Sunday, September 28, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 9 Part 1

 

Kita memulai hari dengan Soo Ah yang berdandan dan menata rambutnya sebelum pergi. Saking cantiknya, hampir semua pria menoleh saat melihatnya menyebrang jalan. Tapi seorang pria menunggu di seberang jalan dengan muka ditekuk. 


Min Gu kesal karena semua orang terus melihat Soo Ah yang terlalu cantik. Soo Ah tersipu malu. Min Gu ingin ia satu-satunya yang melihat Soo Ah. Soo Ah berbalik, wajahnya berubah mengeras.

[Soo Ah (21): Pacarku yang lebih muda 2 tahun dariku tak tau siapa aku yang sebenarnya.]

Se Young yang akan pulang melihat Jin Gu dan Go Eun meninggalkan kantor bersama sambil mengobrol akrab. Di luar, Jin Gu ternyata menunggunya. Ia berbasa-basi soal jalanan yang macet di hari Jum’at. Se Young mengiyakan.

 

Jin Gu menyuruh Se Young jujur, kau tak merasa bosan karena sekarang kau pulang sendirian? Se Young menyangkal, waktu berputar cepat saat ia membaca. Jin Gu tertawa tak percaya, kau selalu tertidur di bis, waktu pasti berputar cepat saat kau bermimpi. Hahaa. Jin Gu tiba-tiba berkata ia harus pergi ke suatu tempat dan pamit pergi. Se Young hanya melambaikan tangannya canggung.

[Se Young (26): Pria yang kupikir seorang brengsek mungkin benar-benar tulus selama ini.]

Da In yang pulang bersama Eun Suh terhenti langkahnya saat melihat pantulan sosok Kwang Soo di kaca di hadapannya. Kwang Soo keluar seolah kebetulan dan langsung menyapa, “Oh, Da In-ie? Sangat kebetulan kita selalu bertemu satu sama lain.” Seperti biasa Da In mengabaikannya dan terus melangkah masuk meski Kwang Soo terus mengoceh.

[Da In (33): Pria dari masa lalu paling menyakitkanku selalu muncul di depan mataku.]

Hati perempuan dilindungi oleh lapisan dari dinding baja..
Jadi kami sendiri tak tau apa yang ada di balik dinding itu.. atau bagaimana untuk meruntuhkannya.
Tapi hati kami yang terlindungi bisa berubah dalam satu kedipan mata. Itulah yang kami rasakan.


Track 9. The Girl’s Stories


Da In kaget saat tau Jin Gu naik bis yang sama dengan Se Young setiap hari selama setahun ini untuk mengantar Se Young pulang, lalu apa yang akan kau lakukan? Tak ada, jawab Se Young lesu, itu tak berarti apa-apa. Da In mendukung Se Young dan Jin Gu pacaran. Se Young tak mau. Da In jadi heran, dulu kau menyukainya? Se Young berkata itu karena ia berhasil dibodohi, sangat sulit untuk akhirnya bisa berteman.


“Meskipun kau tau dia tulus?” tanya Da In. Se Young bersikeras menganggap itu bukan hal besar, dia hanya naik bis bersamaku.. dan lagi dia sedang dekat dengan seseorang. Tapi Se Young tak mau memberitahu siapa orang itu, yang jelas tak akan ada yang terjadi di antara mereka. Da In sih hanya mengiyakan. Se Young melihat jam dan segera pamit pergi. Da In ingat besok ulang tahun Se Young dan menyuruhnya mampir besok, ia akan menyiapkan cake. Se Young tertawa senang, memuji Da In benar-benar malaikatnya lalu pergi.


Da In belum selesai membereskan gelasnya dan Se Young saat tamu lain datang, siapa lagi kalau bukan Kwang Soo. Da In hanya menghela napas kesal melihatnya. Kwang Soo sedang sibuk membaca saat lagu yang terputar di cafe Da In tiba-tiba mati. Kwang Soo berkata itu mungkin kabelnya dan akan mengecek. Da In tak mau, tapi Kwang Soo tetap melakukannya sambil mengoceh ia ahlinya untuk hal seperti ini, ini hal kecil untuk pecinta musik. Tapi, suaranya tetap tak muncul.


Kwang Soo mengeceknya lagi, ini sudah terhubung ke laptop, mungkin kau seharusnya mendengarkan di CD. “Aku masih menyimpan semua CD yang kau berikan, kau masih suka Loveholic kan?” tanya Kwang Soo. Karena Kwang Soo tak juga berhasil,  Da In mengecek laptopnya dan.. lagunya kembali terputar. Kwang Soo takjub dan memuji Da In, kau bahkan tak tau bagaimana menyalakan MP3 player dulu.


Da In tetap mengabaikan Kwang Soo yang terus mengingatkan soal masa lalu mereka. Soal Da In yang berpikir MP3 yang baru dibelinya rusak padahal ia belum memasukkan baterai. Soal Da In yang tiba-tiba menyuruhnya datang karena lampu di rumahnya mati. Da In terus berkata tidak saat Kwang Soo bertanya apa Da In mengingatnya.


“Da In-ah, jika kau tak bisa mengingat, aku akan membantumu mulai sekarang karena aku mengingat semuanya. Jadi aku akan datang dan menghidupkan lagi ingatanmu setiap hari,” ujar Kwang Soo lalu memberikan sebuah buku dan pamit pergi. Da In membuka buku itu, dan ada tulisannya di dalamnya.

[Aku paling mencintainya dan dia yang paling menyakitiku. Mengapa dia membawa semua memori yang kucoba sangat keras untuk lupakan?]
Se Young pergi ke ruang istirahat dan ada Jin Gu bersama Go Eun di situ. Se Young hampir tak jadi masuk, tapi lalu menguatkan diri kalau ia cukup berpura-pura tak ada yang terjadi. Mereka sedang membicarakan Game of Thrones. “Aah game, aku juga suka game..” sahut Se Young. Jin Gu berkata kalau itu drama Amerika dan lanjut membicarakannya dengan Go Eun.

 

Jin Gu tak tampak peduli dengan keberadaan Se Young, hanya Go Eun yang sesekali menjawab pertanyaan Se Young tentang hal yang sama sekali tak dimengertinya itu. “Unni, kau tak menoton drama Amerika?” tanya Go Eun. Sebelum Se Young menjawab, Jin Gu berkata kalau yang Se Young lakukan hanya makan, ia tak akan punya waktu untuk itu.

 

Se Young bangkit pergi. Jin Gu yang sedang menunjukkan sebuah smurf yang lucu pada Go Eun tak menyadarinya. Smurf itu ternyata flash disk dan di dalamnya ada semua drama Amerika favorit Jin Gu, jadi Go Eun bisa menontonnya. Se Young melihat itu dan melangkah keluar dengan lesu, sekaligus kesal.


Se Young makin kesal karena Jin Gu yang berdiri di belakangnya dan memegang kursinya malah asik merencanakan makan malam dengan Go Eun. Jadi Se Young menarik kursinya sampai pegangan Jin Gu terlepas, dan ia terjatuh.


“Hei Ma Se Young, apa kau melewatkan makan siang hari ini?” teriak Jin Gu kesal, kau jadi kejam saat lapar. Jin Gu menebak Se Young sedang diet dan langsung tertawa lebar, itu bagus, kau tampak membulat akhir-akhir ini. Gantian Se Young yang berteriak kesal dan minta Jin Gu berhenti. Jin Gu heran ada apa dengan Se Young, ia kan hanya bercanda. Se Young tak menanggapi dan melanjutkan pekerjaannya. Jin Gu pun kembali ke meja kerjanya, meski masih heran dengan kelakuan Se Young.

[Ada apa denganmu, Ma Se Young? Sadarlah..]

Soo Ah dan dua temannya sedang di toko kosmetik. Soo Ah mencoba dandanan yang membuatnya tampak seperti anak SMA dan cukup berhasil, tapi Soo Ah lupa menghapus cat kukunya. Temannya tak habis pikir dengan Soo Ah yang selalu mengatai Min Gu kekanakan, tapi sekarang malah cinta mati padanya. Soo Ah tertawa, “Apa yang bisa kulakukan? Dia sangat mencintaiku, setidaknya aku harus memberinya kesempatan.”


Temannya tertawa tak percaya, dia bahkan tak tau namamu yang sebenarnya. Soo Ah menutup mulut temannya kesal, jangan pernah menyebut nama itu. Temannya mengingatkan lagi, jika Min Gu tau kau belajar untuk masuk universitas lagi dia akan memperlakukanmu seperti pecundang. Teman satunya berkata Soo Ah bahkan punya hal lebih besar lagi untuk disembunyikan. Soo Ah bisa langsung dicampakkan jika sampai ketahuan.


Soo Ah mencoba tak peduli, kalau itu terjadi mereka tinggal berpisah. Dua temannya tak percaya dan menyuruh Soo Ah tak usah berakting kuat. Dan ya, Soo Ah memang tampak khawatir.


Soo Ah pergi makan dengan Min Gu dan bengong saat melihat meja yang dipenuhi makanan. Apalagi Min Gu memesan semua itu dengan kartu kredit ibunya. Tapi Soo Ah lalu tersenyum dan mulai makan. Min Gu mengamati Soo Ah yang sedang makan, “Kunyahlah dengan baik. Jika kau sakit, Oppa akan merasa sakit juga.” Soo Ah tertawa mendengar gombalan Min Gu.


Min Gu memotong dagingnya dan akan menyuapkannya ke Soo Ah. Soo Ah sudah siap membuka mulut, tapi Min Gu ternyata mengerjainya.. berkali-kali, karena daging itu akhirnya masuk ke mulut Min Gu. Ia kembali melakukannya saat pelayan datang dan bertanya pesanan minuman mereka. Soo Ah memesan kopi, tapi Min Gu minta dibawakan 2 jus stroberi. Soo Ah tetap ingin kopi. Min Gu kesal dan minta Soo Ah mendengarkannya, “Kau tak bisa tidur kalau terlalu banyak minum kopi. Jika kau tak bisa tidur, Oppa juga tak bisa.”

 

Pelayan yang denger itu sampai nahan tawa, haha, cheesy banget yak Min Gu ini? Soo Ah sih cuma senyum dan nurut aja.


Makanan yang memenuhi meja akhirnya habis. Keduanya sampai kekenyangan. Soo Ah melihat gambar gadis kecil di meja dan berkata Sa Rang sangat cute. “Siapa?” tanya Min Gu. Soo Ah bertanya balik apa Min Gu tak tau Chu Sa Rang? Min Gu tau, tapi ia gugup karena Soo Ah mengatakan itu dan ia jadi ingin diberi nama Kang Sa Rang saja. “Jika namaku itu, kau akan memanggilku dengan Sa Rang Opp..a,” ujar Min Gu sambil menari. Soo Ah tertawa.

[Aku biasa berpikir dia kenanakan, tapi dia juga mulai membuatku tertawa] 

Saat membayar, kasir menebak kalau mereka pelajar dan berkata ada diskon 50% untuk pelajar kalau masing-masing menunjukkan kartu pelajarnya. Min Gu tertarik dan mengeluarkan kartu pelajarnya, tapi Soo Ah diam saja. Jadi Min Gu berpikir kalau Soo Ah tak membawa miliknya. Soo Ah terpaksa mengiyakan. Min Gu pun membayar penuh, toh ini kartu ibunya. Soo Ah keluar duluan dengan lesu.

[Sebenarnya aku takut dia akan tau tentang diriku yang sebenarnya.]

Min Gu menyusul Soo Ah dan bingung melihatnya tampak lesu, apa ia melakukan sesuatu yang salah? Soo Ah menggeleng, tak ada apa-apa. Min Gu ingin membuat Soo Ah tertawa dan menariknya ke karaoke. Dan berhasil, Soo Ah tertawa mendengar nyanyian Min Gu. Min Gu sudah capek menyanyi tapi masih sisa 1 menit lagi, dan bertanya apa lagi yang harus kita nyanyikan? Soo Ah tersenyum, apapun yang ingin kau nyanyikan (btw, Soo Ah manggil Min Gu ‘Oppa’ lho..)


Min Gu berpikir sejenak sebelum memutuskan menyanyikan lagu Standing Egg. Band favorit Soo Ah. Tentu Soo Ah terus tersenyum mendengar nyanyian Min Gu.


Da In baru pulang saat bel rumahnya berbunyi, tapi tak tampak siapapun di depan rumahnya. Da In curiga dan siap dengan payungnya saat membuka pintu. Dan memang tak ada siapapun, hanya ada sebuah amplop putih di depan pintu. Da In mengambilnya, dan isinya tiket konser Loveholic plus pesan dari Kwang Soo, ‘Kau ingat? Mereka akan mengadakan konser, mau datang?’ Di balik pesan itu, ada foto mereka saat menonton konser itu dulu.


Gara-gara itu Da In terus termenung dan membiarkan Eun Suh menonton kartun sendirian.

 

Terdengar lagu Loveholic terputar, dan rupanya itu kerjaan Kwang Soo yang menaikkan tinggi-tinggi speaker yang memutarkan lagu itu di balkon rumah. Sudah susah payah, eh saat melongok ke bawah ternyata Da In dan Eun Suh baru berjalan keluar, hahaa, sia-sia samchooon! Kwang Soo buru-buru ingin menyusul, tapi Dong Gu malah iseng mengunci pintu balkon. Kwang Soo menyuruh Dong Gu segera membukanya. Dong Gu hanya tertawa-tawa dan meninggalkan samchoonnya,hahaa lagi.


Kwang Soo ke supermarket dan pura-pura ketemu Da In secara kebetulan. “Da In-ie! Apa yang membawamu ke sini? Ooh, kau berbelanja di sini,” sapa Kwang Soo sambil mengambilkan sepiring telur untuk Da In. Meski diabaikan, Kwang Soo terus mengikuti Da In dan seliweran di dekatnya. Sampai Kwang Soo tak sadar ia memegang pembalut saat Da In mengambil tisu, haha.


Mereka selesai berbelanja, dan saat Da In sibuk memasukkan belanjaan ke mobil, Kwang Soo akrab mengajak bicara Eun Suh. Tanpa berkata apapun, Da In menggendong Eun Suh masuk ke mobil. Kwang Soo mengambil sebuah bando dari belanjaannya dan memberikannya ke Da In. Da In tak menyambutnya dan melangkah masuk ke mobil. Jadi Kwang Soo membuka pintu mobil Da In dan meletakkan bandonya di kursi penumpang.

 

Da In kesal, “Kenapa kau melakukan ini, Oppa? Apa ini lucu untukmu?” Tapi Kwang Soo hanya fokus pada kata ‘Oppa’ yang Da In ucapkan, ia tersenyum senang, kau akan datang kan besok? Da In diam saja dan masuk ke mobilnya. Kwang Soo melambaikan tangan pada Eun Suh, dan mobil Da In segera pergi.


Di jalan, Da In melihat bando pemberian Kwang Soo dan itu membuatnya termenung lagi.


Min Gu pulang naik bis bersama Soo Ah. Ia masih over protektif seperti dulu, saat ada pria naik bis, ia langsung melindungi Soo Ah dengan badannya. Tapi bukannya kesal, kali ini Soo Ah malah tertawa meski dalam hatinya ia bimbang, haruskah ia memberitahu namanya yang sebenarnya dulu? Soo Ah sudah akan mengatakannya saat beberapa gadis dengan logat daerah naik bis dengan berisik. Min Gu berbisik kalau ia benci gadis seperti mereka. Soo Ah pun tak jadi mengatakannya.


“Tak bisakah aku mengantarmu pulang?” tanya Min Gu. Soo Ah mengingatkan ini bis terakhir dan memencetkan tombol berhenti untuk Min Gu. Min Gu mengeluh, ia ingin rumahnya lebih jauh dari rumah Soo Ah. Soo Ah tersenyum, itu hanya satu bis stop lebih jauh. “Bagaimana kalau aku langsung merindukanmu?” tanya Min Gu khawatir. Soo Ah tersenyum lagi, besok kan mereka akan bertemu lagi.


Bis sudah berhenti, tapi Min Gu masih enggan turun, ia takut kangen Soo Ah (huahahaa, Min Gu, Min Gu! -.-“). Min Gu akhirnya turun dan saling melambaikan tangan dengan Soo Ah yang tersenyum. Namun senyum Soo Ah hilang saat bis kembali berjalan, “Aku tak bisa membuatku mengatakannya hari ini.


“Han Soo Ah!” teriak Min Gu yang berlari menjajari bis. Soo Ah kaget melihatnya. Min Gu terus berlari menyusulnya, tapi lalu ia berbelok ke arah lain. Soo Ah kira Min Gu sudah pergi, tapi ternyata Min Gu yang kelelahan sudah sampai duluan di halte tempat Soo Ah turun.


Terengah-engah Min Gu berkata ia lupa memberikan sesuatu. Gelang permohonan, ia menunjukkan tangannya yang sudah memakainya dan berkata itu akan lepas dengan sendirinya saat permohonanmu terkabul. Min Gu menyodorkan gelang Soo Ah dan menyuruhnya membuat permohonan. Soo Ah tersenyum dan melakukannya.


Min Gu memasangkannya untuk Soo Ah dan berpesan jangan melepasnya sampai ia lepas sendiri. Min Gu penasaran apa permohonan Soo Ah, tapi Soo Ah bilang itu rahasia.

[Apakah dia akan tetap menyukaiku setelah dia tau tentangku?]

Note:
Episode kali ini point of viewnya dari para tokoh wanita, hehe gantian sekali-sekali, Lucu deh Se Young mulai cemburu-cemburu gitu. Da In tetap nggak jelas. Dan siapa Soo Ah sebenarnya? Kenapa dia sampe khawatir begitu ya? 


1 comment:

  1. Setuju mba,cewek cewek'y mulai pd bersikap manis.se young mulai cemburu,soo ah bela2in ngikutin gaya ABG,udh bnrn suka jg kali yh m min gu :-D.penasaran bgt m soo ah ky'y bnyak bgt yg di rahasiain??.dtunggu lanjutannya..gomawo

    ReplyDelete