Wednesday, September 24, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 8 Part 1


Track 8. Things that Change a Man


Mengabaikan keterkejutan Da In, Kwang Soo melangkah masuk dan meminta secangkir kopi. Da In hanya membawakan kopinya dalam diam, meski Kwang Soo terus mengoceh memuji interior cafenya. Cafe Da In mengingatkannya akan sebuah cafe di Euljiro. Kwang Soo mengajak Da In bicara, tapi tanpa berkata apapun Da In hanya melangkah masuk meninggalkan Kwang Soo.


Sepertinya Kwang Soo sudah cukup lama di sana, sampai Da In terus melihat jamnya dan akhirnya berbicara pada Kwang Soo kalau anaknya sedang menunggu di pre-school. Kwang Soo minta maaf dan menuju kasir. Da In berkata Kwang Soo tak perlu membayar, tapi Kwang Soo tak mau karena ia akan sering datang mulai sekarang.


“8 ribu won,” ujar Da In langsung. Sedikit terkejut, Kwang Soo menyerahkan kartunya. Ia bermaksud memulai pembicaraan setelah membayar, tapi Da In memotong dan menawari kartu kupon. Kwang Soo setuju, dan Da In langsung memberikan kartunya. Sadar keberadaannya menganggu, Kwang Soo pamit dan beranjak dari situ. Tapi baru beberapa langkah Kwang Soo kembali lagi, ia tak datang kemari hanya untuk kopi, ada sesuatu yang ingin dibicarakannya.


“Saat itu.. kenapa kau melakukannya? Apa aku menyulitkanmu? Aku ingin tau kenapa kau tiba-tiba pergi? Apa hal bodoh yang kulakukan? Kau mungkin berpikir itu sudah sangat lama, tapi aku masih belum bisa melepaskanmu. Kupikir aku akan bisa melepaskanmu setelah mendengar alasannya.” Kwang Soo akhirnya menanyakan hal yang menjadi misteri baginya selama 10 tahun, tapi Da In tetap diam.


[Musim gugur ini kami memutuskan untuk membuat beberapa perubahan. Sebenarnya, kami harus berubah.]



Jin Gu bengong di klinik bedah plastik saking memang banyaknya pasien di situ, dan kebanyakan memakai masker. Go Eun menunjukkan foto seorang pria yang ingin dioperasi seperti Do Min Joon, dan hasilnya lumayan. Dan dari riset yang Go Eun lakukan, banyak turis Cina yang menginginkan gaya rambut seperti Jun Ji Hyun. Jin Gu yakin rencana baru mereka ini akan sukses, ia akan menunjukkannya pada bosnya yang menyebalkan itu. Tapi Jin Gu jadi tak enak karena Go Eun mencari semua informasi itu sendirian, harusnya ia juga membantu.


Go Eun berkata itu karena ia tak bisa tidur semalam. Jin Gu terdiam, ia jadi ingat Go Eun menciumnya semalam. “Apa kau tidur dengan nyenyak, Sunbae?” tanya Go Eun. Jin Gu mengangguk, ia langsung tertidur setelah makan ramen. Go Eun merasa ini tak adil, ia bahkan tak bisa memejamkan mata sedetik pun. Mau tak mau Jin Gu bertanya kenapa?


“Aku menonton drama Amerika,” jawab Go Eun. Jin Gu tertawa lega karena ternyata Go Eun asik menonton Game of Thrones. Drama yang tak ditonton Jin Gu, menurutnya menonton drama seperti itu akan sulit untuk berhenti, makanya ia tak melakukannya lagi.

 

Sementara itu Se Young dan Jae Bum pergi riset ke pasar tradisional. Mereka mendatangi penjual sate pedas (anggap aja gitu ya, aku nggak tau nama makanannya :p) karena katanya turis Cina suka makanan pedas. Ahjumma penjual tak tau bagaimana mereka bisa tau tempatnya, tapi memang banyak turis Cina datang dan mereka bahkan suka yang lebih pedas. Se Young jadi semangat mengajak Jae Bum mencobanya. Jae Bum terpaksa mengangguk dan berkata ia suka pedas.

 

Ahjumma yang mendengarnya menawarkan yang ekstra pedas untuk Jae Bum, turis Cina bahkan suka yang lebih pedas lagi. Jae Bum setuju, tapi Se Young jadi khawatir, itu pedas sekali. Jae Bum menenangkan, saat segalanya terasa sangat berat saat wamil ia akan memakan beberapa jalapeno (cabe super pedas), keringat akan menghilangkan lelahmu. Ahjumma pun memberikan satu yang pedas untuk Se Young, dan satu super pedas untuk Jae Bum.


Tapi.. saat Se Young asik memakan miliknya, Jae Bum harus terus menjilat eskrim. Hahaa, Jae Bum kepedasan dan menyerah. Wajahnya tampak tersiksa, tapi Jae Bum berdalih itu rasa pedas yang menyenangkan. Se Young tak yakin, kau benar baik-baik saja? Jae Bum mengangguk. Se Young menawarkan potongan terakhir miliknya, yang langsung ditolak Jae Bum, ia masih kepedasan. *hahaa, kelepasan dia.*


Tiba giliran Jin Gu dan Go Eun yang berkonsultasi dengan dokter bedah plastik (yaah, kenapa nggak ke dr. Gong Ki Tae aja?? Hahaa). Go Eun menunjukkan foto pria yang jadi mirip dengan Do Min Joon dan bertanya apa banyak permintaan seperti ini? Dokter itu mengiyakan, banyak yang ingin seperti bintang Korea populer. Dokter itu mengarah ke Jin Gu, berkata bibir Jin Gu terlalu naik, “Orang berpikir kau playboy kan?”

 

Jin Gu kaget, hah? Dokter itu memberikan cermin untuk dipegang Jin Gu, bibirmu kira-kira anglenya 80°, itu tak bagus. Kim Soo Hyun yang bibirnya 35° sedang populer sekarang. Dokter itu melihat Go Eun yang bibirnya juga 35°, ia menyuruh Jin Gu melihatnya dan menawarkan untuk menurunkan bibir Jin Gu sedikit saja. Jin Gu tertawa, ia baik-baik saja. Dokter itu merasa sayang, kau tampan kecuali untuk itu. Sebelum dokter itu makin mendesak, Jin Gu segera berterimakasih atas konsultasinya dan pamit pergi.

 

Di luar, Go Eun malah senyum-senyum memandangi bibir Jin Gu sampai Jin Gu risih dan bertanya apa ini benar-benar terlalu naik? Go Eun mengangguk. “Lalu haruskah aku dioperasi?” tanya Jin Gu. Go Eun menggeleng, ia suka bibir dan senyum joker Jin Gu. Jin Gu mengeluh karena itu ia selalu dibilang playboy. “Memangnya kau bukan?” tanya Go Eun tak percaya. Jin Gu tentu saja menyangkal, ia loyal kalau sedang jatuh cinta. Go Eun tertawa dan menggandeng Jin Gu, mengajaknya makan siang.


Kwang Soo sibuk merapikan bajunya di kamar mandi, Young Hoon yang baru keluar heran melihat kelakuan sahabatnya, kenapa kau begitu rapi? Kwang Soo menyangkal, ia selalu rapi seperti ini. Young Hoon curiga dan bertanya apa yang kau lakukan dengan Eun Ji hari itu? Kwang Soo berkata ia tak menemui Eun Ji. Young Hoon langsung mengatainya gila, tapi dari penampilan Kwang Soo, ia tau karena siapa semua ini..


Young Hoon minta Kwang Soo tak menceburkan diri ke masalah besar, ini semua karena Da In kan? Sangat jelas kalau ini akan berakhir sedih, kenapa harus Da In lagi di antara semua gadis? Kwang Soo menyuruh Young Hoon berhenti. Young Hoon memberi saran, kau ini single, kenapa harus terlibat dengan janda? Kulitmu hanya agak berkerut, tapi secara keseluruhan tak seburuk itu, kau masih punya harapan. Menurut Young Hoon lebih baik Kwang Soo bersama scriptwriternya saja, setidaknya ia tak punya anak. Tapi Kwang Soo malah menegaskan kalau ia dan Da In belum benar-benar putus. Young Hoon mengatai Kwang Soo gila, kau akan kembali ke akal sehatmu setelah dicampakkan lagi.


Kwang Soo mungkin agak gila, karena ia tersenyum dan menyapa tim spongenya ceria. Semua bengong melihat Kwang Soo yang bahkan sedang bersiul. Mereka malah jadi khawatir dan bertanya-tanya, dia pasti sudah gila, kita harus hati-hati. Dan mereka makin bengong saat Kwang Soo mengajak berdiskusi di luar saja, sambil minum kopi.


Kwang Soo sengaja membawa mereka ke cafe Da In. Mereka senang dengan suasana dan aroma kopi di cafenya, tapi si scriptwiter heran, kenapa harus menyetir 30 menit untuk secangkir kopi padahal agenda hari ini sangat banyak? Kwang Soo berkata kopi dan cake di cafe ini fantastis dan menyuruh mereka memesan apa saja yang diinginkan. Semua langsung semangat.


Kwang Soo memulai diskusi mereka, well ini agak aneh karena Kwang Soo biasanya selalu diam dan tak berminat tiap di dekat mereka. Tapi karena prolog yang kepanjangan, scriptwriter memotong dan menyuruh anggota tim yang lain untuk langsung praktek materi minggu ini saja. Ide kali ini berkaitan dengan memukul kepala secara cepat. Mereka langsung praktek, dan tertawa cukup ribut sampai Kwang Soo minta mereka berhenti. Tapi kejutan lain hari itu, Kwang Soo setuju dengan ide mereka dan mengajak mereka melanjutkan diskusi di kantor saja. Scriptwriter tak mau, Kwang Soo yang tadi mengajak diskusi sambil minum kopi.


Kwang Soo yang jadi super baik hati berkata ia hanya ingin mereka refreshing dulu dan menyuruh mereka memesan lagi. Mereka makin semangat dan memesan lagi. Selama mereka di sana, Kwang Soo tersenyum terus, karena ia bisa terus memandangi Da In. Meski ia tetap diabaikan Da In.

 

Soo Ah yang berjalan sendirian tampak mencari-cari seseorang. Karena matanya kemana-mana, Soo Ah hampir menabrak orang yang dicarinya... Kang Min Gu. Min Gu tersenyum senang, kau mencariku kan? Soo Ah menyangkal. “Ayolah, aku melihatnya,” goda Min Gu. Soo Ah tak menjawab dan melangkah pergi. Min Gu menghalangi langkahnya dan bertanya apa Soo Ah tak akan menjawabnya?

“Jawab apa?”

“Kau tak ingat? Sepertinya aku bilang kalau aku menyukaimu,” sahut Min Gu. “Tapi kau tak perlu menjawabku, kita buat saja ini hari pertama kita.”

“Apa?”


“Mulai sekarang, kau pacarku dan aku pacarmu, deal?” ujar Min Gu. Soo Ah berkata tidak dengan nada tak yakin, ia pikir mereka tak cocok. Min Gu kaget, menurutnya mereka sangat cocok, mereka bisa berkencan dulu dan Soo Ah bisa menjawab bagian itu nanti. Min Gu yakin ia bagus dalam memperbaiki diri.


Soo Ah tak menjawab dan melangkah masuk ke cafe yang mereka lewati. Min Gu ikut masuk, dan ikut memesan espresso seperti yang dilakukan Soo Ah, berkata ia juga suka espresso. Saat Soo Ah akan membayar, Min Gu menyodorkan sebuah kartu kredit.. milik ibunya (jiaah, kirain punya sendiri, tapi kan Min Gu masih SMA ya? Haha). Soo Ah tampak keberatan, tapi lalu diam saja. Min Gu berkata ia hanya meminum espresso, meski semua orang berpikir itu terlalu pahit. Min Gu yakin mereka soulmate, sangat cocok.

 

Pesanan mereka sudah siap. Min Gu meminumnya, dan langsung mengernyit karena pahit, haha. Soo Ah tertawa.Tapi tentu Min Gu tak mengaku, malah berkata pria seharusnya meminum sesuatu yang kuat seperti ini dan pura-pura menikmati kopinya. Btw ini kayaknya Soo Ah ngerjain deh, soalnya dia cuma kayak nyium aroma kopinya aja, nggak bener-bener diminum. Hahaa, kasian deh Min Gu.


Soo Ah mengeluarkan bukunya dan memasang headset, mulai belajar. Min Gu mengirimi Soo Ah pesan, tapi tanpa membukanya Soo Ah langsung membalikkan ponselnya, tanda tak ingin diganggu. Min Gu pun menunggu sampai bosan sendiri. Karena Soo Ah tetap mengabaikannya, Min Gu pindah duduk ke sebelahnya dan mengambil satu headset yang terpasang di telinga Soo Ah, penasaran dengan musik apa yang didengarnya.


“Hm, Blue Paprika? Kau menyukai mereka juga?” tanya Min Gu kenal lagunya. Soo Ah tak percaya Min Gu juga suka band indie. Min Gu mengiyakan. Soo Ah tak yakin, siapa yang kau suka? “Americano,” jawab Min Gu setelah berpikir sejenak. Oh, Soo Ah tau lagunya, tapi masih ragu Min Gu suka lagu seperti itu. Min Gu pun mulai menyanyikannya, ‘Americano, chuwa chuwa chuwa..


“Bagaimana lanjutannya?” tanya Soo Ah. Tapi Min Gu tetap menyanyikan lirik yang sama berkali-kali. Soo Ah tertawa, kau tak tau lagunya. Min Gu berdalih ia hanya mencoba membuat Soo Ah tertawa dan berkata ia benar-benar suka musik indie.


Soo Ah pun mengetes dengan memperdengarkan salah satu lagu di ponselnya, lagu siapa ini? Tentu saja Min Gu tak tau. “Standing Egg,” beritahu Soo Ah sambil mengeluhkan Min Gu yang tak tau apapun. Ia membereskan barangnya dan langsung pergi meninggalkan Min Gu.


Jin Gu makan malam bersama Go Eun. Tapi Go Eun yang tampak menikmati makanannya malah mengingatkan Jin Gu pada Se Young. Jin Gu pikir Go Eun tak suka makanan seperti ini (kayaknya sih mereka makan perut babi, kayaknya lho yaa). Tapi Go Eun suka, ini bagus untuk kulitmu. Jin Gu berterimakasih, berkat Go Eun mereka bisa selesai cepat lalu makan malam enak. Kalau dengan Se Young, Jin Gu selalu selesai lambat karena makan malam dulu.


Go Eun tertawa, Se Young pasti suka diajak ke tempat ini. Jin Gu menggeleng tak setuju, kalau dia di sini, kita tak akan dapat satu gigitan pun, Miss Piggy akan menghabiskannya sebelum semua matang. Go Eun tersenyum. Jin Gu memuji senyum Go Eun. Go Eun berkata ini sudah kebiasaan, ia bekerja paruh waktu di departemen store sangat lama untuk bisa membayar les. Dari situ kebiasaan senyum Go Eun terbangun. Dan Go Eun berkata senyum Jin Gu juga bagus.

 

Saat akan pulang dan berpisah, Jin Gu berpesan agar Go Eun tak menonton drama dan tidur lebih cepat. Go Eun mengangguk. Jin Gu sudah berbalik ke arah lain saat Go Eun memanggilnya. Go Eun jujur kalau sebenarnya ia sudah selesai dengan drama Amerika itu bulan lalu. Ia tak bisa tidur karena seseorang ada di pikirannya. Jin Gu tersenyum canggung. “Bagaimana? Ini sudah sehari. Kau tak merasa sedikit jatuh cinta padaku?” tanya Go Eun terus terang. Go Eun yakin kalau Jin Gu akan segera jatuh cinta padanya. Jin Gu akan menjawab kalau sebenarnya ia.. tapi Go Eun menghentikannya, sudah cukup untuk hari ini, kita akan mulai lagi besok. Lalu Go Eun pamit.


Bis 909. Se Young pulang diantar Jae Bum. Se Young tak enak merepotkan, tapi Jae Bum ingin nostalgia, sudah lama ia tak naik bis ini. Dulu saat Jin Gu tinggal di daerah rumah Se Young, ia naik bis ini untuk ke rumah Jin Gu dan ia belum pernah mengunjungi rumah Jin Gu sejak dia pindah. “Jin Gu Oppa pindah?” tanya Se Young heran. Jae Bum mengangguk, dia pindah ke Ilsan tahun lalu.


“Tapi dia selalu pulang ke rumah bersamaku dengan bis ini,” sahut Se Young sedikit bingung. Jae Bum ikut bingung, bis ini tak menuju Ilsan. Se Young terdiam, ingat Jin Gu yang selalu pulang bersamanya setiap hari. Open your eyes girl, he is sincere!


Sementara itu di bis lain, Jin Gu memandangi foto-foto Se Young di ponselnya.


Di rumah, Dong Gu serius berlatih dance. Ibu menyemangati Dong Gu. Dan Min Gu sibuk sendiri dengan headsetnya. Kwang Soo bergabung dan hendak mengganti saluran tv, ibu langsung memukul tangannya, berkata besok Dong Gu ada audisi Dancing 9 Kids. Kwang Soo lalu menyemangati Dong Gu, tapi Min Gu malah mengejek adiknya, kau mau dipermalukan di depan seluruh negeri? Masih sambil berlatih, Dong Gu menjawab dancenya masih lebih baik daripada kakaknya itu. Ibu memuji dance Dong Gu dan yakin ia akan jadi juara pertama di audisi. Min Gu tak peduli dan memasang headsetnya lagi.


Ponsel ibu berdering, awalnya ibu tenang menjawab, tapi lalu panik, kau menculik putraku? Ibu makin panik dan menghitung laki-laki di hadapannya, di mana Jin Gu? Min Gu berkata dia belum pulang. Ibu langsung bertanya ke si penelpon di mana putranya sekarang?


“Halo, apa aku menakutkanmu?” tanya si penelpon. Ibu masih panik dan bertanya di mana putranya, Jin Gu? Si penelpon berkata kalau ibu memberikan 5 juta won, ia akan membawa putranya sekarang juga. “Hah? Membawa putraku?” tanya ibu. Tepat saat itu Jin Gu pulang. Sadarlah ibu kalau ia ditipu.


Si penelpon melanjutkan, “Halo, jadi jika kau memberi 5 juta won..” Ibu hanya mengiyakan, ooh ya 5 juta won? Ia akan memberikannya, tapi tolong bawa saja adiknya daripada putranya. Kwang Soo pun mukanya langsung masam, hahaa.

Si penelpon heran, “Eh, apa aku menakutkanmu?” Ibu berkata tenang kalau ia tak takut, tapi ambil saja si bodoh ini, bawa ia keluar negeri atau nikahkan saja ia atau kirim saja ia kemanapun.

Respon si penelpon masih sama, “Oh, kau sangat takut.” Tidak, jawab ibu, ia tak takut. Jika kau membawanya, ia akan langsung memberikan 5 juta won. Dan telpon langsung ditutup. Ibu mengeluh kenapa telponnya ditutup padahal ini mulai lucu. Muka Kwang Soo masih masam, tapi Min Gu langsung tepuk tangan, memuji ibunya hebat. Huahahaa, sumpah aku ngakak nggak karu-karuan pas nonton ini. kesian amaaat sih samchoon satu ini..



“Jika kalian tak bisa menikah seperti paman kalian, aku juga akan menjual kalian,” ujar ibu serius.


Bersambung ke Part 2

3 comments:

  1. Ya ampun samchon keren jg gayanya walaupun agak sedikit kurang tinggi hahahaha. Tq mba difa

    ReplyDelete
  2. Keren keren keren suka couple min gu soo ah cute,lagu yg min gu nyanyiin "americano chuwa chuwa chuwa" jg dinyanyiin A pink pas di showtime ep3...dan sama2 ga ada dilanjutin.kebetulan bgt :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan awalnya kupikir Min Gu ngarang lirik, habisnya gitu doang.. :p

      Delete