Thursday, October 2, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 10 Part 1


 

Jin Gu heran dengan Se Young yang tiba-tiba menyusulnya dan minta ia untuk tak mengangkat telpon dari Go Eun. “Apa ada yang mau kau katakan?” tanya Jin Gu. Melihat Se Young gelagapan, Jin Gu menggodanya, kau pasti tersentuh kan? Se Young yang salah tingkah minta Jin Gu diam, ia akan mengantar Jin Gu pulang, bukan, maksudnya mengantar ke bis stop. Jin Gu menyuruh Se Young pulang saja, tapi Se Young bilang ada yang ingin ia beli di minimarket dan menarik Jin Gu pergi. Jin Gu tak habis pikir, ia sudah membelikan sup rumput laut, tapi Se Young masih saja ingin beli sesuatu jam segini, hahaa.


Bis Jin Gu datang. Jin Gu sudah akan naik bis saat Se Young memanggilnya dan berterimakasih untuk kadonya. Jin Gu tertawa dan menyuruh Se Young memperlakukannya lebih baik mulai sekarang. Di bis, Jin Gu masih heran dengan kelakuan Se Young malam ini.


Han Gu yakin Se Young menyukai Jin Gu. Jin Gu menyangkal. “Lalu kenapa dia tak ingin kau mengangkat telpon Go Eun? Dia cemburu,” duga Han Gu. Dan Han Gu jadi penasaran kado apa yang diberikan Jin Gu sampai membuat Se Young tergerak seperti itu, kau membelikannya tas? Tentu saja tidak, jawab Jin Gu, aku membelikan sup rumput laut. Han Gu tak habis pikir dan merasa Se Young aneh karena menyukai Jin Gu karena sup rumput laut? “Tak seperti itu,” jawab Jin Gu.


“Lalu bukankah segalanya berjalan lancar dengan Go Eun?” tanya Han Gu. Jin Gu lagi-lagi menjawab tidak. Han Gu menyuruh Jin Gu bersama Se Young saja, cium dia. Jin Gu hanya menghela napas kesal, dan itu membuat Han Gu tertawa, tau kalau Jin Gu kena tampar Se Young setelah menciumnya. Kalau Jin Gu melakukannya lagi, ia yakin mereka tak akan pernah berteman lagi. Han Gu memberi saran agar Jin Gu menggunakan metode favoritnya, ajak dia keluar untuk tau dia tertarik padamu atau tidak. Jin Gu menggeleng, itu tak akan berhasil untuknya. Tapi menurut Han Gu, Jin Gu tetap harus melakukannya karena Se Young terlalu lambat sadar.

Han Gu melihat ada harapan karena Jin Gu terus naik bis yang sama dengan Se Young dan memberi selamat terlebih dulu. Jin Gu yang daritadi tak mau berharap mulai goyah dan tersenyum.


[Kata-kata yang tampaknya tak signifikan memberiku harapan lagi.]


[Dan segala sesuatu selain dia tampak tak signifikan.]


[Dan aku menemukan sisi lain diriku. Itulah saat pria jatuh cinta.]


Track 10. Celebrating You


Se Young datang ke kantor dengan penampilan baru. Ia tampak cantik dengan rambut tergerai, dress dan ia bahkan berdandan. Semua orang bengong melihatnya. Go Eun langsung memuji Se Young yang tampak seperti Son Ye Jin dengan rambut tergerai seperti ini. Se Young malu, ia bisa dilempari batu kalau seseorang mendengar ini. Go Eun jadi penasaran apa Se Young punya rencana malam ini? Tidak, jawab Se Young, ia hanya mencoba apa yang Go Eun berikan. Go Eun memuji Se Young tampak cantik dan minta persetujuan Jae Bum. Jae Bum yang tadi ikut bengong mengangguk.


Tapi bengongnya Jae Bum belum seberapanya Jin Gu. Mulut Jin Gu menganga lebar sampai ia harus menutupinya dengan tangan. Jin Gu berlagak cool saat Se Young duduk di mejanya. “Kau memutuskan berpakaian seperti gadis untuk berubah?” tanya Jin Gu.

 

“Bilang saja aku cantik,” jawab Se Young. Jin Gu tertawa, cantik apanya? Tapi Jin Gu penasaran apa Se Young punya kencan buta? Se Young menggeleng. “Lalu siapa yang ingin kau buat tertarik?” selidik Jin Gu. Se Young hanya menjawab malas, pikirkan saja urusanmu sendiri. Melihat perubahan Se Young, Jin Gu jadi senyum-senyum dan berpikir, jangan-jangan...

 
 

Jin Gu pun browsing di internet tentang tanda-tanda kalau ia memang untukmu. Pertama, saat ia memegang telinga dan menunjukkan pergelangan tangannya untukmu, 30%. Kedua, kakinya mengarah ke arahmu saat ia menyilangkan kaki, 50%. Ketiga, ia menyibak rambutnya dan menunjukkan telinga dan tengkuknya, 80%. Senyum Jin Gu makin lebar karena semua itu persis yang dilakukan Se Young, ia cuma perlu 1 lagi dan itu 100%. Yang keempat, jika ia secara kasual menyentuhku, 100%.


Jin Gu mendekati Se Young dan Jae Bum yang sedang mengobrol, berpura-pura sakit, ia mengeluh demam dan kepalanya sakit sekali. Jin Gu melirik Se Young dan mendekat-dekatkan kepalanya, tapi Se Young cuek dan malah Jae Bum yang menaruh tangannya di dahi Jin Gu. Menurut Jae Bum sepertinya memang demam dan ia menawarkan aspirin. Se Young menyuruh Jin Gu pulang cepat saja, jangan menular-nulari. Jin Gu kesal dan malah batuk-batuk di dekat Se Young. Huahahaa, failed!

Jin Gu menyabarkan diri dalam hati, yang ia hadapi saat ini tak lain dan tak bukan adalah Se Young.


Kwang Soo datang saat kafe Da In baru buka. Da In kaget tapi langsung mempersilahkan Kwang Soo masuk. Di dalam ternyata ada Eun Suh, dan Kwang Soo langsung menyapa dan bermain dengannya. Kwang Soo mengajak Eun Suh melihat binatang, kau mau? Eun Suh mengangguk. “Kalau begitu kapan kita pergi? Besok?” tanya Kwang Soo lagi. Da In memotong kalau Kwang Soo sibuk, ia akan pergi berdua dengan Eun Suh kapan-kapan. Kwang Soo berkata ia tidak sibuk.

 

“Kau sibuk, Oppa,” sahut Da In. Kwang Soo otomatis tersenyum, sekarang Da In memanggilnya Oppa secara natural, “Oppa tak sibuk sama sekali. Oppa punya semua waktu di dunia ini. Oppa bahkan bisa bekerja part time disini.” Kwang Soo mengajak Da In pergi besok, pas sekali besok hari Sabtu. Da In berkata nanti saja. Kwang Soo membawa-bawa Eun Suh yang sudah ingin pergi, pria dewasa harus menjaga janji mereka. Da In tak menjawab, jadi Kwang Soo berpesan agar Da In memberitahunya kalau punya waktu, ia pasti akan datang tepat waktu.


Menurut Young Hoon, Da In tak mau karena wanita tak suka berjalan kecuali saat berbelanja, kau harusnya pergi ke pulau saja agar bisa sendirian. Kwang Soo bilang mereka akan pergi dengan putri Da In. Young Hoon tak percaya, “Kalau begitu apa ia menelponmu?” Kwang Soo menutupi ponselnya yang memang tak ada panggilan atau pesan apapun dari Da In. Young Hoon memberi saran agar Kwang Soo kencan saja dengan gadis yang menyukaimu, dia akan langsung membalas pesanmu. Kwang Soo tak masalah, ia bahkan sudah menunggu selama 1 dekade, jadi 1 atau 2 hari bukan masalah besar.


Kwang Soo mengirim pesan untuk Da In, kalau tak bisa besok, mereka bisa pergi lain kali. [39. Aku sudah melewati usia untuk jual mahal. Aku harus mudah didapatkan]


Teman-teman Soo Ah penasaran dengan reaksi Min Gu saat ia tau nama Soo Ah yang sebenarnya. Melihat muka Soo Ah yang sedih, mereka tau kalau Soo Ah dicampakkan. Tapi Soo Ah berkata malu-malu kalau Min Gu bilang itu cute. Dua temannya langsung bengong dan ingin muntah, hahaa. Soo Ah bilang kalau Min Gu sudah terlalu jatuh cinta padanya, dia berpikir namanya adalah hal paling cute. Temannya menyuruh Soo Ah hati-hati, kalau ia sudah tau namamu sebenarnya, dia akan segera tau yang lainnya. Soo Ah mengiyakan dengan kesal dan minta 2.200 won dari masing-masing. Teman-temannya kaget dong.


“Pasangan akan awet kalau temannya memberi 2.200 won di hari ke 22,” sahut Soo Ah yang mengulurkan kedua tangannya. Temannya geleng-geleng, sekarang Soo Ah juga berakting seperti anak SMA. Soo Ah tetap memintanya meski mereka beralasan tak punya uang cash. “Tapi kenapa harus 2.200 won?” tanya temannya. “Memangnya kalian mau kalau 22.000 won?” jawab Soo Ah cuek.


Dan Min Gu pun melakukan hal yang persis sama, ia juga minta 2.200 won pada dua temannya. Bedanya, mereka langsung memberikannya meskipun nggak ikhlas. Teman Min Gu melihat surat cinta di tas Min Gu dan langsung membukanya. Dengan bangga Min Gu berkata kalau itu hasil kerja kerasnya semalaman, kau tak bisa melakukannya tanpa cinta. Temannya yang gendut bertanya apa Min Gu membuat rencana untuk hari ke 22-nya? Tentu saja, jawab Min Gu, ia sudah membuat banyak rencana.

  

Sementara teman satunya sibuk membuka-buka surat cinta milik Min Gu, ia heran kenapa ada nama Han Bong Sook di situ? Ibunya ya? Min Gu menjawab enteng kalau itu nama asli Soo Ah, “Han Bong Sook, cute kan?” Dan meledaklah tawa kedua temannya, “Bong Sook itu nama nenekku.” Min Gu awalnya juga tertawa, tapi karena temannya benar-benar menertawakan Soo Ah, ia jadi kesal dan minta mereka berhenti. Mereka berhenti sebentar, tapi lalu tertawa lagi, hahaa.


Min Gu sih sudah cuek dan kembali ke hobinya, selfie dengan surat cintanya. Ia menguploadnya dengan capton, ‘Hari ke 22 Kang Min Gu dan Han Soo Ah. Tunggulah Bong Sook-ah, itu akan jadi hari paling romantis di hidupmu. Karena Oppa adalah virus bahagiamu.

 

Di sekolah akting, Baek Ji diberi selamat karena berhasil menjadi peran utama di film On the Way Home 2. Audisi untuk pemeran prianya akan segera menyusul jadi ibu guru menyuruh anak-anak untuk fokus pada adegan menangis. Semua mengiyakan dan kelas pun bubar. Dong Gu dengan muka masam melihat Baek Ji memegang tangan Min Joon dan menyemangatinya, berharap Min Joon yang menjadi peran utamanya.


Dong Gu menunggu Baek Ji dan menyodorkan cincin pororo untuk Baek Ji. Baek Ji tak mau, ia bukan bayi dan ia tak suka pororo lagi. Dong Gu belum menyerah dan menawarkan diri membonceng Baek Ji dengan sepedanya, bermain piano bersama, dan juga mentraktir Baek Ji. Dong Gu ingin Baek Ji jadi pacarnya lagi. Baek Ji langsung menjawab tak mau, ia lebih suka Min Joon Oppa sekarang. Dong Gu tak terima kenapa Baek Ji lebih menyukainya.Baek Ji berkata jujur kalau ia baik, tampan, dan aktor yang jauh lebih baik. Baek Ji menunjuk poster film On the Way Home 2, “Aku akan syuting film itu dengannya.” Baek Ji lalu meninggalkan Dong Gu yang menggeram kesal.


[Baek Ji-ah, aku akan menjadi peran utamanya.]


Da In melihat penampilan baru Se Young dan mengira Se Young sudah mantap dengan Jin Gu. Se Young menyangkal dan itu membuat Da In heran, lalu kenapa kau tampak sangat cantik hari ini? Se Young tertawa, ia hanya ingin berubah di musim gugur ini. Da In berpesan agar Se Young berkencan selagi masih cantik seperti ini, jangan seperti dirinya. “Apa yang salah denganmu, Unni? Kau masih sangat cantik,” ujar Se Young, “tapi unni, apa kau tak bertemu siapapun?”

 

Da In hanya berkata berkencan itu bukan untuknya. Se Young menawarkan kencan buta dengan rekan kerjanya, tapi Da In langsung menolak, ia hanya perlu Eun Suh. Ponsel Da In berbuyi, pesan dari Kwang Soo yang bertanya Da In akan pergi kan besok? Kwang Soo bahkan berpesan, dilema tak bagus untuk kesehatanmu. Se Young tau kalau Da In dapat pesan dari seorang pria dan penasaran siapa pria itu. Da In hanya tersenyum dan menggeleng, tak mau memberitahu.


Kwang Soo tak konsentrasi pada pekerjaannya karena Da In. Akhirnya ia menelpon Da In, lagi-lagi bertanya Da In akan pergi ke kebun binatang kan besok? Da In berkata kalau sepertinya ia tak bisa besok. “Bagaimana kalau besoknya lagi?” tanya Kwang Soo tak menyerah. Da In berkata kalau ia sibuk dan menutup telponnya.


Tak lama Kwang Soo menelpon lagi, masih menanyakan hal yang sama. Dan jawaban Da In masih sama, ia tak bisa. Tapi Kwang Soo malah mengusulkan agar mereka pergi sekitar jam 10 saja. Da In berkata ada pengunjung datang dan menutup telponnya lagi. Kwang Soo frustasi dan makin tak konsentrasi pada pekerjaannya.

Kwang Soo menelpon lagi. Da In mengabaikannya. Kwang Soo mencoba menelpon lagi. Kali ini Da In mau mengangkat.


“Aku mengerti sekarang kenapa kau meninggalkanku 10 tahun lalu. Aku tau apa yang kau rasakan dulu, tidak, itu pasti lebih berat. Aku menduga kau tak bisa melakukan apapun karena menungguku sepanjang hari. Aku membuatmu kesepian kan? Aku janji tak akan seperti itu lagi, aku ingin memperbaiki semuanya sekarang. Jadi Da In-ah, kau akan pergi kan besok?”


Da In tertawa pelan, dan Kwang Soo mendengarnya. Lagi-lagi ia mengusulkan untuk pergi jam 10, itu kalau Da In setuju. Da In beralasan ia sedang membersihkan cafe sekarang dan menutup telponnya (padahal mah lagi santai baca buku).

Kwang Soo yang putus asa lalu kembali berusaha konsentrasi pada pekerjaan editingnya, tapi saat itu pesan dari Da In masuk, ‘Kalau begitu sampai ketemu besok’. Dan itu berhasil membuat Kwang Soo tersenyum senang.


Jam pulang kantor, tapi Se Young dan Jin Gu masih di mejanya. Jae Bum dan Go Eun mengajak mereka pulang, tapi masing-masing bilang masih ada yang harus diselesaikan. Jae Bum jadi curiga, kalian tampak aneh. Jin Gu dan Se Young kaget bersamaan. “Apa kalian berdua bertengkar lagi?” tebak Jae Bum. Dan keduanya kompak menyangkal. Go Eun dan Jae Bum akhirnya pamit dan pulang duluan.

 

Sampai jam 8, keduanya masih sibuk di depan komputer.. main game ternyata, hahaa. Jin Gu tanya apa yang Se Young lakukan, apa kau tak pulang? Haha, jadi rupanya mereka tunggu-tungguan, Se Young akhirnya mau pulang saat Jin Gu mengajaknya. Ih sumpah mereka cute amat sih, nggak mau buru-buru pulang biar lebih lama barengnya..


Sedikit canggung, mereka jalan menuju bis stop berdua. Jin Gu berbasa basi pulang sendirian malam-malam itu menakutkan kan? Ia takut, jadi Se Young harus mengantarnya pulang. Se Young sebal dan memukul Jin Gu yang bercanda dan mengatainya seperti pria. “Hey sakit, kau sangat suka menyentuhku ya? Teman tak seharusnya melakukan itu,” ujar Jin Gu. Se Young malas mendengarnya.


Jin Gu menawarkan diri mengantar Se Young pulang. Se Young menolak, kenapa kau harus mengantarku pulang, kau bahkan bukan pacarku? Jin Gu tertawa membenarkan, padahal Se Young tampak menyesal sudah mengatakannya.


Mereka menunggu di bis stop, dan tampak tak ingin segera pulang padahal bisnya sudah hampir datang. Jin Gu tanya apa Se Young tak lapar? Se Young bergumam kalau ia selalu lapar. Jin Gu menatap Se Young. Se Young sadar arti tatapan itu dan tersenyum, “Ayam dan bir?” Jin Gu mengangguk dan keduanya tertawa.


Dan mereka pergi ke tempat Han Gu. Melihat mereka yang tampak akur Han Gu jadi heran sendiri, bukannya biasanya kalian menggigit kepala satu sama lain? Se Young jadi curiga kalau Jin Gu mengatainya lagi, apa yang kau katakan? Jin Gu menyangkal dan mereka lagi-lagi berdebat. Tapi lalu tertawa-tawa, Han Gu jadi memperhatikan tatapan mereka yang mengabaikannya dan tertarik.

Jin Gu yang mulai mabuk ingin ke toilet, tapi ia takut dan mengajak Se Young menemaninya. Tapi Jin Gu hanya bercanda dan pergi sendiri ke toilet yang agak jauh dari situ.


Se Young memuji bir Han Gu yang sangat enak. “Benarkah? Lalu ayamnya tidak?” tanya Han Gu. Se Young tertawa dan minta Han Gu bertahan, ia akan sering datang dan beli banyak. Han Gu merasa dirinya tak perlu diperhatikan dan menyuruh Se Young melakukan sesuatu untuk Jin Gu saja, “Si brengsek itu mencintaimu, kau satu-satunya untuknya. Aku sudah menghabiskan 730.000 won untuk alkohol dan menghiburnya. Itu semua salahmu, dia selalu membicarakanmu dan pergi tanpa membayar.” Han Gu yang khawatir ayamnya gosong lalu pergi meninggalkan Se Young, saat itu Jin Gu kembali. Se Young menatap Jin Gu yang setengah mabuk dan tertawa padanya.


Sepertinya sudah lama mereka duduk berdua karena Han Gu sampai tertidur di mobil boxnya. Jin Gu terus memandangi Se Young yang asyik dengan ponselnya. Se Young sadar dan menatap Jin Gu balik. Perlahan Jin Gu mendekatkan wajahnya, ingin mencium Se Young. Tapi ingatan soal tamparan Se Young membuatnya sadar dan menutup mulutnya sendiri kesal.

Jin Gu bergumam kalau besok weekend dan cuacanya pasti bagus. Se Young setuju. “Kau mau menonton film besok?” ajak Jin Gu. “Film?” tanya Se Young heran. Jin Gu mengiyakan, kau selalu menonton sendirian karena tak punya teman jadi aku akan menemanimu. “Tidak, terimakasih, aku punya banyak teman,” jawab Se Young malas.

 

“Benarkah? Lalu apa yang akan dilakukan Go Eun besok?” sahut Jin Gu sambil mengecek ponselnya. Se Young lalu bergumam film apa yang sedang diputar sekarang dan mencarinya di ponselnya. Jin Gu tertawa, “Kau mau menontonnya bersamaku?” Se Young salah tingkah dan berkata ia sedang mencarinya sekarang. Tawa Jin Gu makin lebar, lalu kau mau menontonnya bersamaku? Se Young akhirnya mengiyakan. Jin Gu senang, film apa yang ingin kau tonton? Se Young berusaha cool dan berkata ia tak masalah dengan film apapun.



Note:
Uhukk, Se Young - Jin Gu udah kode-kodean mulu ni. Happy Jin Gu, Happy Min Gu, Happy Samchoon, poor Dong Gu..

Btw kalo malem suka ketiduran ni, jadi nggak kelar-kelar nulisnya.. :p



No comments:

Post a Comment