Sunday, January 26, 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 12 Part 1


Yul yang tertusuk di perutnya segera dilarikan ke ruang operasi. Da Jung berteriak panik, “Jongri-nim, apa kau mengenaliku? Aku Da Jung! Tetaplah sadar, Jongri-nim.”


Yul berusaha tetap sadar, “Apakah ini mimpi? Benar, ini pasti mimpi. Kuharap ini mimpi.

Yul masuk ke ruang operasi, Da Jung ingin masuk, tapi dokter meminta keluarga pasien menunggu di luar. In Ho menahan Da Jung. Hye Joo datang dan berpandangan sedih dengan Da Jung dan In Ho.


Sebelum anestesinya bekerja, Yul berkata dalam hati, “Jika aku tau ini akan terjadi, aku tak akan mengucapkan kata-kata itu padamu (meminta Da Jung pergi). Aku tak akan membuatmu menangis seperti itu. Dan aku akan berkata kalau aku tak bermaksud begitu. Jika ini adalah mimpi, bisakah aku bangun?


Da Jung menunggu di luar ruang operasi dengan cemas.

Yul: “Bisakah aku melihatmu lagi?


Joon Ki kaget mendapat kabar soal penyerangan Yul dan saat ini sedang dioperasi, bagaimanapun ia harus melihatnya. Hye Joo masuk dengan marah. Joon Ki berkata ia baru mendengar beritanya, bagaimana ini bisa terjadi?

“Itu yang ingin kutanyakan padamu, menteri Park Joon Ki! Bagaimana ini bisa terjadi? Tak peduli seberapa besar kau membenci Jongri-nim, bagaimana kau bisa melakukan hal seperti ini?”


Joon Ki tak percaya Hye Joo menuduhnya melakukan ini. Hye Joo yakin, terakhir kali saat kau datang pada PM kau memintanya untuk bersiap-siap, kau tau ini akan terjadi kan? Joon Ki hendak menyangkal, tapi teringat perkataan Presdir Na, “jika kau tidak melakukannya dengan baik, aku tak punya pilihan selain bertindak.” Hye Joo berkata kalau ini pasti maksudmu saat bilang Presdir Na tak akan tinggal diam, “dengarkan aku baik-baik, aku akan mengungkap kalau kau dan Presdir Na yang melakukannya. Dengan kata lain, ini giliranmu untuk berhati-hati.” Joon Ki hanya bisa menghela napas.


Da Jung menunggu operasi Yul dan menelpon Woo Ri. Woo Ri sudah tau dan bertanya apa ayah baik-baik saja? Tentu saja, jawab Da Jung, dia akan baik-baik saja jadi jangan terlalu khawatir dan jaga adik-adikmu, bagaimana mereka? Woo Ri berkata Na Ra tau karena melihatnya di internet dan ia memberitahu Man Se kalau ayah pergi keluar kota bersamamu, Ahjumma. “Kau melakukannya dengan baik, Woo Ri-ah, aku akan menelpon lagi kalau operasinya sudah selesai,” sahut Da Jung.


Woo Ri: “Tapi ahjumma, terimakasih dan ayah, rawat dia dengan baik.” Da Jung mengiyakan dan menutup telpon dengan tersenyum, Kwon Woo Ri kau tumbuh dengan baik. Dokter datang dan memberitahu Da Jung kalau operasinya sudah selesai. Di kamar rawat, dokter menjelaskan kalau kekhawatiran mereka karena kehilangan darah yang sangat banyak, tapi untunglah operasinya berjalan lancar, kita harus membiarkannya beristirahat dan memonitor kondisinya.


Da Jung memandang Yul yang belum sadar dan menangis, “Jongri-nim, mengapa kau disini seperti ini? melihatmu berbaring seperti ini, ini seperti bukan dirimu. Aku punya sesuatu yang ingin dikatakan padamu. Jadi cepatlah bangun, kau harus bangun.”


Yul sadar saat Da Jung tak ada di kamar dan mengingat kejadian saat ia ditusuk sampai dibawa ke RS.


Ternyata Da Jung ada di kantin RS bersama In Ho. In Ho memintanya makan sesuatu, Da Jung belum makan apapun seharian. Da Jung melihat segerombolan pria berjas hitam dengan heran, apa karena PM diserang mereka meningkatkan jumlah pengawal? In Ho berbisik, mereka gangster. Da Jung kaget, kenapa gangster ada di sini? In Ho menjelaskan tadi saat mereka berkata tak ada ruangan VIP tersedia, itu karena bos mereka yang tertusuk dan datang ke RS. Da Jung tertawa, “Kukira bos gangster punya kekuatan lebih dari PM, ia punya lebih banyak pengawal.”


In Ho tertawa dan lega, akhirnya Da Jung bisa tertawa. Da Jung baru sadar, aku tertawa di situasi seperti ini. In Ho tanya apa yang salah dengan tertawa? Tertawa, makan dengan baik, jaga energimu dan rawat dia dengan baik, itu yang harus kau lakukan. In Ho menyiapkan makanan untuk Da Jung. Da Jung berterimakasih, tapi ia tidak bisa makan saat ini.

“Da Jung-ssi, aku malaikat pelindungmu kan? Tolong dengarkan aku dengan baik, yang harus kau lakukan sekarang adalah makan, dapat energi dan menjaga PM. Juga, melihatmu yang tak mau mendengarkan, ini yang harus kulakukan.”


Da Jung belum mau mulai makan, jadi In Ho mengingatkan ia tak suka mengulangnya, sebelum aku menyerah jadi malaikat pelindungmu dan pergi, cepatlah makan. Da Jung tersenyum dan berterimakasih, aku akan makan dengan baik.


Da Jung kembali ke kamar rawat Yul dan bergumam Jongri-nim masih belum bangun. Airmata Da Jung hampir tumpah lagi, ”Kenapa aku seperti ini? Benar-benar.”

“Apa yang kau lakukan dengan baik dengan hanya berbaring seperti ini? Jika kau menciptakan masalah besar untuk negara, bukankah harusnya kau segera bangun dan membereskan semuanya? Kau pikir mereka akan membiarkanmu dengan ini karena kau berakting lemah? Bangunlah segera!”


Tiba-tiba Yul bersuara dan minta Da Jung berhenti, apa ini yang harus kau katakan pada orang sakit yang berbaring di RS? Da Jung lega Yul sudah bangun. Yul berusaha bangkit dan duduk tapi kesakitan, Da Jung menahannya, apa sangat sakit? Yul baik-baik saja dan bertanya bagaimana ini bisa terjadi?


Joon Ki datang menemui Presdir Na, tapi asistennya berkata ia tidak di sini, biarkan ia beristirahat karena banyaknya masalah yang timbul akibat permainan kekanak-kanakan. Asistennya yang menyebalkan berkata lagi kalau soal penyerangan PM di demo investigasi Myungshim, apa kau pikir seseorang harus bertanggung jawab soal itu? Joon Ki yakin penyerangan PM Kwon Yul karena perintah Presdir Na, ya kan? Asisten menyebalkan hanya tersenyum dan tanya apa Joon Ki punya bukti?


Berita menanyangkan soal penjahat yang menyerang Yul sudah ditangkap, Mr Park usia awal 40 tahun, alasan penyerangan karena ketidaksukaan pada aksi politik PM Kwon. Da Jung masuk dan buru-buru mematikan tvnya. Yul minta tvnya dinyalakan lagi. Da Jung tak mau, ini bukan waktunya mengkhawatirkan itu, penjahatnya sudah tertangkap dan polisi sedang menginvestigasi dan Kepala Kang dan Sekretaris Seo sedang bekerja keras. Yul berkata ia baik-baik saja. 


Da Jung kesal, setelah begitu khawatir karenamu, sepertinya aku jadi lebih tua 10 tahun. Da Jung menunjuk lingkaran hitam dan keriput di wajahnya, apa yang akan kau lakukan dengan mereka?


Yul tertawa dan menatap Da Jung, “Nam Da Jung-ssi, kau sangat khawatir kan?”

“Ya.”

“Jadi, apa kau menangis lagi?”

“Ya.”

“Aku sangat malu kalau bertemu ayahmu, aku berjanji padanya kalau aku tak akan membuatmu menangis.”


Da Jung memegang tangan Yul, itu tak penting sama sekali, aku sangat bahagia melihatmu hidup. Yul hanya menatap Da Jung, jadi Da Jung meyakinkan kalau itu benar, ia tak berbohong. Yul akhirnya mengangguk, ia tau. Dan, Hye Joo ternyata melihat percakapan pasangan ini dari luar pintu dan memutuskan untuk tak jadi masuk.

In Ho sedang mengecek jadwal PM saat Hye Joo muncul di dekatnya. In Ho berkata sepertinya mereka harus menjadwal ulang agenda PM dan dari investigasi polisi sepertinya pelaku melakukannya sendiri. Hye Joo merasa ini mengkhawatirkan, meskipun Presdir Na tak menginginkan PM mati, tapi jelas ini peringatan dan ajakan perang. Hye Joo akan pergi, In Ho heran, ia pikir Hye Joo akan tinggal dengan PM, kenapa kau membiarkan Nam Da Jung menjaganya? Apa karena reporter?


Hye Joo berkata pahit, tidak ada tempat untukku disisi PM dan juga sepertinya tak ada tempat untukmu di sisi Nam Da Jung. In Ho tak peduli, ia cukup melihatnya dari belakang. “Melihat dari belakang? Itu sangat berat,” gumam Hye Joo dan pergi.


Madam Na dan kroninya pergi menjenguk Yul di RS. Tampaknya Madam Na masih nggak ikhlas kenapa ia harus menjenguk PM di RS? Madam Jang berkata kalau itu harus, PM itu atasan suami anda. Madam Lee membenarkan, popularitas PM sangat tinggi kalau kita tak muncul di tempat seperti ini, kita akan diserang nanti. Madam Na khawatir PM akan menendang mereka keluar karena apa yang kita lakukan pada istrinya saat bazaar kemarin. Madam Lee menyahut itu sebabnya mereka harus pergi dan meminta maaf. Madam Na masih mengeluh, tapi mereka pergi juga.


Mereka mencari kamar PM dan menuju sebuah kamar yang dijaga banyak pengawal. Madam Na akan masuk, tapi ditahan pengawal, siapa kau? Madam Na kesal, kau tidak tau aku? Aku Na Yoon Hee. Pengawal membuka pintu dan membiarkan mereka masuk, tapi bertanya-tanya, apa dia istri keduanya? Hahaa.


Kamar yang sepi dan hanya ada pasien yang berbaring membelakangi mereka, Madam Na heran kemana Da Jung? Madam Na memberitahu kalau Lily Club datang, si pasien hendak berbaik, tapi Madam Na memintanya jangan bergerak. Madam Na mulai ngoceh betapa terkejutnya dia, kau harus cepat sembuh, Jongri-niiim! Ketiganya mulai akting menangis saat si pasien bangun, dan krik krik, itu bukan Yul! Madam Na kaget liat pria bertato yang ada didepannya sampai jatuh terduduk di sofa, siapa kau?



Da Jung bertanya-tanya kenapa Lily Club belum datang juga? Hye Joo sadar, apa Madam Na juga akan datang? Da Jung mengiyakan. Hye Joo tak percaya, apa yang dipikirkannya sampai datang kemari. Da Jung tanya, ada sesuatu yang ingin ditanyakan Hye Joo kan, apa itu? Hye Joo akan menjawab tapi dua Madam berlari minta bantuan dengan panik dan langsung menarik Da Jung dan Hye Joo menyelamatkan Madam Na.


Madam Na berteriak, si pria bertato menahan tangannya dan tanya darimana kau? Madam Na memberontak, tapi malah jatuh ke pelukan si pria bertato yang menahannya semakin kuat. Hye Joo datang dan minta Madam Na dilepaskan. Melihat Hye Joo, Madam Na langsung dilepaskan (didorong malah) dan memuji Hye Joo cantik. Da Jung membentak takut-takut si pria bertato yang sedang membelai tangan Hye Joo, apa yang sedang kau lakukan? Si pria bertato makin heran, apa kalian berdua dari satu toko? Berkah apa ini, ini bahkan bukan ulang tahunku? Hahaa. Si pria bertato menarik tangan Da Jung dan Hye Joo, ayo kita main bersama! Hye Joo minta Da Jung dan Madam Na cepat keluar.


Hye Joo minta maaf sudah mengagetkan dan  akan pergi, tapi ditahan sama si pria bertato. Hye Joo menahan kesal, lepaskan aku selama aku masih minta baik-baik atau kau akan ada dalam situasi sulit. Hye Joo mengibas rambutnya dan akhirnya menelikung pria bertato. Da Jung membantu memukuli pria itu dengan bungkusan hadiah dari Madam Na. Da Jung menarik tangan Hye Joo dan mereka cepat-cepat keluar dari kamar. Well, pria bertato itu bos gangster yang di depan kamarnya ada pengawal bejibun, kenapa nggak satupun datang menyelamatkan bosnya sih? Hahaa, aneh!


Kroni Madam Na yang menunggu di luar langsung tanya apa Madam Na baik-baik saja? Da Jung dan Hye Joo yang sadar kalau tangan mereka masih berpegangan langsung melepaskan dengan canggung.


Madam Na masih shock, tapi berterimakasih pada Hye Joo, aku tak akan melupakan kebaikanmu. Hye Joo menyindir, anda tak akan membuat berita di internet lagi kalau aku mengalahkan bos gangster? Madam Na berkata tidak dan minta Da Jung menyampaikan ke PM kalau ia tak bisa bertemu dengannya dalam kondisi seperti ini dan buru-buru pergi.


Hye Joo masih tak percaya, bagaimana bisa ia berpikir datang kesini setelah Jongri-nim jadi seperti ini? Da Jung tanya apa maksudnya? Hye Joo enggan memberitahu, dan melihat bercak darah di mantel Da Jung. Da Jung menjelaskan kalau ini  yang ia pakai saat Jongri-nim dibawa kemari dan aku belum sempat ganti baju. Ini tak penting,yang penting Jongri-nim baik-baik saja. Hye Joo berkata ia akan membawakan baju ganti nanti, kau tak bisa menjaganya dengan baju seperti ini. Da Jung berterimakasih, dan ingat kalau tadi Hye Joo ingin mengatakan sesuatu, apa itu berhubungan dengan Jongri-nim? Begitulah, tapi kupikir aku tau jawabannya meski aku tak bertanya padamu. Da Jung bingung, tapi cuma diam.


Yul telponan dengan Man Se, memintanya baik-baik di rumah. Da Jung masuk, Yul langsung tanya apa Da Jung memberitahu anak-anak kalau mereka sedang keluar kota? “Tidak, itu ide Woo Ri agar Man Se tidak terkejut,” sahut Da Jung. Yul hampir tak percaya. Da Jung: “Woo Ri khawatir padamu, dia benar-benar sudah besar.”


Da Jung memberitahu Yul kalau tadi Lily Club kemari, tapi mereka kembali karena sesuatu terjadi dan mereka menyampaikan salam untukmu. Benarkah? Mereka tak perlu datang kemari sebenarnya, dan Yul tiba-tiba ingat bukankah ada yang ingin disampaikan Da Jung padanya? Yul mendengarnya setelah operasi, kau bilang ada sesuatu yang ingin dikatakan padaku kan?

Da Jung pura-pura tak mengerti, sepertinya kau bermimpi karena anestesimu belum hilang sepenuhnya, aku tak pernah berkata begitu. Tapi Yul yakin kalau ia mendengarnya.


“Mimpi, itu pasti mimpi! Ah, apa kau sudah buang angin? Saat kau dioperasi, bukankah harusnya kau buang angin setelah 2 atau 3 hari agar kau bisa makan minum?” sahut Da Jung mengalihkan pembicaraan. Yul bingung, ia akan buang angin kalau sudah waktunya, apa itu penting? Da Jung merasa Yul menahannya karena dirinya, jadi Da Jung buru-buru keluar. Tinggal Yul heran liat tingkah Da Jung yang aneh, hahaa.


Joon Ki kaget saat tau Madam Na datang menjenguk Yul di RS, apa kau gila? Kau pergi tanpa tau kenapa ia terluka? Madam Na tak tau apa-apa, ia pergi sebagai istri yang mendukungnya. Joon Ki tak peduli dan berkata ia akan memberikan surat pengunduran dirinya segera. Madam Na terkejut, ayahku bekerja keras agar kau sampai di posisi itu, mengapa kau melepasnya? “Karena ayahmu yang memberikannya padaku, aku harus mengembalikannya saat dia memintaku. Aku memberitahumu agar kau menyiapkan mental,” jawab Joon Ki lalu pergi. 


Madam Na menahannya, aku tak tau apa yang kau dan ayah bicarakan, tapi kau tak bisa mundur! Aku akan bicara dengan ayahku. Joon Ki tanya apa kau tau orang seperti apa ayahmu? Madam Na jelas tak tau dan Joon Ki merasa lebih baik kalau kau tak tau. Madam Na kebingungan, apa yang sudah dilakukan ayahku?



In Ho menjenguk kakaknya, sekaligus menemui ayah Da Jung. Ayah memberitahunya soal relawan yang membantu merawat kakaknya, memotong rambut kakaknya, dan rambutnya juga. In Ho tampak terkejut, ia pikir suster yang melakukannya. Ayah khawatir dengan Yul, Da Jung bilang ia boleh pulang hari ini. In Ho mengiyakan, Da Jung sudah bekerja keras menjaga Jongri-nim sepanjang waktu. Ayah protes, itu memang sudah tugasnya. Ayah berterimakasih karena In Ho selalu membawakannya makanan enak tiap datang kemari. In Ho tersenyum dan minta jika ayah bertemu relawan yang membantu kakaknya, katakan pada mereka ia ingin berterimakasih karena ia tak bisa datang di hari kerja. Ayah berkata jangan khawatir, ia mengingat wajah mereka. Dan tiba-tiba ayah melihat orang itu lewat. Ayah memanggilnya, tapi orang itu keburu pergi.



Yul pulang dari RS bersama Da Jung. Man Se senang melihat ayahnya datang dan langsung memeluknya, Yul langsung kesakitan. Da Jung bertanya khawatir, kau tak apa-apa Jongri-nim? Yul tersenyum, ia baik-baik saja. Yul menanyai Man Se, apa kau baik-baik saja tanpa ayah? Man Se mengangguk, ayah dan ahjumma tak akan pergi kemana-mana lagi kan? Yul mengiyakan dan menatap Woo Ri, kau baik-baik saja? “Iya ayah, apa kau baik-baik saja sekarang?” tanya Woo Ri. Yul mengangguk dan memuji Woo Ri yang menjaga adik-adiknya selama ia tak di rumah, terimakasih. Da Jung heran, kemana Na Ra?


Ternyata Na Ra sedang berdoa di gereja, berterimakasih karena ayahnya telah pulang dengan selamat dan ia masih punya satu permintaan, aku akan selalu datang ke gereja jika Kau membantuku dengan Tae Woong Oppa, jawablah permintaanku, amen!


Dan sepertinya doa Na Ra langsung dikabulkan, Tae Woong oppa muncul dan bertanya kenapa Na Ra muncul saat bukan jam pelayanan? Na Ra kaget, ia kesini untuk berdoa. Tae Woong tanya, Na Ra belum dibaptis kan? Na Ra mengiyakan, apa Tuhan tak akan menjawab doaku kalau belum dibaptis? Tentu saja tidak, jawab Tae Woong, ia hanya merasa kalau Na Ra belum dibaptis.

“Ah Oppa, kalau aku dibaptis, akankan aku mendapat nama seperti Michael?”

Tae Woong tanya kapan ultah Na Ra? Na Ra malu-malu menjawab, 29 September (omoo, persis ultah Dani! Hahaa, abaikan!). Dan ternyata Tae Woong juga ultah di hari yang sama, jadi kita bisa memanggilmu Mikaela, itu salah satu dari 3 bidadari terbaik Tuhan, terang Tae Woong. Na Ra langsung geer, aku memang cantik seperti malaikat. Tae Woong senyum dan berkata kalau Na Ra cute. Dan Na Ra semakin geer, dia bilang aku cute, omo omo! Haha.

Note:
Bikin sinopsis pas liburan itu ternyata susah bangett, postingan ini yang mulai dibikin hari Rabu sampe nggak kelar-kelar, hahaa.

No comments:

Post a Comment