Sunday, October 19, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 14 (Final) Part 1

 

Jin Gu mengejar Se Young dan menenangkannya, kita sudah tau ini akan terjadi. Se Young merasa tak seharusnya melakukan ini. Jin Gu tak percaya, ini tak masuk akal. Se Young minta maaf, ia tak bisa berpikir atau mengatakan sesuatu sekarang, lalu masuk ke rumahnya. Jin Gu hanya bisa termenung di depan pintu yang tertutup.

 

Kwang Soo menerima pesan Da In dan langsung panik. Ia mencari Da In ke rumahnya, tapi tak ada jawaban. Da In yang sedih bersama Eun Suh di mobilnya, pergi ke suatu tempat.

[Putus paling menyakitkan bagi pria, tapi saat ini.. saat anak laki-laki menjadi pria.]

Episode 14. Boys to Men


Min Gu lega sekaligus senang melihat Soo Ah datang melihatnya bertanding. Lawannya masih sama kali ini, Dong Shik. Terakhir kali ia kalah karena insiden pup di celana, tapi kali ini Min Gu yakin akan mengalahkannya dalam satu pukulan. Min Gu berusaha keras, tapi ia tampak kepayahan dan malah Dong Shik yang berhasil menjatuhkannya lebih dulu. Min Gu yang kalah melihat ke arah penonton, tak ada lagi Soo Ah di situ.

 

[Aku tak bisa memenuhi dua tujuanku.. Han Bong Sook dan Yongin.]

 

Kwang Soo mencari Da In ke cafenya, tapi cafe itu tutup. Kwang Soo mencari ke sekolah Eun Suh, tapi Eun Suh juga tak masuk sekolah. Kwang Soo mengirimi Da In pesan, ‘Da In-ah, kau bilang kau merasa bersalah sudah menghilang dulu. Bagaimana bisa kau melakukan ini lagi? Telpon aku, aku mengkhawatirkanmu.




Jin Gu masuk kantor, dan tak ada Se Young di mejanya. Sejak kemarin Se Young tak mau mengangkat telponnya, sampai sekarang. Kepala Kim tak melihat Se Young dan bertanya pada Jin Gu, apa dia cuti? Jin Gu bingung menjawabnya karena ia sendiri tak tau. Bos Jo datang dan tau-tau berkata soal inilah kenapa kencan di kantor tak dibolehkan, saat putus, salah satu dari mereka akan keluar. Jin Gu kaget, keluar?


“Kau tak tau? Dia datang pagi-pagi sekali. Bagaimana bisa dia keluar saat kita sangat sibuk?” omel Bos Jo. Jin Gu yang baru tau langsung pergi mencari Se Young. Tapi Se Young tak ada di rumahnya. Telpon Jin Gu pun masih tak diangkat.


Jin Gu kembali ke kantor dengan lesu dan langsung melangkah ke ruangan Jae Bum. Jin Gu minta Jae Bum untuk menunda persetujuan pengunduran diri Se Young, dan menyodorkan surat pengunduran diri miliknya. “Seperti yang Anda tau, Se Young mencintai perusahaan ini dan punya mimpi besar. Dia menyukai orang-orangnya dan ini tempat yang bagus untuknya. Aku tak berpikir dia benar-benar bermaksud keluar. Jika salah satu harus keluar, jika sulit untuk bertemu satu sama lain.. aku yang akan keluar,” mohon Jin Gu yang lalu melangkah keluar.


“Hey, Kang Jin Gu!” tahan Jae Bum. Jin Gu berbalik, tapi kita tak tau yang terjadi selanjutnya.


Saking sedihnya Se Young membungkus diri dengan selimut dan mengabaikan makanan yang ditawarkan Sun Ah. Se Young benar-benar tak bereaksi meski Sun Ah menaruh ayam persis di depan mukanya. Sun Ah jadi bingung, kau keluar kerja karena pria, dan kau membuat dirimu kelaparan juga, kau benar-benar menyedihkan.


Ponsel Se Young berbunyi. Sun Ah mau diam-diam mengangkatnya, tapi Se Young tau dan mereject telpon Jin Gu. “Kau mau mengabaikannya selamanya? Apa sangat penting dengan yang orang lain pikirkan? Bagaimana dengan perasaanmu dan Jin Gu?” tanya Sun Ah.


“Hubungan yang menyakiti orang lain akan menyakiti dirimu sendiri,” jawab Se Young pesimis. Sun Ah menyemangati Se Young, cinta itu selalu sulit, hanya saja tingkat kesulitannya berbeda. Ia akan pergi agar Se Young bisa makan tanpa merasa malu atau menelpon Jin Gu atau lakukan saja sesuatu. Tapi Se Young tetap tak semangat melakukan apapun.


Young Hoon tak percaya Da In menghilang lagi dan malah memarahi Kwang Soo yang membiarkan Da In melakukan itu lagi. Kwang Soo berdalih Da In melakukannya karena ini sangat berat untuknya. Young Hoon tanya apa kau sudah mencarinya? Kwang Soo merasa tak perlu menjawab. Young Hoon jadi pesimis, dulu kau mencarinya kemanapun dan tak bisa menemukannya, kau baru bertemu dengannya yang tinggal di lantai atasmu 10 tahun kemudian, jadi kau akan bertemu dengannya 10 tahun lagi, hahaa. Kwang Soo kesal, ia tak mood bercanda. Padahal Young Hoon sudah senang Kwang Soo bisa tertawa lagi, tapi kau pasti kembali gloomy lagi.


Kwang Soo marah saat tau shownya mungkin akan diberhentikan karena ratingnya jelek, apalagi ia produsernya dan atasannya bahkan tak bicara dulu padanya. Atasannya heran dengan sikap Kwang Soo yang tak seprti biasanya. Kwang Soo tak mau menyerah begitu saja, kalau ada masalah merekka harus berusaha mengatasinya, bagaimana bisa kau melakukan ini padaku tanpa memberiku kesempatan?


Atasannya berkata ini bukan hal baru. Tapi tetap saja Kwang Soo merasa ini keterlaluan, beberapa penonton menunggu shownya sepanjang minggu, dan lagi bagaimana dengan semua yang sudah bekerja keras sambil menunjuk para asistennya. “Bagaimana bisa kau mengabaikan ketulusan kami?” Kwang Soo berkata ia tak akan tinggal diam dan pergi. Tinggal atasannya yang super heran, sejak kapan ia sepenuh hati dengan shownya?


Kwang Soo menyetir pulang dan tergerak untuk menelpon acara curhat di radio yang sedang didengarkannya. Ia menepikan mobil dan menelpon radio itu. “Aku Kwang Soo di Sangamdong dan aku 39 tahun.” Kwang Soo berkata ingin mengirim pesan pada mantan pacarnya yang ia temui lagi setelah 10 tahun, tapi dia menghilang lagi.


“Kau bertemu dengannya setelah 10 tahun tapi dia pergi lagi?” tanya si penyiar radio. Kwang Soo mengiyakan dan mulai menyampaikan pesannya untuk Da In. “Da In-ah, di mana kau? Kau menangis di suatu tempat kan? Telpon aku setelah kau mendengar ini. Aku menyesali setiap hari dalam hidupku setelah kehilanganmu di usia 29-ku. Aku seharusnya tak membiarkanmu pergi. Aku seharusnya tetap tinggal, tapi saat itu aku belum dewasa. Kupikir akan ada gadis lain di masa depan. Kupikir cinta baru akan datang jika aku melupakanmu. Tapi, 10 tahun berlalu dan aku sadar saat melihatmu lagi. Kau satu-satunya gadis untukku. Jadi, tak apa jika ini terlambat, cukup kembalilah. Aku akan tetap di sini. Da In-ah, aku merindukanmu.”


Kwang Soo menutup telponnya dan tanpa sadar air matanya mengalir.


Jin Gu yang kangen Se Young membuka facebook dan melihat-lihat foto Se Young. Itu malah mengingatkannya akan semua kenangannya dengan Se Young. Jin Gu memutuskan mencarinya lagi dan pergi ke cafe Da In. Tapi cafe itu tutup. Jin Gu baru mau pergi saat Jae Bum datang. “Kau mencari ke sini juga?” tanya Jae Bum. Jin Gu hanya mengangguk sekilas.


Mereka duduk berdua dengan canggung. Jae Bum berkata saat ia bertemu Se Young dua hari lalu, ia sangat marah pada Jin Gu. “Kau membuatnya sangat stress sebelumnya kan? Jadi kupikir kau akan melakukannya lagi padanya. Dia sangat menderita saat itu, tapi dia bilang dia hanya mencintaimu sejak dulu.”

 

Jae Bum jadi cemburu pada Jin Gu, tapi ia bisa melihat keseriusan Jin Gu kali ini dan minta maaf atas kesalahpahamannya. Hanya saja itu juga berat untuk Jae Bum. Jin Gu menggeleng, ia yang harus minta maaf. Ia tak ingin menyakiti Jae Bum dan benar-benar minta maaf. “Ah, aku membencimu!” ujar Jae Bum dengan senyum dan nada bersahabat. Jae Bum minta Jin Gu jangan sampai melepaskan Se Young, sepertinya ia lari karena tak ingin menyakitiku, ia memang terlalu baik. Jin Gu tersenyum lega dan berterimakasih.

 

Jae Bum: “Hei, kau yakin kau pacarnya? Kenapa kau tak bisa menemukannya?” Jin Gu yakin akan segera menemukan Se Young. Jae Bum menyemangati dan bangkit berdiri, sambil bercanda menyuruh Jin Gu hati-hati, ia direktur eksekutif sekarang, Se Young bisa saja berubah pikiran. Jin Gu tertawa. Duh, syukur deh mereka akhirnya baikan..

 

Kwang Soo kembali murung. Ibu merasa adiknya sangat menyedihkan, pergi buang sampah dan jalan-jalanlah! Kwang Soo bangkit tanpa berkata apapun dan pergi membuang sampah dengan celana super pendeknya. Selesai buang sampah, Kwang Soo berjalan kembali dengan lesu sampai ia melihat gelembung sabun di udara. Eun Suh yang memainkannya. Kwang Soo merasa mulai berhalusinasi.


Tapi ia melihat Da In yang berdiri di sudut sana dan menyapanya. Kwang Soo  melangkah mendekati Da In dalam diam.


Jin Gu masih terus menelpon Se Young, tapi Se Young masih tak mau mengangkat telponnya. Jin Gu kesal dan saat berbalik, ia bertemu Go Eun. Jin Gu mau pergi, tapi kali ini gantian Go Eun yang menahannya.


Mereka duduk berdua. Go Eun sangat kecewa pada Jin Gu, “Bagaimana bisa kau membiarkan pacarmu keluar? Itulah kenapa pacaran sekantor buruk untuk si gadis, apalagi sangat sulit untuk dapat pekerjaan.” Jin Gu mengakui itu salahnya dengan canggung. Go Eun jadi tak bisa tidur karena khawatir dengan Se Young, ia tak melakukan sesuatu yang buruk, tapi sampai stress seperti itu. Jin Gu diam, tak tau harus menjawab apa. Go Eun tau dimana Se Young dan mengirimkannya pada Jin Gu. Go Eun benci pada Jin Gu, tapi khawatir pada Se Young dan menyuruh Jin Gu segera pergi. Jin Gu tertawa dan berterimakasih sebelum pergi.


Se Young berjalan pulang dengan bungkusan di tangannya, dan saat melihat Jin Gu ia cepat-cepat melangkah masuk. Tapi terlambat, Jin Gu bisa menahannya. Jin Gu kesal Se Young malah mau kabur padahal ia sudah mencari kemana-mana. “Siapa yang menyuruhmu?” sahut Se Young cuek.

“Kau tak merindukanku? Aku yakin kau merindukanku, matamu sampai bengkak.”


Se Young tak menjawab dan berbalik masuk. Jin Gu menahannya, “Aku bertemu Jae Bum, dia menolak pengunduran dirimu. Dia menyuruhku memberitahumu untuk kembali kerja besok. Kita punya banyak pekerjaan karenamu, kau harus datang pagi-pagi sekali besok.” Se Young diam saja. Jin Gu berterimakasih, meski ia benar-benar tak mengerti Se Young yang sangat baik. Melihat Se Young sangat menderita, Jae Bum dan Go Eun akhirnya mengerti.

 

“Kau menyukaiku kan? Aku jadi gila saat melihatmu. Aku akan lebih baik padamu. Aku hanya berakting seperti aku tau cinta itu apa, tapi sebenarnya tidak. Sekarang kupikir aku tau. Aku selalu bertengkar denganmu, tapi aku tak bisa melakukan apapun kalau kau tak ada di dekatku. Inilah cinta. Ma Se Young, kita seperti kunci dan gembok, kita tak terpisahkan sekarang. Kang Jin Gu dan Ma Se Young. Ma Se Young dan Kang Jin Gu. Kau milikku sekarang.”


Se Young tertawa. Jin Gu menawari pelukan. Se Young diam saja, jadi Jin Gu yang menganggukkan kepala Se Young dan memeluknya. Baru sebentar, Jin Gu bertanya apa kau tak keramas? Se Young kesal dan menjauh. Jin Gu memeluknya lagi dan menyuruh Se Young mencucinya lain kali. Se Young memukuli Jin Gu kesal, ini semua salahmu! Jin Gu tak membantah dan mengeratkan pelukannya.


Bersambung ke Part 2

No comments:

Post a Comment