Sunday, March 13, 2016

Youth Over Flowers in Iceland Episode 6 Part 1


Hujan salju lebat disertai badai yang terjadi di Iceland terakhir kali 78 tahun lalu, kali ini membuat perjalanan four stones kembali ke Reykjavik berkali-kali lipat lebih berat dari seharusnya. Jung Suk bertugas menyetir hari ini, Jung Woo duduk di sebelahnya sebagai asisten (ngelap kaca depan, nanya Jung Suk capek apa nggak), dan dua merkaat di kursi belakang yang menunggu dengan gelisah, hahaha.


Mereka memutuskan mengisi bensin sebelum berangkat, dan karena ini pertama kalinya, mereka bingung di depan mesinnya karena nggak ada tempat untuk naro uangnya. Sang Hoon dan Jung Suk berusaha deketin orang untuk ditanyain.


Jung Suk: “Excuse me.. Excuse me.. Hey! CAN I HELP ME?” (sekali)


Orang yang mereka tanyain ngasih isyarat kalau mereka harus masuk dan tanya di dalam. Di dalam, Jung Suk tanya lagi ke orang pertama yang dia liat, “Excuse me.. CAN I HELP ME?” (dua kali)

HUAHAHAHAHA, dan Jung Suk nggak sadar ada yang aneh dari pertanyaannya.


Untunglah orang itu ngerti kalau mereka mau beli bensin, dan nyuruh mereka nunggu di depan counter. Jadi, buat beli bensin mereka harus beli kartu prabayar dulu, jumlahnya terserah mereka, dan mereka beli senilai 5000 krona. Isi bensin pun berhasil, tapi mereka jadi kebasahan karena cuaca memburuk dan hujan lagi.


Mereka pun jalan hati-hati menyusuri tol menuju Reykjavik di belakang mobil van kru. Untungnya jalanan sudah tidak sebeku tadi. Jung Woo bergumam sedih kalau besok subuh Sang Hoon hyung pulang duluan. “Bagaimana ini setelah Sang Hoon hyung berangkat?” ujar Jung Suk lalu tertawa.


“Bisa apa kalian tanpa aku?” sahut Sang Hoon hyung di kursi belakang. Jadi rupanya, Sang Hoon hyung harus berangkat besok jam 3 pagi dan pulang lebih awal karena ada pentas musikal. Dan selama trip, Sang Hoon hyung rajin sekali mempelajari naskahnya.


Jung Suk mengusulkan untuk pesta malam ini, dan ia ingin kembali ke bar yang pernah mereka datangi dulu. Kalau mereka jadi kembali, mereka masih pakai baju yang persis sama meskipun sudah berhari-hari lalu, hahaha. Sang Hoon hyung bilang ini pasti pertama kalinya mereka pakai baju yang sama selama ini, sampai-sampai bajunya bisa jadi maskot (btw untunglah at least celana dalem mereka dicuci). Mereka jadi persis teletubbies, Tinky Winky, Dipsy, Lala, Po, HUAHAHAHA, semua langsung ngakak.


Jung Suk udah senang karena cuaca nggak seburuk dugaan, tapi drop lagi saat Jung Woo bilang mereka belum masuk daerah yang kena badai. Dan benar, semakin jauh mereka melaju, cuaca makin berubah, hujan salju berangin dan jalanan tampak licin. Ekspresi Jung Suk juga berubah jadi lebih serius. Menurut google map, mereka sudah setengah jalan dan hampir dekat Selfoss. Dan artinya, tantangan sebenarnya akan segera dimulai, antara Selfoss dan Reykjavik adalah daerah berbahaya.


Saat itu masih jam 4 sore, tapi hari sudah mulai gelap dan jalanan bersalju di depan mereka makin lama makin tak tampak. Jung Suk nyaris tak bisa melihat apa-apa dan mengemudi hanya mengandalkan lampu darurat mobil di depan mereka. Kru memberitahu lewat walky talky kalau salju di jalanan terus dibersihkan tapi terus saja menumpuk, jadi mereka akan berhenti dulu di Selfoss dan putuskan di sana, mau lanjut atau tidak.

 
 

Mereka pun berhenti di Selfoss, dan keadaan benar-benar mengkhawatirkan. Salju menumpuk tinggi di jalanan, mobil juga ketutupan salju, dan hujan salju lebat terus turun. Mereka diminta untuk tunggu dulu di sini sampai cuaca membaik. Selagi menunggu, Jung Woo membersihkan kaca depan mobil yang penuh es yang membeku agar kerja wiper tak terganggu.


Semantara itu tim produksi membicarakan langkah selanjutnya, mau lanjut ke Reykjavik atau berhenti di Selfoss. Dan hasilnya, mereka harus terus jalan sebelum salju benar-benar membeku karena itu lebih baik daripada harus mengemudi di atas es (huaa, serem amaat!). Dan PD Na menginstruksikan mereka berhenti setiap kaca depan penuh salju, karena kecepatan wiper nggak sebanding sama hujan saljunya (huaa, tambah serem!).

 
 

Mereka pun lanjut jalan, tapi setelah beberapa saat, jalanan benar-benar tak kelihatan lagi. Di mobil semua diam, four stones terlalu gugup untuk bicara. Mobil mulai berguncang karena angin, mereka mulai menaiki tanjakan yang cukup curam dan harus menaikkan kecepatan. Tiga puluh menit lagi menuju Reykjavik yang rasanya seperti selamanya.


Jarak pandang yang benar-benar nol karena salju, dan kaca depan yang penuh es membeku membuat mereka berhenti dan menepi dulu. Sang Hoon dan Ha Neul turun dan membersihkan salju yang memenuhi kaca depan, sementara Jung Suk dan Jung Woo mengelap embun di kaca dalam. Begitu juga dengan mobil lain.


Setelah semua oke, mereka siap lanjut jalan. Tapi baru mulai gerak, van di depan mereka terperosok di salju. Semua pria turun dan mendorong mobil di tengah hujan salju lebat. Sekali, dua kali belum berhasil, dan mobil baru berhasil keluar di percobaan ketiga. Semua langsung kembali ke mobil dan lanjut jalan.


Hari sudah benar-benar gelap dan salju turun makin lebat. Masih butuh 10 menit untuk sampai. Tapi perlahan lampu jalanan mulai tampak, dan mereka mendekati keramaian kota. Pfiuuuuuuuh, semua lega dan berterimakasih pada Jung Suk yang susah payah menyetir. Astaga sepanjang jalan tadi bener-bener gila! Untunglah semua sampai dengan selamat.


Berhasil mengalahkan cuaca membuat mereka senang, meski Jung Woo merasa seandainya mereka nggak bersama, dia bahkan nggak akan terpikir untuk mencoba. Jung Woo nggak yakin akan tiba dengan selamat kalau dia pergi sendirian. Karena dengan keberadaannya saja, teman sudah memberi dukungan, aaw!


Lega sudah sampai kota, mereka langsung menuju hotel tempat pertama kali mereka menginap, Reykjavik Residence. Mereka kembali ke titik awal perjalanan mereka, bahkan dengan pakaian yang sama. Huahahaha, lima hari lalu sama sekarang kostumnya masih persis sama!

 
 
 

Sisa uang mereka cukup untuk mendapatkan apartemen 3 kamar yang luas. Ruang tamu yang nyaman, dapur besar yang bersih, dan tiga kamar yang nyaman membuat itu jadi hotel terbaik yang pernah mereka tinggali. Mereka sampai heran saking luasnya, ini semua punya kita? Hahahaha.


Mereka pun kembali ke mobil untuk mengeluarkan barang bawaan. “Hyung-nim, kue beras yang kita beli di pasar loak mau diapakan?” tanya Ha Neul (haaaaah, belom dibuang juga??).

“Kue beras? Kamu bisa bawa pulang ke Korea,” jawab Sang Hoon hyung. HUAHAHAHA, itu makanan lho udah bikin bau bagasi dan bikin lalet dateng, masih aja nggak dibuang-buang.


Bahkan di dua hari terakhir, setelah pesen kamar hotel bagus, mereka masih punya uang sisa 1400 dollar. Mereka pun memutuskan makan di luar dan berfoya-foya, meski Jung Suk nggak yakin gimana ngabisin uangnya soalnya mereka nggak biasa foya-foya, haha.

 
 

Mereka pergi ke restoran bagus bernama ‘Fish Company’ yang menjual berbagai hidangan laut dari Reykjavik. Tempat yang hangat membuat mereka harus melepas mantel sebelum masuk, daan karena itu ketahuan kalau Ha Neul pergi cuma pake celana tidurnya, dengan kombinasi aneh jaket yang ditimpa tuxedo di atasnya, huahahaha, aku baru nyadar ih! Ha Neul ternyata fashion disaster! Tapi mau gimana lagi, lha nggak boleh bawa apa-apa, hahaa.


Masing-masing disodorkan menu, dan seperti biasa.. semua hening. Dan seperti biasa lagi, saat semua masih sibuk baca menu, Jung Woo udah mengabaikan buku menu yang tadi dipegangnya, sama sekali nggak peduli, hahaha. Menu yang ditulis dalam berbagai bahasa (Inggris, Iceland, Mexico, Perancis, Spanyol, bahkan Fiji), membuat mereka makin bingung memilih. Dan seperti biasa lagi, Jung Woo usul mereka minta tiga hidangan terbaik saja. Semua setuju, dan minta nasinya jangan lupa.


Waiter pun datang dan merekomendasikan tiga menu utama, dan satu menu tambahan fish of the day seperti permintaan Jung Woo. Langsung mengiyakan semuanya tanpa berpikir soal harga bikin mereka merasa jadi orang kaya baru, yang nggak tau caranya berfoya-foya, hahaa.

 
 
 

Yang pertama datang ke meja adalah tiga gelas chrismast beer special dan wine untuk Jung Woo. Bir yang enak membuat four stones untuk pertama kalinya mentraktir kru, uwiiiiiih, gaya banget! Nggak lama makanan mereka datang, dan semuanya enak. Mereka bahkan merefill bir sama wine, ahaha, mentang-mentang banyak duit!


Mereka bersulang untuk malam terakhir Sang Hoon di Iceland. Berkat Sang Hoon, perjalanan mereka di Iceland sangat menyenangkan. Salah satu perjalanan terbaik dalam hidup mereka.

 
 

Kenyang makan, Sang Hoon ke kasir. Jung Suk udah basa-basi mau traktir kru untuk ronde kedua, tapi langsung dijawil Sang Hoon hyung buat diem karena total makan malam mereka hari ini hampir 400 dollar. Hahahaha, gilaa mahal banget, bisa dapet tiket ke Jepang aku! Mereka ngakak, uang mereka bisa habis dengan sangat cepat, haha. Dan mereka nggak mungkin pesan bir kalau tau harganya semahal itu, haha.


Menghabiskan uang sebanyak itu cuma buat makan malem mau nggak mau bikin Sang Hoon hyung ngerasa berat. Maklum, mereka dulu orang susah. Tapi gimana lagi, mereka cuma bisa ngakak menertawakan mereka yang katanya mau foya-foya, tapi begitu uang berkurang cepet malah nggak siap, hahaha.

 
 
 

Four stones jalan menyusuri jalanan Reykjavik yang indah dan dipenuhi salju. Salju lebat membuat ranting pohon tertutup salju, dan tampak keren sekali. Mereka pun selfie dengan background pohon-pohon cakep itu. Dan pas giliran Ha Neul pose difotoin Sang Hoon, Jung Woo dengan usilnya datang dan ngelempar bola salju ke Ha Neul, huahahaa. Dan semua keusilan Jung Woo dipotret Sang Hoon hyung di ponselnya. Ya ampuun mereka ini *ngakak sampe nangis*


Meskipun sudah malam, mereka harus melakukan sesuatu begitu sampai hotel... wawancara. Sementara Sang Hoon hyung diwawancara, yang lainnya di ruang makan sibuk nyari wiski dan mulai pesta perpisahan tanpa Sang Hoon. Mereka khawatir, gimana kalau Sang Hoon hyung menangis?


Dan tebakan mereka bener, pas wawancara dan ditanya gimana perjalanannya, Sang Hoon hyung malah diem dan mulai menangis.


Di luar, teman-temannya ikut terharu bahkan cuma memikirkan hyung mereka yang mungkin sedang nangis. Ha Neul sampe bilang ke Jung Woo jangan nangis. Tapi sebenarnya mereka semua sama, tipe yang banyak menangis. Omo, really?


Sang Hoon pun kembali. Dia menyangkal kalau nangis, tapi nggak ada yang percaya karena matanya merah dan basah. Mereka pun minum bersama menemani Sang Hoon hyung yang tak berencana tidur malam itu. Mereka ngobrol banyak hal. Dan Sang Hoon hyung pesen, mereka harus habiskan semua uang sebelum perjalanan berakhir.


Makin malam, mereka makin mabuk. Ha Neul mulai cerita kesulitan-kesulitan yang dialaminya selama ini. Sang Hoon hyung bilang Ha Neul harus menghabiskan waktu lebih banyak bersama mereka saat sedih karena semua akan lebih baik saat ditemani sahabat yang mengerti. Jung Woo memuji Ha Neul kalau karirnya sekarang ini sangat bagus. Tapi karena sangat sopan, jujur Jung Woo bilang kalau kadang dia merasa bosan saat bersama Ha Neul karena sahabat karib biasanya saling memaki dan mengerjai satu sama lain untuk bersenang-senang. Ha Neul cuma bisa ketawa waktu Jung Woo nyuruh dia lebih arogan sedikit, dia terlalu rendah hati.


Jung Woo tanya sesuatu dan minta Ha Neul janji jawab dengan jujur, “Siapa yang paling kamu suka dari kami bertiga?” Jung Woo juga janji nggak akan kecewa dengan jawaban Ha Neul, bahkan bergumam kalau dia suka jadi juara ketiga. Haha, yakiiiin?

Dan hasilnya.. 1. Jung Suk, 2. Jung Woo, 3. Sang Hoon.

Semua langsung ngakak, gara-gara jawabannya Ha Neul sampe teriak ‘Jangan bunuh akuu!’ Siksaan untuk Ha Neul masih belum berakhir, Ha Neul yang selalu baik hati diberi kesempatan satu menit untuk memaki hyung-hyungnya atau istilahnya ‘Yaja time’. Semua mulai ngasih contoh, dan beeeep.. tentu makian mereka disensor. Setelah didesak dan terus menerus nolak, barulah Ha Neul mulai.

 
 

Untuk Jung Woo, “Siapa yang pergi ke Iceland bawa bantal leher?” HAHAHA

Untuk Sang Hoon hyung, “Kamu pikir aku suka kamu ya? Berhenti bergurau soal Tsingtao!”

HAHAHA, semua ngakak. Malam terakhir Sang Hoon di Iceland benar-benar seru. Nggak ada yang sakit hati, justru itu yang mereka mau karena saat yang lebih muda nggak nyaman ada di dekat mereka, mereka nggak akan bisa berteman. Hahaha, agak aneh ya harus saling memaki dulu biar lebih deket?


Semua mulai ngantuk dan nggak terasa 20 menit lagi Sang Hoon harus berangkat ke bandara. Sang Hoon bangkit untuk mandi dulu. Saat wawancara, Sang Hoon hyung merasa sedih karena nggak bisa bareng yang lainnya sampai akhir, seandainya dia bisa masak lebih banyak sosis untuk mereka, hahaha, sosis lagi! Sang Hoon hyung udah nyuruh mereka janji habiskan sisa uang mereka, tapi dia yakin akan ada yang nggak bisa habiskan uangnya, hahaa.

 
 
 

Sang Hoon hyung sudah selesai mandi, sudah siap, dan Ha Neul buka pintu salah satu kamar, mau menunjukkan yang sedang dilakukan Jung Suk. Pintu terbuka dan jeng jeng.. Jung Suk tidur pules udah kayak orang pingsan (pasti capek banget udah tegang seharian). Jadi cuma Jung Woo dan Ha Neul yang nganter Sang Hoon hyung sampe depan. Uwaaa, kok sedih yaa? Bye, Sang Hoon hyung..



Jung Suk yang entah jam berapa terbangun keluar hotel, dan tentunya sudah tak ada Sang Hoon hyung. Captionnya, dia bangun terlalu terlambat. Hahaa.


Bersambung ke part 2

3 comments:

  1. Please part2 nya dong.....
    Thanks:-)

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Mbak dif.. part 2 donk..
    Thanks bgt mbak dif buat q suka ma four stones n pngen bgt traveling ke iceland.. haha..

    ReplyDelete