Wednesday, March 9, 2016

Youth Over Flowers in Iceland Episode 5 Part 2


Four stones duduk-duduk santai di ruang duduk apartemen mereka malam itu. Mereka tinggal punya 2 hari lagi, dan sisa uang mereka masih banyak. Sarapan mereka cuma makan roti, makan siang seadanya, malem baru makan enak di restoran. Mereka ketawa ngakak karena meskipun dipakai, mereka masih punya sisa uang.


Sang Hoon hyung berencana masak sarapan besok, tapi baru inget kalau hotel mereka menyediakan sarapan. Padahal meja penuh bungkusan berisi makanan. “Aku akan makan semua,” ujar Sang Hoon yang buka-buka plastik dan nemu roti yang mereka curi tadi siang. Plastik yang isinya roti-roti yang nggak habis dimakan, karena semua pingin menyimpan makanan untuk nanti.


Semua ngakak nggak karuan. Ha Neul ketawa keras nggak berhenti. Jung Suk tulang rahang dan perutnya sampe sakit karena kebanyakan ketawa. Jung Woo nahanin Sang Hoon hyung yang terus buka semua bungkusan di meja.


HUAHAHAHAA. Jadi ya itu bungkusan yang menuh-menuhin meja isinya sisa makanan semua. Makanan yang nggak habis dan nggak akan mereka makan lagi harusnya dibuang, tapi ini mereka bawa-bawa terus. Bahkan roti yang mereka beli di flea market Reykjavik 3 hari lalu masih ada. Sang Hoon hyung stress sendiri, dan yang lain makin nggak kekontrol ketawanya.

Kesimpulan: Mereka berempat nggak tau caranya berfoya-foya, dan nggak bisa buang makanan. Huahahaa.

 
 

Capek ketawa, mereka mulai intip-intip keluar jendela, siapa tau aurora muncul lagi. Mereka sampe matikan lampu saking berharap malam ini bisa lihat aurora lagi. Nggak cukup ngintip dari dalem, mereka gantian ngecek keluar. Kira-kira jam 11, pas four stones di luar semua, aurora mulai menampakkan wujudnya di kejauhan.


Tanpa pikir panjang mereka semua langsung masuk mobil, mendekati sang aurora. Jung Woo dengar aktivitas aurora lebih tinggi malam ini. Jalanan yang makin lama makin gelap membuat mereka makin tak sabar, aurora akan lebih terlihat jelas di tempat gelap.

 
 

Mereka tiba, dan cahaya hijau yang menari-nari di depan mata sukses membuat mereka menganga. They’re so lucky for seeing that magic aurora borealis two days in a row! Jung Woo suka lihat aurora, tapi dia juga suka menatap langit yang penuh bintang. Ha Neul juga menatap langit takjub, bagaimana bisa ada bintang sebanyak itu? Ribuan bintang dan aurora berbagi langit yang sama is just.. wow!

 
 

Nggak lama mereka semua kompak teriak, “Bintang jatuh!” Kepala mereka semua terdongak, dengan mulut yang menganga menatap langit menakjubkan di atas mereka. Tempat yang mereka datangi benar-benar gelap, tempat sempurna untuk memandangi langit. Sumber cahaya hanya dari bulan purnama yang bersinar terang.


Mereka makin takjub pada Iceland yang punya segalanya. Pantai berombak, air terjun, geyser, masih ditambah dengan langit yang secantik ini. Mendongak berapa lamapun tak membuat mereka puas, sampai akhirnya Ha Neul mencoba berbaring di atas salju. Mereka berempat pun akhirnya berbaring agar lebih puas menatap langit, oh.. tentu dialasi selimut atau mereka akan membeku dalam semenit, hahaa.

 
 

Pemandangan di atas mereka membuat mereka bicara soal impian. Impian Ha Neul adalah hidup panjang umur dan sehat selalu. Sementara impian Sang Hoon hyung adalah menjadi aktor yang berakting sangat bagus. “Kalau begitu kamu sudah mencapainya,” timpal Jung Suk. Menurut Sang Hoon hyung belum, bukankah itu impian seumur hidup mereka? Semua setuju, akting adalah proses pembelajaran tanpa akhir.


Saat ditanya impiannya, Jung Suk hanya ingin hidup dengan bahagia. Semua kembali setuju, itu justru hal tersulit. Impian Jung Woo juga mirip dengan itu, ingin bahagia dengan orang-orang yang disayanginya. Mereka adalah empat orang dengan masa lalu yang sulit dan harus melangkah perlahan untuk sampai ke diri mereka sekarang. Keberhasilan yang sekarang ini mereka capai semua berkat kerja keras dan keyakinan kalau suatu hari mereka akan berhasil. Saat wawancara individu, semua punya kesukaan yang sama akan langit dan bintang... so, PD Na nggak salah dong bawa mereka ke Iceland? Ihiy!


Tak lama, mereka saling bertanya, “Kakimu dingin? Apa yang hilang dari tubuhmu?” Sang Hoon betisnya yang hilang, Jung Suk pinggul, dan Ha Neul nggak yakin dia masih bisa berdiri nggak, HAHAHA, mereka bekuuu! Semua ngakak, apalagi pas Sang Hoon hyung bilang dia berasa kayak ikan beku di pasar ikan, berharap ada ibu-ibu yang bawa mereka pulang. HUAHAHAA!

Biarpun nyaris beku, momen itu benar-benar berkesan buat mereka. Jung Suk nggak akan lupa bintang-bintang yang mereka lihat malam itu. Sang Hoon bilang dia sayang orang-orang yang berbaring di sebelahnya (aww!), dan mereka menatap langit yang sama, pasti itu akan jadi kenangan yang indah.

 
 

Kembali ke mobil, mereka jadi ingin pergi bersama saat sudah kembali ke Seoul nanti. Ke tempat yang dekat saja seperti Yongin, atau lihat bintang di Gapyeong, usul Ha Neul. “Bersama siapa?” tanya Sang Hoon hyung. “Teman-teman,” jawab Ha Neul yang lalu ketawa, merasa dirinya dijebak. “Kenapa kalian begini? Rekam saja aku dengan kamera tersembunyi,” protesnya sambil ngakak. Hahaha.


Kedinginan bikin mereka pengen makan ramen, sebagai yang tertua, Sang Hoon hyung didaulat untuk minta ke kru lewat walky talky. Sang Hoon langsung minta tiga bungkus ramen, tapi sama sekali nggak ada jawaban. Haha, dicuekiiiin! Sang Hoon hyung sampe pura-pura kesel, nanti di Korea dia akan makan 8 bungkus ramen sendirian. Semua langsung ngakak.

 
 

Di apartemen yang hangat, Jung Suk lalu mandi, Jung Woo nggak tau ngapain, Sang Hoon hyung yang kangen keluarga video call-an sama istrinya, dan Ha Neul yang ada di dekatnya menatap mupeng. Tapi Sang Hoon hyung sedih, anak-anaknya udah pergi sekolah jadi dia nggak bisa ngobrol sama anaknya.. padahal dimanapun di Iceland, dia pasti inget anak istrinya. Uwaa, liat fotonya happy family banget!


Tapi nggak lama Sang Hoon hyung gantian ditelpon, dan anak-anaknya kali ini juga ada di seberang telpon. Lucunya, mereka malah bilang, “Siapa? Tutup telponnya,” Huahahaa, tapi istrinya bilang kalau anak mereka kemaren bilang kalau rindu ayahnya, aaaaww, terharu deh Sang Hoon hyung-nya. Telpon sudah ditutup pun, dia masih natap ponselnya lama.

 
 

Saat itu sudah malem banget, tapi PD Na datang untuk memberitahukan sesuatu yang penting. Kemarin, di daerah Reyjavik sampai Selfoss ada badai dan hujan salju berat. Badai salju terbesar sejak 1937. Anginnya juga sampai 25 m/s. Walaupun salju terus berusaha dibersihkan, tapi banyak mobil yang terjebak dan banyak kecelakaan. Dari footage, badai saljunya bener-bener serem!


Kalau badainya berat, mereka bisa terjebak di Selfoss dan bisa ketinggalan pesawat. Mereka akan lihat ramalan cuaca besok pagi, dan kalau tetap buruk, mereka akan batalkan syuting dan pergi semobil. Selesai bicara, PD Na menyerahkan kresek hitam yang daritadi dibawanya, isinya.. tiga bungkus ramen. Yay!


Jung Woo langsung ke dapur, walaupun badai datang dia tetep mau makan ramen dulu, hahaha. Mereka lalu makan ramen dengan nasi yang sepertinya enaaaak, jadi pengeeen!   

 
 

Selesai makan, Ha Neul tugas cuci piring sambil dengerin musik (OST Misaeng aja dong yang dia puter). Ha Neul yang pantatnya kesana kemari sesuai iringan musik bikin Sang Hoon hyung sama Jung Suk yang masih duduk di meja makan gatel pengen ngerjain. Gerakan geal geol Ha Neul yang makin heboh bikin Sang Hoon hyung si bos mafia nyuruh Jung Suk anak buahnya nusuk pantat Ha Neul pake dua telunjuknya.

 
 

Jung Suk agak berat, tapi akhirnya maju juga meskipun ragu-ragu. Dan nyaris ketahuan karena Ha Neul noleh yang terus cuma disenyumi Jung Suk, biar nggak curiga. Tapi akhirnya Jung Suk berhasil dengan misinya. Ha Neul sampe kaget karena tau-tau ada yang mendarat di pantatnya. Hahaha, usil banget sih!


Berharap cuaca besok cukup baik, four stones pun pergi tidur. Sebelumnya, Jung Suk jemur kaos kakinya dulu di pemanas di kamarnya. Alhamdulilaaaaaah biar baju entah berapa hari nggak dicuci, setidaknya kaos kakinya dicuci ya Allah, hahahaha.

 
 

Paginya, hujan salju makin lebat dan angin kencang tak berhenti. Four stones baru bangun saat para kru datang untuk membicarakan langkah selanjutnya. Pagi ini anginnya cukup kuat dan bahaya untuk pergi, dan kecepatan angin akan paling lemah menjelang sore. Jadi mereka harus menunggu dan berangkat menjelang sore. Mereka seneng malah, soalnya bisa lanjut tidur, haha.


Sementara itu para kru yang menginap di hotel lain menyewa satu pemandu terbaik untuk melihat keadaan di jalan tol 1, jalan utama dan satu-satunya menuju Reykjavik. Yang tricky adalah hari itu suhu pas 0°C, dan dengan suhu segitu jalanan berpotensi jadi sangat licin karena kelembaban sangat rendah. Halangan terbesar ada di bagian akhir, yaitu setelah Selfoss karena mereka harus melewati pegunungan dan harus hati-hati karena jalan licin.


Jelang jam 12, pemilik apartemen datang dan memberitahu kalau sudah hampir waktunya check out. Semua malas-malasan waktu dibangunkan Ha Neul, dan baru bangun setelah dipanggil 30x, itu juga masih ngantuk, hahaha. Padahal Ha Neul yang rajin udah selesai beberes bawaan mereka yang segambreng (tapi makanan sisa semua, hahaa).


Saat interview, Ha Neul ditanya apa perannya di antara four stones.. “Jung Suk mengemudi, Sang Hoon hyung memasak, peranmu apa?”


Ha Neul diam bentar lalu jawab kalau perannya adalah bereaksi. Ha Neul beraksi dengan ketawa paling kenceng selama 1,5 menit untuk setiap jokes nggak penting yang dibuat hyung-hyungnya. Dan, karena jadi yang termuda.. dia juga harus meladeni permintaan-permintaan nggak penting hyungnya.

Jung Woo: “Ha Neul-ah, boleh pinjam pembersih mukamu?”


Jung Suk: “Ha Neul-ah, pasta gigi di mana? Oh, lupakan.. ini ada di mulutku.”


Sang Hoon: “Ha Neul-ah, di mana tanganku?” Dan tetep lho Ha Neul dateng tergopoh-gopoh terus megang tangan Sang Hoon hyung sambil bilang.. ini dia. HUAHAHA, Ha Neul sampe teriak stress, “Rekam saja aku dengan kamera tersembunyi!”

 
 

Tapi berkat Ha Neul, mereka jadi lebih segar saat meninggalkan apartemen. Jung Suk masukkan barang ke bagasi dan bilang dengan semangat ke kru kalau mereka akan ke restoran pizza dekat sini. Tapi dia langsung mengeryit begitu lihat ombak di kejauhan yang tampak tinggi banget. Mereka dibilangin kalau ini cuaca normal di Iceland, dan diminta untuk nggak kaget.


Four stones langsung menuju restoran pizza yang sudah ramai, mungkin karena cuaca buruk. Mereka pesan Americano dan garlic pizza dan satu lagi seperti biasa Jung Woo minta rekomendasi waiternya dan langsung iyain karena harganya nggak terlalu mahal. Karena semua orang di sekeliling mereka makan sup dan roti, Sang Hoon hyung jadi penasaran apa itu gratis?


Uri maknae Ha Neul yang disuruh pergi tanya dan ternyata nggak gratis, beli sup dulu baru dapet rotinya. Tapi Sang Hoon hyung akhirnya maju juga dan beli dua sup untuk mereka berempat.

 
 

Pizza yang kelihatannya enak banget pun datang, garlic pizza dan pepperoni and beef pizza. Mereka makan banyak karena tak tau apa yang akan terjadi hari ini. Selagi makan, ada keheningan yang tak wajar di meja mereka. Sang Hoon hyung yakin mereka berpikiran sama, “Tidakkah kamu terbayang sosis?” HUAHAHAHA, iya ya ini hari pertama mereka nggak ketemu sosis.. sampe kehilangan gituu.


PD Na menghampiri mereka yang sudah selesai makan dan memberi instruksi kalau mobil kru yang akan memandu jalan, mereka akan jadi mobil kedua, dan empat mobil akan jalan pelan-pelan. Yang penting jangan menginjak rem karena mobilnya bisa terdorong angin dan berputar. Intinya, jalan pelan-pelan dan semua akan baik-baik saja.


“Pengemudi terbaik harus turun,” ujar PD Na. Semua langsung nunjuk Jung Suk. PD Na yang tadi udah mau pergi sampe berbalik lagi karena nggak yakin (ha Jung Suk hobinya salah jalan, haha), “Jo Jung Suk-ssi? Bukankah kamu menang Anugrah Supir Terbaik di festival film?” Semua langsung ngakak.

Persiapan ban, kaca depan, kamera, semua sudah oke. Rombongan mulai jalan dengan mobil four stones di urutan kedua. Jung Suk janji akan mengemudi hati-hati dan waspada.


“Sampai jumpa, Vik!” ucap mereka saat mobil berbelok meninggalkan kota.. menuju badai salju ke arah Reykjavik.


3 comments:

  1. Punya link nya yg english/indo sub kah??nyarinya susah yg full :(

    ReplyDelete
  2. Punya link nya yg english/indo sub kah??nyarinya susah yg full :(

    ReplyDelete
  3. knapa aku jd ikut2 khawatir yak sama badai salju di Reykjavik 😟.. gomawo kak Difa sinopsisnya 😊

    ReplyDelete