Sunday, August 10, 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 11 Part 2


Ki Tae malu-malu keluar setelah berganti baju dengan baju milik ayah saat semua sedang menyiapkan tempat tidur Ki Tae di ruang keluarga. Ayah senang ukuran tubuh Ki Tae sama dengannya, dan ibu malah berkata baru kali ini ada pria yang terlihat seksi dengan baju seperti itu. Ayah hanya tertawa malas, haha. Ibu minta Ki Tae memberitahu kalau butuh sesuatu, kau mau makanan ringan tengah malam? Ki Tae menggeleng, tak ingin merepotkan.


Ayah mengajak ibu segera pergi agar mereka bisa tidur. Ibu enggan dan bertanya apa Ki Tae sudah mengantuk? Aku belum mengantuk. Ayah memaksa ibu bangkit, terpaksa ibu menurut dan menarik ayah yang melangkah ke kamar lain, kau mabuk ya? Ayo ke kamar. Kali ini ayah yang menurut.


Ditinggal berdua, Ki Tae dan Jang Mi jadi agak gugup. Saat Ki Tae berbaring, Jang Mi segera bangkit dan menakut-nakuti Ki Tae, ini rumah yang sudah tua, jadi banyak kecoak yang keluar saat malam. Berhasil, Ki Tae yang ternyata takut kecoak sampai lompat ke sofa. Jang Mi hanya mengucapkan selamat malam, lalu masuk ke kamarnya.


Semua tak bisa tidur malam itu. Ayah dan ibu yang lama tak tidur bersama jadi canggung. Ibu tak mau menunjukkan pada calon menantunya kalau mereka pisah ranjang. Tapi ayah malah makin mendekat dan berusaha memeluk ibu. Ibu pura-pura tak suka dan mengeluh kepanasan.


Jang Mi juga tak bisa tidur. Berkali-kali ia berusaha memejamkan mata, sepertinya ia khawatir pada Ki Tae yang tidur di luar karena matanya tertuju ke pintu kamarnya. Di luar, Ki Tae juga tak bisa tidur, kalo ini karena takut tiba-tiba ada kecoak. Dan beneran ada kecoak lewat di kakinya, Ki Tae langsung heboh dan naik ke sofa. Nggak pake teriak tapi ya, malu kalo ketauan sama camer :p


Jang Mi kembali membuka mata dan bangkit mau membuka pintu, tapi tak jadi. Ia ragu, dan saat Jang Mi memutuskan keluar, Ki Tae tiba-tiba menerobos masuk. Jang Mi yang persis di depan pintu super kaget. “Kecoak! Kecoak!” ujar Ki Tae horor. Jang Mi tak percaya, jadi itu sebabnya kau lari ke sini? Ki Tae memohon untuk tidur di sini sebentar sampai kecoaknya pergi.


Jang Mi kesal, kenapa denganmu? Kau kan selalu ingin menyendiri! Ki Tae cuek dan malah liat-liat kamar Jang Mi, bilang kalau berantakan lagi. Jang Mi buru-buru menyingkirkan beberapa benda. “Aiih, kau harus menyingkirkan barang-barang yang tak berguna,” komentar Ki Tae. Dengan pedasnya Jang Mi berkata kalau ia harus menyingkirkan Ki Tae dulu, keluar! Ki Tae malah melihat foto masa kecil Jang Mi, plus mengatainya jelek sekali. Jang Mi sebal dan memukul Ki Tae, kubilang keluar! Ki Tae mengamati CD milik Jang Mi, dan kali ini mengatai selera musik Jang Mi kekanakan juga.

Ki Tae duduk di kasur dan langsung disemprot pemiliknya, “Hei jangan duduk disitu! Kau saja tak membolehkanku menyentuh barangmu!”


“Kenapa kau berlama-lama berdiri di dekat pintu tadi?” tanya Ki Tae. Jang Mi merasa aneh ada Ki Tae di rumah. Ki Tae tak percaya, bagaimana mungkin kau bisa tidur saat ada pria hot di luar? Bukan begitu, jawab Jang Mi, aku biasanya tidur sendirian. Jang Mi duduk di samping Ki Tae dan bercerita soal orang tuanya yang pergi kerja saat malam, mereka baru pulang dan langsung tidur saat paginya. “Jadi saat bangun pagi aku sendirian lagi, dan orang tuaku.. mereka seperti zombie yang tak pernah saling bicara, walau tinggal bersama tapi rasanya seperti sendirian. Dan dari yang kuingat, baru kali ini aku merasa begini, merasakan rasanya saat seluruh keluargaku tertidur bersama.”


Jang Mi berterimakasih, semua ini berkat Ki Tae. Ki Tae menatap Jang Mi dan tangannya mulai beraksi, mau merangkul Jang Mi. Belum sampai di pundak, Jang Mi tau dan menyuruh Ki Tae cepat keluar. Ki Tae menurunkan lagi tangannya dan berkata akan pergi setelah lagunya habis. Jang Mi setuju.


Di kamar lain, ayah dan ibu Jang Mi sudah tertidur berpelukan. Sementara itu di rumah lain, ibu Ki Tae berkaca setelah mengubah gaya rambutnya akibat insiden tadi siang di dept. store.


Mereka menikmati lagunya, tapi Ki Tae tampak mulai mengantuk dan jatuh tertidur di bahu Jang Mi. Jang Mi kaget dan bergeser, Ki Tae yang super ngantuk menjatuhkan dirinya ke kasur (entah yaa bener apa boongan :p). Jang Mi menjawil Ki Tae, menyuruhnya tidur di luar. Jang Mi berusaha menarik Ki Tae, tapi malah jatuh di atas Ki Tae.


Ki Tae merangkul Jang Mi dalam tidurnya. Jang Mi melepaskan diri perlahan dan bercerita pada Ki Tae yang tertidur tentang apa yang terjadi tadi siang di dept. store, ibumu memanggilku menantunya, tapi entah kenapa aku merasa sangat senang.


Jang Mi membelai rambut Ki Tae perlahan, tapi lagi-lagi Ki Tae menarik Jang Mi ke pelukannya. Jang Mi membeku memandangi Ki Tae yang begitu dekat dan bergumam, “bagaimana ini? Kupikir aku menyukaimu.”


Paginya, Ki Tae dan Jang Mi tidur berpelukan dengan damainya.. sampai ayah masuk dan berdehem berkali-kali, membangunkan mereka. Barulah keduanya bangun dan kaget melihat ayah. Ayah mau marah, tapi dicegah ibu, sudah kubilang tinggalkan saja mereka berduaan, mereka tak bisa menahannya, mereka lengket seperti dua magnet dan inilah namanya takdir. Ibu menyuruh mereka tidur lagi dan menarik ayah pergi.


Ki Tae meyakinkan kalau tak ada yang terjadi. Tapi Jang Mi jadi takut dan menutupi badannya dengan selimut. Ki Tae jadi tak yakin dan mengecek celananya, hahaa.


Mereka sarapan bersama. Ibu terus memberi Ki Tae makanan. Ayah juga mau, dan ibu langsung menyuapinya juga. Jang Mi senang melihat semua ini dan menatap Ki Tae penuh senyum, tapi kemudian ia sadar dan senyumnya hilang. “Kenapa kalian jadi aneh begini? Sejak kapan kita sarapan bersama?” ujar Jang Mi lalu masuk kamar. Ayah ibu cuek dan meneruskan makan. Selesai makan, Ki Tae bahkan membantu ibu cuci piring. Makin sukalah ibu sama calon mantunya ini.


Ibu tanya apa Ki Tae belum melamar Jang Mi? Kalian kan mulai lagi dari awal, sebenarnya awal dari pernikahan adalah lamaran. Ibu minta Ki Tae melamar Jang Mi dengan cara yang keren, kupikir dalam hatinya ia masih ragu-ragu, ibu janji akan menjaga rahasia dari Jang Mi. “Lamarlah dia,” desak ibu. Ki Tae kaget dan cuma bisa mengiyakan agak ragu.


Ayah Ki Tae pulang saat semua sedang tenang minum teh dan langsung tanya soal kejadian kemarin di dept. store. “Kau sudah mendengarnya, kenapa masih bertanya padaku?” tanya ibu. Ayah memastikan, “Apa kau benar-benar menjambak rambutnya?” Ibu tak menjawab dan pergi, ayah menyusulnya.


Tinggal nenek dan bibi yang bengong, menjambak rambut? Bong Hyang? (buat yang belum tau, Bong Hyang itu nama ibu Ki Tae). Nenek bisa menduga pasti Jang Mi yang menimbulkan masalah besar ini.


Ayah protes pada ibu yang malah begitu di depan semua orang, kau tau berapa banyak wanita yang menggosipkannya? Ayah heran biasanya ibu tak begini, dan ia dengar Jang Mi juga ada di sana. Ia sudah tau insiden seperti ini pasti akan terjadi suatu hari nanti, sudah kubilang Jang Mi itu seperti bom waktu. Kita seharusnya memisahkan mereka dari dulu.


“Sekarang isi perasaanmu yang sebenarnya sudah keluar,” sindir ibu, tapi sayang sudah terlambat, aku akan menerimanya dengan tulus. Ayah kaget. “Dia sepertinya tulus mencintai Ki Tae, dia tak akan berselingkuh dan menyakiti pasangannya seperti dirimu.”


Yeo Reum sudah siap pergi dari rumah Ki Tae. Ki Tae menyerahkan uang yang dijanjikannya, kau tak perlu menggantinya. Yeo Reum tak mau, ia akan bekerja 3 pekerjaan sekaligus agar bisa membayarnya dalam 1 tahun. Ambillah saja, ujar Ki Tae, kau kan sudah menang taruhan. Yeo Reum: “Taruhan yang sebenarnya baru dimulai sekarang. Mulai sekarang, aku akan serius padamu. Jadi sebaiknya kau juga serius padaku jika perasaanmu itu telah berubah menjadi tulus.”


Ki Tae baru mau bekerja saat ibu Jang Mi mengiriminya pesan, bagaimana persiapan pelamaranmu? Kau akan buat Jang Mi bintang drama kan? Ki Tae menjawab singkat kalau ia mengerti. Ki Tae pun mulai browsing adegan proposal di drama, daaan yang ditonton videonya Witch’s Love, aaak Yoon Dong Ha!! Tapi menurut Ki Tae itu kekanakan sekali, kenapa aku harus lakukan ini?


“Cinta biasanya memang kekanakan,” sahut pasiennya mengagetkan Ki Tae. “Sejak kapan kau di sini?” tanya Ki Tae. Dari tadi, jawab pasien itu, kau sibuk sekali tadi. Ki Tae minta maaf. Pasien itu tersenyum, jika kau pikir ia orangnya maka lakukan saja, jika kau tak cepat orang lain akan mengambilnya. Aku juga seperti itu, jika aku ingin jadi cantik, aku langsung ambil tindakan segera, jangan khawatir tentang yang orang lain pikirkan. Ki Tae mengiyakan aja.


Ki Tae mulai menyiapkan rencana proposalnya dengan pergi ke toko penuh aksesoris lope-lope. Ia mengambil satu bunga mawar dan menggumamkan nama Jang Mi.. Jang Mi.. (Jang Mi artinya mawar).


Jang Mi merenungkan perkataan ibu Ki Tae kemarin dan bergumam, Gong Ki Tae, bagaimana jika semua ini nyata antara kita?


Se Ah bertemu ibu Ki Tae, ingin membicarakan sesuatu tentang Ki Tae dan Jang Mi. 


Sementara itu, Ki Tae sibuk dengan balon-balonnya dan itu membuatnya frustasi. Ki Tae ingat saat ia mengacaukan rencana proposal Jang Mi untuk Hoon Dong dulu, dan ia tersenyum sendiri. Ki Tae jadi semangat lagi melakukan semuanya. Ia bahkan mampir menyapa nemo, “Nemo-ya, aku mencintaimu.”


Ki Tae sudah siap dan mulai berlatih. “Joo Jang Mi, maukah kau menikah denganku?”, “Mari kita menikah?”, “Bagaimana kalau kita menikah?”, “Kau mau menikah denganku?” Ki Tae menghembuskan napas dan mulai berkata serius, “bagaimana kalau kita benar-benar.. menikah?”


Ibu Ki Tae kaget, pa.. palsu? Ya, Se Ah yang putus asa mengatakan semuanya, Ki Tae merencanakannya agar kalian menyerah dan dia tak akan menikah. Ibu Ki Tae berkata sebenarnya ia sudah pernah berpikir begitu, tapi ia terus mengawasi mereka dan sepertinya tak ada yang palsu. Se Ah memberitahu ini agar bebas dari rasa bersalah, karena ia juga membantu Ki Tae, mereka cuma berpura-pura, Jang Mi sudah punya pacar. Ibu tak percaya, tak mungkin. Se Ah sungguh minta maaf telah mengatakan ini. Ibu merasa pusing dan bangkit pergi.


Ki Tae menelpon Jang Mi, minta ia datang setelah pulang kerja. “Kenapa?” tanya Jang Mi. Datanglah sajaa, jawab Ki Tae. Jang Mi setuju, sebenarnya aku juga ingin bicara denganmu.


Ki Tae masih sibuk dengan lilin saat bel pintu berbunyi. Ki Tae cepat-cepat mengambil buket bunganya dan siap di posisinya, berteriak untuk masuk saja, pintunya tak dikunci! Sepasang kaki melangkah masuk, menyusuri jalan dari lilin dan taburan bunga yang disiapkan Ki Tae. Senyum Ki Tae hilang saat melihat siapa yang datang.. Kang Se Ah. Ki Tae terkejut, “Kenapa kau kesini?”


Jang Mi baru sampai di gedung apartemen Ki Tae saat Yeo Reum memanggilnya. Jang Mi heran, “Kenapa kau kesini?” Yeo Reum mengajak Jang Mi pergi makan malam. Jang Mi: “Yeo Reum-ah, aku ingin mengaku sesuatu padamu..”


Se Ah berkata ia sudah bilang semuanya pada ibu Ki Tae kalau semua ini adalah skenario, skenario ini sudah berakhir. Air muka Ki Tae mengeras, “Apa? Kau bilang padanya?” Se Ah mengangguk, maafkan aku, hanya itu caraku menghentikanmu.


Jang Mi: “Semua orang berpikir pernikahan kami adalah sungguhan. Aku tak bisa terus berbohong di depan mereka lagi.” Yeo Reum menghela napas dan bertanya kau benar-benar akan menikah hanya karena mereka? Bukan begitu, jawab Jang Mi, tak mungkin ini akan jadi kenyataan, Ki Tae tak benar-benar tulus padaku. Lagi-lagi Yeo Reum menghela napas, kenapa kau terus menyebutkan ketulusan orang lain? Kita tetap harus bersama walau kau tak tulus, aku tak peduli.


“Itulah masalahnya. Aku.. jadi tulus menyukainya,” aku Jang Mi, “Aku tau harusnya aku tak begini, aku berusaha keras melawannya, tapi entah kenapa aku ingin sungguhan dengannya. Aku ingin pernikahan ini jadi kenyataan.”

“Apa dia.. sudah tau perasaanmu?”

Belum, Jang Mi berkata ia memberitahu Yeo Reum duluan karena ia merasa harus melakukannya. Yeo Reum mengangguk, aku senang kau melakukannya, dan menarik Jang Mi ke pelukannya..  karena ia melihat ibu Ki Tae melangkah mendekat.


Langkah ibu Ki Tae terhenti saat melihatnya. Jang Mi berusaha melepaskan diri, tapi tak bisa. Ibu menahan marah, karena perkataan Se Ah benar. Jang Mi juga mengkhianatinya. Sementara Jang Mi sama sekali tak sadar akan keberadaan ibu Ki Tae.



Se Ah mendekati Ki Tae, mari kita.. menikah? Ki Tae menjatuhkan buket bunga yang daritadi dipegangnya.



Komentar:
Aaaaaarrgh, Kang Se Ah... Han Yeo Reum... get lost!

btw, karena hari ini libur dan nggak kemana-mana, jadi bisa cepet selesai! :D

8 comments:

  1. Ngga sabar nunggu lanjutannya. Fighting...!!!

    ReplyDelete
  2. Hadohhhh saat mereka sudah mulai berani tuk mengakui persaan mereka masing2, eh malah ada dua pengacau
    Mudah2 an di ep selanjutnya masalah dah kelar dan lanjut kepernikahan lalu bulan madu,,hihihiiii nggak kebayang pasangan membara ini berbulan madu
    To difa tq ya...

    ReplyDelete
  3. Mbak.. Trims bwt sinopsisnya.. Ditunggu secepatnya klanjutannya..

    ReplyDelete
  4. Ommooo... cepetnya... sip... gomawooo *bungkuk

    ReplyDelete
  5. benci banget sama yeo reum dan kang se ah. evil cemuanya!!!

    ReplyDelete
  6. ada yg bs kasi tau judul nya lagu wkt ki tae melamar saat preview episode ini???

    ReplyDelete