Sunday, April 5, 2015

Sinopsis K-Movie: My Brilliant Life Part 2


Ah Reum memberitahu Kakek Jang kalau besok ia akan dirawat inap dan belum tau kapan ia akan pulang. Mungkin ketika kondisinya lebih baik. Kakek Jang yakin Ah Reum akan segera pulang, sambil meminum sojunya. Ah Reum penasaran, apa rasanya enak? Tentu saja pahit, jawab Kakek Jang, tapi sama seperti hidup, kita tak berhenti menjalaninya karena pahit kan? Ah Reum hanya tertawa karena menurut Kakek Jang ia terlalu muda untuk mengerti.


“Kakek Jang, apa normal bagi seorang gadis yang telah melihatku, dia tetap ingin menjadi temanku?” tanya Ah Reum. Menurut Kakek Jang itu tak normal, dia mungkin sakit juga. Ah Reum heran Kakek Jang tau kalau gadis itu sakit, padahal Kakek Jang hanya bercanda.

“Kenapa? Apa dia menyukaimu?”


Ah Reum yang tertawa malu memberitahu kalau ia hanya mendapat email, tapi belum ia balas. Menurutnya itu merepotkan. Kakek Jang setuju, wanita memang merepotkan. Ah Reum jujur kalau ia penasaran. Kakek Jang setuju lagi, wanita memang membuat penasaran. Tapi Kakek Jang lalu memarahi Ah Reum yang terlalu banyak pertimbangan, ikuti saja perasaanmu. Ah Reum tertawa, ia akan mengikuti perasaannya.


Selagi mengobrol, Ah Reum melihat ayah Kakek Jang yang tampak kebingungan. Kakek Jang segera menghampiri ayahnya, berkata rumah mereka bukan di sini. Ayah Kakek Jang yang pikun juga tak bisa mengenali Ah Reum, ia malah menyapa dengan hormat seolah Ah Reum lebih tua darinya. Kakek Jang pamit untuk membawa ayahnya pulang, tapi sebelum pergi ia ingat dan bertanya apa Ah Reum akan dirawat di ruangan pediatri (anak-anak) atau geriatri (lanjut usia)? Ah Reum baru sadar dan ikut bingung.


Awalnya ia ditaruh di kamar pediatri, tapi pasien anak-anak lain terlalu ribut dan malah menangis melihat wajah Ah Reum yang seperti kakek-kakek. Lalu dipindahkanlah Ah Reum ke kamar geriatri.


Saat itu sedang ada rombongan pendoa yang ikut mendoakan Ah Reum. Ayah ibu Ah Reum yang baru datang tampak tak suka, apalagi seorang ibu pendoa itu berkata kalau anak ini adalah pesan yang dikirim Tuhan bagi para pendosa. Dae Soo tak tertarik, anaknya bukan pesan, namanya Han Ah Reum, dan menyuruh mereka keluar.


Seung Chan datang menjenguk dengan banyak kado dari penonton acara Ah Reum waktu itu. Saat melihat ada game konsol salah satunya, bukannya Ah Reum, tapi malah wajah ayahnya yang berbinar-binar. Hahaa.


Ah Reum akhirnya membalas email Lee Suh Ha. Ia berterimakasih atas emailnya, terimakasih sudah menyemangati dirinya dan mengatakan jangan menyerah. Ia yakin Suh Ha juga akan lekas sembuh.


Setelah memutuskan membalasnya, hari-hari Ah Reum di rumah sakit diwarnai dengan email-email Suh Ha. Suh Ha yang membaca ratusan kali email Ah Reum, dan sadar kalau sebenarnya Ah Reum takut, meski ia senang Ah Reum menulis kata ‘tegar’. Ah Reum bingung sendiri apa yang salah dengan emailnya dan mulai membalasnya.

Awalnya aku ragu ketika membaca suratmu. Aku takut itu cuma email iseng. Maaf sudah salah paham. Aku tak tau kau sakit apa, tapi semoga kau lekas sembuh. Aku tulus. Jika boleh, balas suratku. Sampai jumpa.


Tentu saja Suh Ha membalasnya, meski lagi-lagi ia menertawakan apa yang ditulis Ah Reum. Menurutnya Ah Reum menyatakan perasaannya dengan menarik dan ia ingin menghiburnya dengan sebuah lagu. Berharap ia dan lagu itu bisa menjadi teman sejati Ah Reum. Ah Reum mendengarkannya, dan merasa tenang seolah ia ada di alam bebas.

 
 

Seolah ia menjadi remaja 16 tahun yang sehat dan tampan. Bebas berenang sendirian seperti yang ayahnya biasa lakukan. Pikiran itu membuat Ah Reum bangun dengan senyum di wajahnya.


Seung Chan membujuk Mi Ra untuk membuat episode lanjutan kisah Ah Reum karena responnya sangat bagus. Tapi Mi Ra tak mau, kondisi Ah Reum terlalu lemah. Ah Reum yang mendengar semuanya tiba-tiba berkata kalau ia bersedia ikut acara itu. Mi Ra berkata Ah Reum tak perlu melakukannya, mereka sudah cukup mendapat donasi. Tapi Ah Reum tak keberatan, ia akan melakukannya.


Mi Ra tau Ah Reum mau ikut acara itu agar dirinya tak perlu bekerja lagi. Ah Reum memuji ibunya yang pintar, ibu bisa masuk ke Harvard. Mi Ra tertawa, “Tapi jika Ayah tau kau melakukan ini demi dia, Ayah akan sedih.” Ah Reum menenangkan, Ayah tak akan tau. Itu membuat Mi Ra sadar, kemana Ayahmu di hari liburnya?


Saat ibunya menelpon ayahnya, tak sengaja Ah Reum melihat botol obat mual untuk ibu hamil di tasnya. Mi Ra buru-buru menutup tasnya dan berkata itu vitamin saat Ah Reum bertanya apa ia sakit.


Ternyata Dae Soo dengan keahlian bela diri yang seadanya sedang kerja sampingan menjadi bodyguard yang berusaha melawan para pendemo. Tentu saja malah mereka yang kalah, dan badan Dae Soo kotor kena timpukan tahu, ikan asin, dan segala macam dagangan di pasar. Tapi ia tetap mendapat bayaran bagus atas bantuannya, malah ia diajak lagi minggu depan, mengamankan acara ‘Star Date’ dengan SNSD sebagai bintang tamunya. Mata Dae Soo langsung melebar kegirangan, tentu saja ia mau.


Dae Soo datang ke RS dengan ayam goreng kesukaan mereka. Tapi sayang sekali Ah Reum tak boleh makan karena besok ia harus menjalani tes kesehatan. Dae Soo lupa. Mi Ra langsung mengomelinya dan pergi. Karena Ah Reum tak bisa memakannya, malah Dae Soo yang makan ayamnya dengan lahap, sampai Ah Reum menelan ludah melihatnya.


Dae Soo teringat soal game konsol dan mencarinya. Ternyata hadiah itu belum dibuka oleh Ah Reum. Dae Soo menyuruh Ah Reum mencobanya, atau kalau Ah Reum tidak mau berikan saja padanya. Hahaa. 


Dae Soo menghampiri istrinya yang duduk sendirian di lorong RS dan memberikan amplop hasil kerjanya tadi. Mi Ra tersenyum dan memperlihatkan buku tabungan mereka. Sebelumnya ia berpikir, ‘Kenapa orang membantu kita menghadapi ini?’, tapi seorang tanpa nama bahkan memberi mereka sumbangan 10 juta won. Dae Soo takjub dan merasa harus berterimakasih pada orang itu. Mi Ra juga penasaran, tapi Seung Chan bilang tak baik mencari mereka. Mi Ra tak mau Dae Soo bekerja terlalu keras, bermainlah dengan Ah Reum di hari libur. Dae Soo tersenyum, ia harus bekerja dan membelikannya barang-barang bagus. Dan ketika Ah Reum keluar dari RS, mereka perlu rumah yang tak memiliki tangga.


Mi Ra tersenyum, ingat saat ia hamil besar Ah Reum dulu. Ia bertanya Dae Soo ingin mereka menjadi seperti apa dengan logat Seoul. Dae Soo merasa aneh dengan cara bicara Mi Ra. Mi Ra juga merasa aneh, tapi ia ingin belajar menjadi anak Seoul. “Kau ingin anak ini jadi seperti apa?” tanya Mi Ra lagi.

“Jago olahraga seperti aku? Atau berbakat musik seperti kau?” tanya Dae Soo balik. Mi Ra tersenyum, ia ingin anaknya jadi seseorang yang disukai semua orang. Itu berarti dia harus pintar dan tampan, kata Dae Soo. Tapi menurutnya itu tipe yang menyebalkan, seperti anak pindahan itu, Seung Chan. Mi Ra hanya menyikutnya.


Tapi setelah dipikir-pikir, Dae Soo tak peduli hal lain, yang penting dia sehat. Mi Ra setuju dan membenarkan.


Ah Reum baru selesai syuting saat Kakek Jang datang. Seung Chan lewat dan Ah Reum langsung menghampirinya untuk berterimakasih karena telah memberikan emailnya pada Suh Ha. Seung Chan tak merasa melakukannya, sepertinya salah satu stafnya yang memberikannya. Ah Reum tetap merasa senang karena dapat teman baik, meski hanya tau nama dan usianya. Dia sakit dan dirawat di RS juga. Seung Chan hanya mengangguk-angguk mengerti dan pamit pergi. Sebelum lupa, Ah Reum minta agar ceritanya tentang Suh Ha dirahasiakan. Seung Chan mengiyakan dan pergi.


Ah Reum kembali duduk di dekat Kakek Jang yang masih kesal karena dirinya hanya muncul 20 detik, padahal sudah merekam banyak. Tapi Kakek Jang malah bertanya kapan mereka syuting lagi? Ah Reum memberitahu setiap hari Rabu, seminggu sekali. Kakek Jang tampak tertarik, dan sepertinya akan datang lagi Rabu depan, hahaha.


Di kamar RS yang sudah gelap, Ah Reum mengirim pesan lagi untuk Suh Ha, minta ia menceritakan tentang dirinya. Di balasan berikutnya, Ah Reum baru tau kalau ibu Suh Ha meninggal karena infeksi sumsum tulang belakang, dan ia mengidap penyakit yang sama dengan ibunya sampai ayahnya banyak berkorban demi dirinya.


Ah Reum merasa mereka sama, orangtuanya juga menyerah atas semuanya demi dirinya, mimpi dan pendidikan mereka. Suh Ha ingin menjadi penulis, tapi ayahnya ingin ia menjadi dokter. Menurutnya para penulis luar biasa. Ah Reum senang, impian mereka bahkan sama. Ah Reum bercerita kalau ia sedang menulis tentang orangtuanya ketika mereka 17 tahun. Ketika mereka pertama kali bertemu di tengah hutan.

 
 

Saat itu ayahnya diskors dari sekolah dan ia menghabiskan musim panas berenang di lembah sungai. Ketika ibu muncul, ayah mengira ibu seorang bidadari. Ibu ingin pindah ke Seoul untuk menjadi penyanyi. Dan Ayah ingin menjadi atlet nasional.

 
 

Dae Soo kembali menjadi bodyguard, dan ia sampai menahan napas saat melihat 3 personil SNSD benar-benar nyata di hadapannya. Tae Yeon, Tiffany, dan Seo Hyun. Mereka bahkan sadar kalau Dae Soo orang baru dan memujinya tampan. Dae Soo sampai megap megap, apalagi saat mereka bertanya usianya. Temannya yang menjawab kalau Dae Soo memang tampak muda, tapi ia punya seorang putra berusia 16 tahun. Mereka heran, jadi kapan kau memiliki anakmu? Malu-malu Dae Soo menjawab saat usia 17 tahun.

 
 

Dae Soo menjalankan tugasnya saat acara ‘Star Date’ dimulai, tapi ia malah terus menoleh ke arah kamera. Sampai-sampai Ah Reum dan Mi Ra yang sedang menontonnya bingung sedang apa Dae Soo di sana? Haha. Tapi melihat mereka yang sangat cantik dan berkilauan membuat Mi Ra tau-tau terdiam, ingat akan mimpinya dulu.


Ah Reum melihat ibunya diam begitu malah mengambil fotonya dan menambahkan gambar sayap di punggung ibunya. Aww, she's an angel!


Ah Reum sedang mengetik di komputernya saat Seung Chan datang dan mengajaknya bicara. To the point Seung Chan bertanya apa Ah Reum masih berhubungan dengan Suh Ha? Ah Reum mengiyakan. Seung Chan meminta alamat emailnya karena pihak stasiun TV ingin memperkenalkan persahabatan antara Ah Reum dan Suh Ha di episode berikutnya. 


Ah Reum kaget, ia sudah bilang untuk merahasiakannya. Seung Chan minta maaf, ia tak sengaja mengatakannya dan ia minta bantuan Ah Reum. Acara ini juga bisa membantunya dan ini bisa jadi kesempatan Ah Reum untuk bertemu dengannya secara langsung.


Di syuting episode berikutnya, Ah Reum ditanya apa ia pernah menyukai seseorang? Ah Reum menjawab, Ibu, Ayah, Nenek, Kakek, dan Tae Yeon dari SNSD, dan Kakek Jang tetangga sebelah. Kakek Jang yang datang dengan rapi menunjuk-nunjuk dirinya bangga. Tapi Ah Reum lalu terbatuk-batuk, dan syuting dihentikan sementara. Kondisi Ah Reum tak memungkinkan.


Kakek Jang yang sengaja mondar mandir daritadi bertanya kondisi Ah Reum pada Mi Ra. Dan apa yang ia inginkan kesampaian, karena Seung Chan mengenalinya sebagai kakek tetangga Ah Reum dan mengajaknya wawancara. Tentu saja Kakek Jang mau. Tapi begitu berhadapan dengan kamera, Kakek Jang super gugup sampai berkali-kali salah menyebutkan nama Ah Reum. 


Setelah berhasil menenangkan dirinya, Kakek Jang bercerita kalau Ah Reum adalah seorang teman. Temannya.


Kakek Jang harus mengakui pada Ah Reum ternyata syuting itu tidak mudah. Mereka duduk sambil mengomentari anak-anak yang berlarian di RS. Mereka terlalu sehat sampai tak tau kalau mereka sehat. Kakek Jang tersenyum, ada hal lain yang mereka tidak tau, mereka juga akan bertambah tua. Ah Reum tertawa membenarkan.


Ah Reum sedang membaca novel di tab-nya saat dokter visite. Novel tentang kapal anak India tenggelam dalam perjalanan ke Amerika, jadi dia naik kapal penyelamat bersama harimau (wait, kayaknya aku familiar sama cerita ini, tapi lupaa judul filmnya). Dokter mengambil tab-nya begitu saja. Komputer, TV, buku akan memperparah kondisi matanya.

“Lalu apa yang harus kulakukan di sini?” tanya Ah Reum tak semangat.


“Tentu saja diobati!” jawab dokter galak. Ah Reum dilarang minum alkohol, rokok, dan kafein, tapi lalu dokter sadar, Ah Reum belum bisa melakukannya, huahahaa. Dokter tertawa sendiri dan menyuruh Ah Reum melakukan semua itu saat kuliah nanti. Sebelum pergi dokter menyuruh Ah Reum menutup mata dan bermeditasi. Hahaa, Manajer Oh di Misaeng jadi klimis dan rapi gini..

Di emailnya, Ah Reum ingin meminta sesuatu karena perlahan ia kehilangan penglihatannya, bisakah kau mengirimi fotomu? Ah Reum tak ingin menyesal nanti, jadi ia memberanikan diri.


Agak lama baru email itu dibalas. Suh Ha jujur ia lama memikirkan permintaan Ah Reum, ia juga merasa tak adil kalau hanya ia yang tau wajah Ah Reum. Ia bahkan tau wajah orangtua Ah Reum. Jadi Suh Ha mengirimkan satu foto, bukan wajahnya yang tampak, tapi telapak tangannya.


Ah Reum memegang foto telapak tangan itu dan membayangkan dirinya dan Suh Ha yang sama-sama sehat berjalan bergandengan tangan. Di hari yang cerah. “Ah Reum-ah, kapan kau merasa ingin hidup?” tanya Suh Ha.


"Kapan aku ingin hidup?"

Ketika aku melihat awan putih di langit biru.

Ketika aku mendengar tawa anak kecil.

Di hari cerah, saat aku mencium baju jemuran dengan ibu.

Ketika aku melihat pemilik toko yang galak menangis seperti wanita saat menonton sinetron.

Ketika aku mendengar seorang nenek memanggil cucunya untuk makan malam.

Ketika ibuku menyiram punggung ayah di musim panas.

Ketika aku melihat bulan sabit setelah matahari terbenam bersama ayahku.

Ketika aku melihat lampu pesawat berkedip di malam hari, aku ingin hidup.

Suh Ha, bagaimana denganmu?



Tapi sampai 10 hari setelah email terakhirnya, Suh Ha tak membalas meski Ah Reum terus merefresh kotak masuk emailnya.


Bersambung ke Part 3

Note:
Terus terang aku bertanya-tanya, kalau ibunya secantik Mi Ra dan ayahnya seganteng Dae Soo, Ah Reum yang sehat akan seperti apa? Dan bayanganku terpenuhi, yang jadi Ah Reum versi sehatnya ganteng mirip Kim Jae Won, hahaa. 

1 comment:

  1. siapa ya kira" yang waktu ah reum berubah menjadi tampan

    ReplyDelete