rasa tak masalah punya teman reporter. Reporter Byun merasa tau siapa yang mencuri foto-foto itu. “Foto? Bukti yang kau bilang padaku itu adalah foto?”, tanya Joon Ki. Reporter Byun memperlihatkan foto Da Jung dan In Ho yang sedang bersama dari hapenya. Joon Ki melihatnya dan ingat perkataan In Ho kalau tujuannya adalah Kwon Yul, bukan Nam Da Jung. Joon Ki sadar, jadi karena itu. Joon Ki minta reporter Byun menahan hal ini dulu dan pergi. Reporter Byun heran, tapi tak mempermasalahkan, ia sudah melakukannya sebisanya.


Hye Joo ternyata mengawasi mereka dan langsung menelepon In Ho, sepertinya kau benar, kurasa reporter Byun sedang merencanakan sesuatu dengan menteri Park. In Ho mengerti, ia akan menemui Hye Joo disana.


In Ho yang berjalan merasa kalau ada seseorang yang mengikutinya. In Ho menjebak orang itu, ternyata Hee Chul. Hee Chul minta dilepaskan, aku mengikutimu karena ada yang ingin kukatakan.


Hye Joo bertemu dengan madam Na dan 2 istri menteri lain. Madam Na tanya kenapa Hye Joo bisa ada disini. Salah satu istri mentri lain berkomentar kalau bukan kebiasaanmu datang kemari untuk bermain golf, apa PM sedang bermain golf? Hye Joo menjawab tentu saja tidak, PM kita tidak bermain golf, dia pergi ke arena skating bersama keluarganya. Madam Na tiba-tiba sadar, lalu kau datang kesini ingin bertemu menteri Park? Hye Joo cuma diam dan senyum. Madam Na merasa pasti seperti itu. “Omo, menteri Park ada disini? Aku tak tau”, sangkal Hye Joo. Madam Na tak percaya, dimana lagi kau akan mengibaskan pesonamu pada suami orang?

Hye Joo menatap tajam dan berkata sekali lagi kalau ia kesini bukan bertemu menteri Park, dan juga kenapa kau selalu salah paham hubunganku dengan menteri Park? Itu sangat menggangguku karena aku masih single dan aku tidak tertarik dengan pria yang sudah menikah. Hye Joo mengibaskan rambutnya dan pergi dengan kesal.

Dua istri menteri lain merasa Madam Na harus membalasnya, tapi Madam Na menolak, ia mungkin terlihat lemah, tapi sebenarnya aku ini kuat, kita tidak bisa bergerak kalau tak ada rencana.


Joon Ki bersama asistennya yang bertanya mengapa Joon Ki menghentikan Reporter Byun menyebarkan foto-foto itu? Joon Ki hanya merasa mereka tak bisa membuang kartu Kang In Ho seperti itu, mereka harus merencanakan hal lain. Asisten Joon Ki berkata kalau banyak bukti yang mengatakan bahwa PM dan istrinya memiliki hubungan yang baik. Joon Ki tampak terkejut.


Madam Na datang, Yeobo! Kau belum makan siang kan? Madam Na sudah membuatkan makan siang dan mengajaknya makan bersama. Joon Ki minta jangan melakukan hal bodoh seperti ini. “Kau kejam sekali, kau bahkan tak melihat kesungguhan orang lain”, Madam Na merajuk. Karena itu jangan melakukan hal seperti ini, sahut Joon Ki. Madam Na berkata kalau ia ingin bersama denganmu, bahkan PM yang kasar dan dingin itupun pergi bersama keluarganya ke arena skating. Joon Ki tertarik, Kwon Yul pergi ke arena skating?

Bersambung ke part 2

No comments:

Post a Comment